ibu di Desa Bunuraya sudah cukup baik namun masih kurang bervariasi karena kurangnya ketersediaan bahan makanan lain disekitar ibu. Selain itu, alangkah lebih
baik apabila dari awal pengenalan makanan tambahan, bayi sudah diberikan makanan buatan ibu.
Kemudian dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa ada ibu yang memberikan makanan keluarga seperti halnya yang dimakan oleh ibu kepada bayinya
sebelum usia 12 bulan yaitu sebanyak 19 orang 30,2, dan yang terbanyak diberikan sejak usia 7 bulan dan 8 bulan yaitu masing-masing sebanyak 6 orang
9,5. Ibu beralasan bahwa bayinya tidak mau diberikan bubur lagi, jika diberikan bubur akan dimuntahkan atau dijadikan mainan oleh bayi sehingga ibu beralih
memberikan makanan keluarga. Atau ada ibu yang memberikan makanan yang seharusnya dimakan oleh ibu kepada bayi dengan cara menyuapkan makanan ibu
kepada bayinya.
5.2 Pengetahuan Ibu Tentang ASI dan MP ASI
Gambaran pengetahuan ibu berdasarkan hasil penelitian di Desa Bunuraya Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2016, masih banyak ditemukan ibu
dengan pengetahuan kurang sebanyak 24 orang 38,1 dari 63 orang yang didata. Hal ini yang menyebabkan ibu untuk lebih memberikan MP ASI dini bukannya
memberikan ASI ekslusif kepada bayi, dan juga memberikan MP ASI tidak sesuai dengan pertambahan usia bayi bahkan memberikan makanan keluarga sebelum
waktunya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sianturi 2016 yang dilakukan di Desa Suka Dame Kecamatan Tigapanah, yang mana terdapat 37 orang 57,8
Universitas Sumatera Utara
mayoritas responden yang memiliki pengetahuan buruk tentang pemberian ASI Ekslusif, yang mengakibatkan kecenderungan untuk tidak memberikan ASI ekslusif
atau memberikan MP ASI terlalu dini. Sebagian besar ibu masih menggunakan pemahaman yang turun temurun
berkembang di masyarakat, yang tidak sesuai dengan ilmu yang berkembang saat ini. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suhartono 2008, yang mengatakan bahwa sumber
pengetahuan yang kedua adalah berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Sementara pihak-pihak pemegang otritas tersebut
adalah orangtua, guru, ulama atau orang yang dituakan. Memiliki pengetahuan yang baik atau cukup, akan membawa ibu dalam memberikan ASI dan MP ASI sesuai
usia, sehingga mampu mendukung pertumbuhan bayi yang optimal. Pada hasil tabulasi silang antara pengetahuan ibu dengan pola pemberian ASI,
dapat dilihat bahwa ibu dengan pengetahuan kurang sudah memberikan bayinya ASI dengan frekuensi dan durasi yang sesuai pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Hal ini
disebabkan ibu tidak mau bayinya kekurangan ASI sehingga setiap menangis atau pada jam-jam tertentu bayi sudah diberikan ASI. Namun masih juga terdapat ibu
dengan pengetahuan baik masih memberikan bayinya ASI dengan frekuensi dan durasi kurang dari anjuran, karena ibu sudah mengetahuii yang benar namun tidak
melakukan sesuai yang diketahui. Sementara pada pemberian MP ASI, dapat dilihat bahwa ibu yang memliki pengetahuan baik masih memberikan MP ASI tidak baik.
Masih ditemukan banyak ibu dengan pengetahuan baik namun masih memberikan bentuk dan frekuensi ASI tidak sesuai dengan usia bayinya. Hal ini terjadi karena ibu
Universitas Sumatera Utara
mengetahui yang benar namun tidak melakukannya karena lebih memilih melakukan pemahaman yang turun temurun berkembang di masyarakat, atau bayi yang memang
tidak mau lagi diberikan bubur pada usianya. Sehingga harus diberikan makanan keluarga padahal usia bayi masih kurang dari 1 tahun.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pola pemberian ASI di Desa Bunuraya Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo berdasarkan hasil penelitian yang terdiri dari frekuensi dan durasi pemberian ASI
adalah dari 26 ibu dengan bayi usia 0-6 bulan, terdapat 88,55 yang memberikan ASI minimal 8 kali dalam sehari, dan terdapat 69,2 yang memberikan bayinya ASI
minimal 10 menit. 2. Pola pemberian MP ASI di Desa Bunuraya Kecamatan Tigapanah, Kabupaten
Karo berdasarkan hasil penelitian terdiri dari bentuk dan frekuensi. Pada kategori bentuk terdapat 56,1 dari 41 bayi yang diberikan bentuk MP ASI baik atau sesuai
usianya, sedangkan kategori frekuensi makan terdapat 53,7 dengan frekuensi makan sesuai usianya.
3. Pengetahuan ibu di Desa Bunuraya Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo berdasarkan hasil penelitian dibedakan menjadi baik dan kurang. Ibu dengan
pengetahuan baik terdapat 61,9 dan ibu dengan pengetahuan kurang terdapat 38,1.
6.2 Saran
1. Kepada pihak Puskesmas agar memantau pengetahuan ibu serta tindakan pemberian ASI dan MP ASI meliputi usia pertama pemberian ASI, bentuk MP ASI,
serta frekuensi makan bayi secara berkala yang dilaksanakan bekerjasama dengan bidan desa.
Universitas Sumatera Utara