Indeks Pembangunan Manusia Landasan Teori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Dalam landasan teori ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan dan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Bagian ini menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa peneliti terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang diperoleh selama penelitian.

2.1.1. Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia United Nation Development Programme, 1990. Diantara banyak pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya uang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak. Sebagaimana laporan UNDP tahun 1995, dasar pemikiran konsep pembangunan manusia meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian, b. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus berpusat pada penduduk secara komprehensif dan bukan hanya pada aspek ekonomi semata, Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10 c. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan kapasitas manusia, tetapi juga pada upaya memanfaatkan kemampuan kapasitas tersebut secara optimal, d. Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu : pemerataan, produktivitas, pemberdayaan dan kesinambungan, e. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya. Konsep pembangunan manusia yang diprakarsai oleh UNDP ini mengembangkan suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara terukur dan representatif, yang dinamakan Indeks Pembangunan Manusia IPM Human Develompment Index HDI. IPM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990. IPM adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang dibangun berdasarkan tiga komponen dasar yaitu peluang hidup longevity, pengetahuan knowledge dan standar hidup layak living standards. Peluang hidup diukur berdasarkan angka harapan hidup saat lahir, pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, serta hidup layak diukur berdasarkan pengeluaran per kapita yang didasarkan pada paritas daya beli purchasing power parity. Tahun 2010 UNDP merevisi metode penghitungan IPM, sehingga pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru. Perubahan tersebut antara lain : 1 indikator dan 2 metode perhitungan. IPM yang awalnya menggunakan Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11 Angka Melek Huruf sebagai indikator untuk kesejahteraan pada bidang pendidikan, kini diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah. Demikian juga dengan indikator Produk Domestik Bruto PDB per kapita, kini diganti dengan Produk Nasional Bruto PNB per kapita. Dalam metode perhitungan, IPM dengan metode lama yang menggunakan metode agregasi, kini diganti menjadi metode rata-rata geometrik. Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut : a. Dimensi Kesehatan : b. Dimensi Pendidikan : c. Dimensi Pengeluaran : Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12 Dari indeks kesehatan, pendidikan dan pengeluaran tersebut, maka dapat dihitung rata-rata geometrik untuk menghitung nilai IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Untuk melihat capaian IPM antar wilayah, dapat dilihat melalui pengelompokkan IPM dalam beberapa kategori, yaitu : IPM 60 : IPM Rendah 60 ≤ IPM 70 : IPM Sedang 70 ≤ IPM 80 : IPM Tinggi IPM ≥ 80 : IPM Sangat Tinggi Alasan yang mendasar perubahan metodologi penghitungan IPM adalah karena beberapa indikator sudah tidak tepat digunakan dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf sudah tidak relevan dalam mengukur dimensi pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, Angka Melek Huruf disebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik. Demikian halnya dengan PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Penggunaan rumus rata-rata aritmatika dalam penghitungan IPM saat ini menggambarkan bahwa capaian yang rendah pada suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13 Berikut beberapa penjelasan mengenai variabel-variabel dalam metode baru IPM yaitu :

a. Angka Harapan Hidup Saat Lahir – AHH Life Expectancy – e

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten / Kota di Sumatera Utara

1 97 123

Pengaruh Kapasitas Fiskal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Pemerintahan Kota / Pemerintahan Kabupaten di Sumatera Utara

1 63 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembagunan Manusia Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara

1 36 123

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Upaya Pajak Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 37 110

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Perimbangan Terhadap Belanaj Daerah (Pada 9 Pemerintah Kota Provinsi Jawa Barat)

0 6 1

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten / Kota di Sumatera Utara

0 0 11