Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP ASI Panduan WHO untuk pemberian makanan bayi dan anak

Menginjak usia 9 bulan, bayi yang telah mempunyai gigi dan mulai pandai mengunyah kepingan makanan. Sekitar usia 1 tahun, bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa. Pada saat itu, bayi makan mungkin 4 sampai 5 kali sehari. Anak usia 2 tahun memerlukan makanan separuh takaran orang dewasa Arisman, 2009. Menurut SDKI 2012, Rata-rata anak sehat yang mendapatkan ASI, harus mendapatkan makanan padatsemi padat sebanyak dua sampai dengan tiga kali sehari pada umur 6-8 bulan dan tiga sampai empat kali per hari antara umur 9 sampai dengan 24 bulan, dengan tambahan makanan kecil sebanyak satu sampai dengan dua kali per hari.

2.2.7 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP ASI

Menurut Maryunani 2010, berikut ada beberpa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP ASI. Yang pertama adalah kebersihan alat makan, karena apabila kebersihan tidak diperhatikan akan menimbulkan penyakit pada anak seperti diare. Kemudian membuat makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan anak dan kapasitas lambungnya. Selain itu, ibu juga harus memberikan makanan sebaik- baiknya kepada anak serta membuat variasi makanan agar anak tidak bosan, serta jangan memberikan makanan dekat dengan waktu makan. Memberikan makanan yang berlemak juga menyebabkan anak kenyang lebih lama dan tidak mau makan pada saat jam makan. Dan mengajak balita makan bersama anggota keluarga lain. Kemudian menurut Prabantini 2010, bayi juga menunjukkan kesiapan menerima makanan pendamping jika menunjukkan tanda- tanda berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Bayi mulai memasukkan tangan kemulut dan mengunyahnya. 2. Berat badan sudah mencapai dua kali berat lahir. 3. Bayi merespon dan membuka mulutnya saat disuapi makan. 4. Hilangnya refleks menjulurkan lidah. 5. Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika disodori puting susu. 6. Bayi rewel atau gelisah, padahal sudah diberi ASI atau susu formula 4-5 kali sehari. 7. Bayi sudah bisa mengontrol kepalanya pada posisi tegak dengan baik. 8. Keingintahuannya terhadap makanan yang dimakan oleh orang lain semakin besar. Bayi memerhatikan dengan seksama ketika orang lain makan biasanya mulut mereka ikut mengecap.

2.2.8 Panduan WHO untuk pemberian makanan bayi dan anak

1. Age: MP ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasrkan kesiapan bayi. Pemberian MP ASI telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat. 2. Frequency: Frekuensi pemberian makan: pada awal MP ASI diberikan 1-2 kali; usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 kali camilan; dan pada usia 9-12 bulan 3 kali makan dan 2 kali camilan. 3. Amount: Banyaknya pemberian makanan, yaitu: di awal MP ASI, bayi diberikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan; usia 6-9 bulan bertahap mulai 3 sdm Universitas Sumatera Utara dewasa hingga 125ml per porsi makan; usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan. 4. Texture: Tekstur makanan berdasrkan panduan WHO terbaru, langsung diberi purebubur halus lembut tp semikental. Setelah mulai makan beberpa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa bubur saring yang lebih bertekstur dibandingkan bubur haluslembut makanan lumat. Mulai usia 9 bulan, anak sudah bsa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah dijumput oleh anak makanan lembek. Diharapkan mulai usia 1 tahun, anak sudah bias makan makanan keluarga. 5. Variety : Variasi keberagaman makanan yang dianjurkan diberikan sejak awal pemberian ASI adalah bahan makanan yang kaya zat besi, terdiri dari sumber karbohidrat, protein nabati kacang-kacangan, protein hewani, sayuran dan buah, serta sumber lemak tambahan seperti minyak, mentega, margarine, santan dan kaldu. 6. Activeresponsive: Saat member makan, respon anak dengan senyum, juga kontak mat, dan beri kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bias dipegang untuk merangsang anak aktif makan sendiri. 7. Hygiene: Menyiapakan dan memasak makanan secara higienis. Ibu memastikan makanan bebas pathogen, tidak mengandung racunbahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak, dan simpan dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan.

2.2.9 Cara pemberian makanan tambahan

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Serta Pengetahuan Ibu di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 18

Gambaran Pola Pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Serta Pengetahuan Ibu di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Pola Pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Serta Pengetahuan Ibu di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 11

Gambaran Pola Pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Serta Pengetahuan Ibu di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Sumatera Utara Tahun 2016

1 1 34

Gambaran Pola Pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Serta Pengetahuan Ibu di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Sumatera Utara Tahun 2016

0 4 3

Gambaran Pola Pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Serta Pengetahuan Ibu di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 44

Hubungan Perilaku Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Tahun 2016

0 1 18

Hubungan Perilaku Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Perilaku Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 9

Hubungan Perilaku Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 26