40 pada konsentrasi tinggi mampu merusak membran sitoplasma dan mengendapkan
protein sel Volk dan Wheller, 1993. Senyawa saponin yang bersifat detergen bekerja dengan membentuk suatu
kompleks dengan sterol yang terdapat pada membran, sehingga menyebabkan kerusakan membran Barile, et al., 2006. Rusaknya membran sel bakteri
mengakibatkan membran plasma pecah, sel kehilangan sitoplasma, transport zat terganggu, dan metabolisme terhambat sehingga bakteri mengalami hambatan
pertumbuhan bahkan kematian sehingga menyebabkan sel bakteri lisis Tortora, dkk., 2004. Kandungan tanin mampu mengurangi perlekatan bakteri pada
permukaan gigi dengan menghambat enzim glukosiltransferase GTF yang diproduksi oleh Streptococcus mutans Nuria, dkk., 2009.
4.5 Hasil Identifikasi Bakteri Dengan Menggunakan Pengecatan Gram
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif terlihat bentuk kokus ukurannya 0,8-1,0 µm dengan diameter 0,7-0,9 mikron. Bakteri ini tumbuh
secara anaerobik fakultatif dengan membentuk kumpulan sel-sel yang bentuknya seperti buah anggur tidak bergerak ditemukan satu-satu, berpasangan berantai
pendek atau bergerombol menyerupai buah anggur. Gambar selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 10, halaman 65.
Streptococcus mutans merupakan bakteri Gram positif +, bersifat non motil tidak bergerak, berdiameter 1-
2 μm, bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk bulat atau bulat telur, tersusun seperti rantai dan tidak membentuk spora.
Gambar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 65. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif,
sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam Gram negatif.
Universitas Sumatera Utara
41 Perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif disebabkan
oleh adanya perbedaan struktur pada dinding selnya. Dinding bakteri Gram positif banyak mengandung peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri Gram negatif
banyak mengandung lipoposakarida Pratiwi, 2008.
4.6 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika
Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun Afrika dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans oleh ekstrak etanol daun
Afrika
Konsentrasi Ekstrak Etanol
mgml Diameter daerah hambatan mm
Staphylococcus aureus Streptococcus mutans
500 14,70
14,40 400
13,46 13,13
300 12,73
11,83 200
11,43 10,76
100 10,26
10,16 90
8,53 8,43
80 7,70
7,56 70
7,30 7,16
60 6,80
6,67 50
6,63 6,47
40 6,53
6,33 30
6,26 6,20
20 -
- 10
- -
Blanko -
-
Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran - = tidak ada hambatan
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Afrika dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Streptococcus mutans. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak akan menghasilkan diameter daerah hambat yang semakin besar. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode difusi agaryaitu mengukur diameter zona hambat
Universitas Sumatera Utara
42 pertumbuhan bakteri di sekitarpencadang kertas. Diameter zona hambat akan
meningkat seiring denganpeningkatan konsentrasi ekstrak. Aktivitas antibakteri dapat disebabkan adanyakandungan senyawa kimia yaitu flavonoid, tanin, saponin
dansteroidtriterpenoid. Ekstrak etanol daun Afrika dengan konsentrasi 500 mgml tidak
dimungkinkan untuk dijadikan dosis atau konsentrasi terapi dalam pencegahan karies gigi karena ekstrak etanol daun Afrka dengan konsentrasi 500 mgml
bersifat sangat iritatif yang dikhawatirkan saat pengaplikasian akan mengiritasi bagian mulut lainnya misalnya gusi, bibir dan lidah, maka dilakukan penurunan
konsentrasi ekstrak untuk meminimalkan iritasi. Selain itu, penurunan konsentrasi ekstrak bertujuan untuk efisiensi bahan ekstrak saat pengolahan. Pemeriksaan
dilakukan pada uji aktivitas bakteri pada konsentrasi 500, 400, 300, 200, 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, 10 mgml.
Pada konsentrasi 500, 400, 300, 200, 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, dan 30 mgml ekstrak etanol daun Afrika memiliki daya antibakteri dengan adanya zona
jernih di sekitar pencadang kertas. Diperoleh data bahwa konsentrasi 30 mgml merupakan konsentrasi terkecil yang masih dapat membentuk zona hambat
pertumbuhan bakteri. Menurut Greenwood 1995, mengemukakan bahwa ketentuan kekuatan antibakteri adalah daerah hambatan 20 mm atau lebih berarti
sangat kuat, daerah hambatan 10-20 mm berarti kuat, 5-10 mm berarti sedang dan daerah hambatan 5 mm atau kurang berarti lemah. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa diameter hambat yang didapat dari hasil penelitian ini ekstrak etanol daun Afrika termasuk dalam kategori kuat dan sedang. Penentuan daya antibakteri
suatu tumbuhan dilakukan dengan menentukan konsentrasi hambat minimumnya
Universitas Sumatera Utara
43 Dzulkarnain, dkk., 1996. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
Afrika dapat dilihat Lampiran 12-14, halaman 66-68.
4.7 Hasil Pembuatan Formula Sediaan