UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69 b.
Variabel
X
1
Pendapatan Asli Daerah memiliki koefisien positif sebesar 11,515. Peningkatan X
1
sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Y sebesar 11,515.
c. Variabel X
2
Dana Perimbangan memiliki koefisien negatif sebesar 13,309. Ini menunjukan hubungan yang berlawanan arah dengan Indeks
Pembangunan Manusia Y. Hal ini mengandung arti jika X
2
mengalami peningkatan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan Indeks
Pembangunan Manusia Y turun sebesar 13.309 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat diberikan penulis, sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah luas penelitian dan
waktu penelitian sehingga akan memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat. Penelitian selanjutnya agar menambah variabel lain yang berpengaruh terhadap
Indeks Pembangunan Manusia untuk menambah variasi penelitian. 2.
IPM merupakan suatu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa secara simultan, Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Perimbangan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, kedua variabel tersebut menjadi perhatian khusus
oleh Pemerintah Kabupaten Kota dalam membuat kebijakan serta pengambilan keputusan untuk merealisasikan sumber-sumber pendapatan
daerahnya.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
3.
Bagi seluruh Pemerintah Daerah Kabupaten Kota di Sumatera Utara agar mempublikasikan realisasi APBD-nya yang memakai Standar Akuntansi
Pemerintahan secara konsisten, sehingga seluruh Kabupaten Kota di Sumatera Utara dapat dijadikan sampel bagi peneliti selanjutnya serta memberikan
gambaran yang lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Dalam landasan teori ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan dan Indeks Pembangunan Manusia IPM.
Bagian ini menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa peneliti terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang
diperoleh selama penelitian.
2.1.1. Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia United Nation Development
Programme, 1990. Diantara banyak pilihan yang terpenting adalah untuk
berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya uang dibutuhkan agar dapat hidup
secara layak. Sebagaimana laporan UNDP tahun 1995, dasar pemikiran konsep
pembangunan manusia meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a.
Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian, b.
Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh
karena itu, konsep pembangunan manusia harus berpusat pada penduduk secara komprehensif dan bukan hanya pada aspek ekonomi semata,
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10 c.
Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan kapasitas manusia, tetapi juga pada upaya
memanfaatkan kemampuan kapasitas tersebut secara optimal, d.
Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu : pemerataan, produktivitas, pemberdayaan dan kesinambungan,
e. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan
pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya. Konsep pembangunan manusia yang diprakarsai oleh UNDP ini
mengembangkan suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara terukur dan representatif, yang dinamakan
Indeks Pembangunan Manusia IPM Human Develompment Index HDI. IPM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990. IPM adalah indeks
pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang dibangun berdasarkan tiga komponen dasar yaitu peluang hidup longevity,
pengetahuan knowledge dan standar hidup layak living standards. Peluang hidup diukur berdasarkan angka harapan hidup saat lahir, pengetahuan diukur
berdasarkan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, serta hidup layak diukur berdasarkan pengeluaran per kapita yang didasarkan pada paritas
daya beli purchasing power parity. Tahun 2010 UNDP merevisi metode penghitungan IPM, sehingga
pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru. Perubahan tersebut antara lain : 1
indikator dan 2 metode perhitungan. IPM yang awalnya menggunakan
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11 Angka Melek Huruf sebagai indikator untuk kesejahteraan pada bidang
pendidikan, kini diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah. Demikian juga dengan indikator Produk Domestik Bruto PDB per kapita, kini diganti
dengan Produk Nasional Bruto PNB per kapita. Dalam metode perhitungan, IPM dengan metode lama yang menggunakan metode agregasi, kini diganti
menjadi metode rata-rata geometrik. Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan
maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
a. Dimensi Kesehatan :
b. Dimensi Pendidikan :
c. Dimensi Pengeluaran :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12 Dari indeks kesehatan, pendidikan dan pengeluaran tersebut, maka
dapat dihitung rata-rata geometrik untuk menghitung nilai IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Untuk melihat capaian IPM antar wilayah, dapat dilihat melalui pengelompokkan IPM dalam beberapa kategori, yaitu :
IPM 60 : IPM Rendah
60 ≤ IPM 70
: IPM Sedang 70
≤ IPM 80 : IPM Tinggi
IPM ≥ 80
: IPM Sangat Tinggi Alasan yang mendasar perubahan metodologi penghitungan IPM
adalah karena beberapa indikator sudah tidak tepat digunakan dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf sudah tidak relevan dalam mengukur
dimensi pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, Angka Melek Huruf disebagian besar daerah sudah
tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik. Demikian halnya dengan PDB per kapita tidak dapat
menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Penggunaan rumus rata-rata aritmatika dalam penghitungan IPM saat ini menggambarkan
bahwa capaian yang rendah pada suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13 Berikut beberapa penjelasan mengenai variabel-variabel dalam
metode baru IPM yaitu :
a. Angka Harapan Hidup Saat Lahir – AHH Life Expectancy – e
Angka Harapan Hidup Saat Lahir didefenisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH
mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat yang dihitung dari hasil
sensus dan survei kependudukan. b.
Rata-rata Lama Sekolah – RLS Mean Years of Schooling – MYS
Rata-rata Lama Sekolah didefenisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.
Diasumsikan dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan
rata-rata lama sekolah adalah penduduk yang berusia 25 tahun ke atas.
c. Angka Harapan Lama Sekolah – HLS Expected Years of Schooling –