dewasa hingga 125ml per porsi makan; usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.
4. Texture: Tekstur makanan berdasrkan panduan WHO terbaru, langsung diberi purebubur halus lembut tp semikental. Setelah mulai makan beberpa minggu
sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa bubur saring yang lebih bertekstur dibandingkan bubur haluslembut makanan lumat. Mulai usia 9 bulan, anak sudah
bsa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah dijumput oleh anak makanan lembek. Diharapkan mulai usia 1 tahun, anak sudah bias makan makanan
keluarga. 5. Variety : Variasi keberagaman makanan yang dianjurkan diberikan sejak awal
pemberian ASI adalah bahan makanan yang kaya zat besi, terdiri dari sumber karbohidrat, protein nabati kacang-kacangan, protein hewani, sayuran dan buah,
serta sumber lemak tambahan seperti minyak, mentega, margarine, santan dan kaldu. 6. Activeresponsive: Saat member makan, respon anak dengan senyum, juga kontak
mat, dan beri kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bias dipegang untuk merangsang anak aktif makan sendiri.
7. Hygiene: Menyiapakan dan memasak makanan secara higienis. Ibu memastikan makanan bebas pathogen, tidak mengandung racunbahan kimia berbahaya, cuci
bersih, masak, dan simpan dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan.
2.2.9 Cara pemberian makanan tambahan
Pada awal pemberian makanan tambahan harus berupa bubur lunak seperti bubur susu, yaitu tepung serealia misalnya, beras, terigu, dan maizena
Universitas Sumatera Utara
dicampur dengan susu, atau nasi tim dicampur lauk misalnya, daging dan hati dan sayuran misalnya, bayam dan wortel. Untuk memudahkan adaptasi, bubur dibuat
lunak, kemudian secara bertahap ditambahkan campuran lain hingga semakin padat. Akan tetapi, bubur juga tidak boleh terlalu encer sehingga harus memerhatikan
kapasitas lambung bayi.
Lambung bayi menampung 200 ml makanan, dan nutrisi utama yang dibutuhkan adalah bagian padatnya. Anak tidak mungkin makan beberapa mangkok
makanan encer dalam satu porsi. Salah satu cara mengatasi makanan encer ini adalah dengan mengganti airnya dengan susu, atau penambahan bahan berlemakberminyak.
Jika menggunakan produk-produk makanan bayi buatan industry, sajikan seperti aturan yang tercantum agar tidak menjadi terlalu encer Widodo, 2009.
Berdasarkan Widodo 2009 ada beberapa metode pengenalan makanan padat. 1. Memberikan makanan padat saat bayi lapar.
2. Karena bayi secara alamiah cenderung mendorong lidah ke depan, maka diberikan makanan menggunakan sendok dengan mendorong makanan ke belakang.
3. Menggunakan sendok kecil dengan gagang lurus. Awalnya 1 sampai 2 sendok makanan, lalu tingkatkan menjadi 2 sampai 3 sendok makan setiap makan.
4. Kenali kemungkinan alergi anak terhadap makanan, berikan jenis makanan baru setelah interval 4-7 hari.
5. Jangan mengajari anak mencampur makanan dengan susu formula dalam botol. Mengingat bahwa perut memiliki kapasitas kecil, maka anak harus lebih
sering diberi makan. Kebutuhan pangan dan gizi berbeda antar individu, yang salah
Universitas Sumatera Utara
satunya dipengaruhi oleh tahap perkembangan. Tahap ini meliputi kehidupan sebelum lahir, sewaktu bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lansia. Laju
pertumbuhan sebelum dan setelah lahir pre-natal dan post-natal serta semasa bayi 1 tahun adalah lebih cepat daripada tahap lainnya dari kehidupan Yuniastuti, 2008.
Oleh Karena itu, MP ASI hendaknya bersifat padat gizi, mengandung serat, dan minim mengandung bahan yang sulit dicerna. MP ASI tidak boleh bersifat kamba
voluminous sebab akan member rasa kenyang pada bayi. Sifat kamba terutama terdapat pada serelia dan umbi-umbian Nurlinda, 2013.
Anak yang menolak MP ASI merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan kurang gizi. Penyebab anak menolak makanan antara lain Albar 2004
dalam Nurlinda 2013: 1. Anak sakit. Selera makan anak berkurang atau hilang bila ada infeksi cacing,
sakit mulut, atau sakit tenggorokan. 2. Anak tidak senang. Misalnya ibunya sakit, keuar rumah, atau baru melahirkan.
Anak membutuhkan ekstra perhatian dan kasih saying, terutama menjelang makan.
3. Gigi sedang tumbuh. Berikan benda bersih dank eras untuk dikunyah, misalnya sendok.
Menurut Dewi 2010 berdasarkan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, faktor yang mempengaruhi pola pemberian MP ASI diantaranya adalah
pendapatan, besar keluarga, pembagian dalam keluarga, pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengetahuan