Angka Harapan Lama Sekolah – HLS Expected Years of Schooling – Review Penelitian Terdahulu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13 Berikut beberapa penjelasan mengenai variabel-variabel dalam metode baru IPM yaitu :

a. Angka Harapan Hidup Saat Lahir – AHH Life Expectancy – e

Angka Harapan Hidup Saat Lahir didefenisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat yang dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan. b. Rata-rata Lama Sekolah – RLS Mean Years of Schooling – MYS Rata-rata Lama Sekolah didefenisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk yang berusia 25 tahun ke atas.

c. Angka Harapan Lama Sekolah – HLS Expected Years of Schooling –

EYS Angka Harapan Lama Sekolah didefenisikan lamanya sekolah dalam tahun yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu. Diasumsikan peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan pada berbagai Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14 jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan dalam tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

d. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli Purcashing Power Parity PPP. Rata-rata pengeluaran per kapita setahun dihitung dari level provinsi hingga level kabupaten kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan riil dengan tahun dasar 2012 = 100. Perhitungan paritas daya beli metode baru menggunakan 96 komoditas yang mana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non makanan.

2.1.2. Pendapatan Asli Daerah

Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah. Oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD. Semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD maka semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat. Oleh karena itu, pendapatan asli daerah perlu terus ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang diperlukan untuk penyelenggaran pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap tahunnya terus meningkat. Sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15 Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 pada pasal 6, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD bersumber dari : a. Pajak daerah, b. Retribusi daerah, c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. a Pajak Daerah Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah pada pasal 1 ayat 1, yang dimaksud pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah. Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat dua jenis pengelompokan dalam pajak daerah yaitu jenis pajak yang dikelola oleh pemerintah provinsi dan jenis pajak yang dikelola oleh pemerintah kabupaten kota. Adapun yang termasuk jenis pajak daerah tersebut, yaitu : a. Jenis pajak daerah Provinsi, terdiri dari : Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16 1 Pajak Kendaraan Bermotor, 2 Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, 3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, 4 Pajak Air Permukaan, 5 Pajak Rokok. b. Jenis pajak daerah Kabupaten Kota, terdiri dari : 1 Pajak Hotel, 2 Pajak Restoran, 3 Pajak Hiburan, 4 Pajak Reklame, 5 Pajak Penerangan Jalan, 6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, 7 Pajak Parkir. 8 Pajak Air Tanah, 9 Pajak Sarang Burung Walet, 10 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan 11 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. b Retribusi Daerah Retribusi adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapat pekerjaan usaha milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh daerah baik secara langsung maupun tidak langsung. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17 Oleh karena itu, setiap setiap pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang diberikan kepada masyarakat, sehingga keluasan retribusi daerah terletak pada yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Retribusi sangat berhubungan erat dengan jasa layanan yang diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan. Beberapa ciri-ciri retribusi yaitu : a. Retribusi dipungut oleh negara, b. Dalam pungutan terdapat pemaksaan secara ekonomis, c. Adanya kontraprestasi yang secara langsung dapat ditunjuk, d. Retribusi yang dikenakan kepada setiap orang badan yang menggunakan mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh negara. Dari uraian diatas dapat kita lihat, retribusi daerah dikelompokkan sebagai berikut : a. Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. b. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi : pelayanan dengan menggunakan memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan atau Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18 pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta. c. Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi yang disediakan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. c Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan terdiri dari : a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik negara BUMN dan c. Bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19 d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 bahwa yang termasuk dalam lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi : a. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan, b. Jasa giro, c. Pendapatan bunga, d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh Daerah.

2.1.3. Dana Perimbangan

Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada pasal 1 ayat 18, yang dimaksud Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksananaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kesenjangan fiskal yang terjadi selama ini telah menyebabkan ketergantungan keuangan pemerintah daerah kepada bantuan pemerintah pusat. Padahal, sebenarnya bantuan dana tersebut hanyalah untuk rangsangan bagi daerah agar lebih meningkatkan sumber penerimaan pendapatan asli daerahnya yang merupakan bagian penting dari sumber penerimaan daerah, bukan menjadikan sebagai prioritas utama dalam penerimaan daerah. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20 Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan efisien. Transfer pemerintah pusat berupa Dana Perimbangan terdiri dari : a. Dana Bagi Hasil DBH, b. Dana Alokasi Umum DAU dan c. Dana Alokasi Khusus DAK. a Dana Bagi Hasil DBH Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 pada pasal 1 ayat 20, yang dimaksud dengan Dana Bagi Hasil DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelakasanaan desentralisasi. Lebih lanjut dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa pengalokasian Dana Bagi Hasil DBH pada APBN merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah berupa pajak dan sumber daya alam. Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 pada pasal 160, bahwa Dana Bagi Hasil DBH yang bersumber dari pajak terdiri atas : a. Pajak Bumi dan Bangunan PBB, b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan c. Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21 Sedangkan Dana Bagi Hasil DBH yang bersumber dari sumber daya alam terdiri atas : a. Kehutanan, b. Pertambangan umum, c. Perikanan, d. Pertambangan gas bumi, e. Pertambangan minyak bumi dan f. Pertambangan panas bumi. Dalam pengalokasian dan penyaluran Dana Bagi Hasil DBH, ada tiga prinsip yang digunakan, yaitu : a. Pengalokasian DBH dilakukan berdasarkan prinsip by origin daerah penghasil, b. Penyaluran berdasarkan realisasi penerimaan dan c. DBH PPh pasal 21 didasarkan atas pemotong atau pemungut pajak di tempat bendaharawan terdaftar sebagai Wajib Pajak dan PPh pasal 25 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri berdasarkan tempat domisili atau tempat usaha Wajib Pajak terdaftar. b Dana Alokasi Umum DAU Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disebut DAU merupakan bagian dari Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22 tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pada dasarnya jenis-jenis transfer dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu : 1 Transfer tanpa syarat uncoditional grants, general purpose grants, block grants dan 2 Transfer dengan syarat conditional grants, categorical grants, specific purpose grants. Dana Alokasi Umum merupakan dana transfer yang bersifat “block grants” dalam kategori transfer tanpa syarat. Artinya, ketika dana tersebut diberikan pemerintah pusat, maka pemerintah daerah memiliki diskresi, bebas untuk menggunakan serta mengalokasikan dana transfer tersebut sesuai dengan prioritas kebutuhan daerah tanpa ada intervensi oleh pemerintah pusat untuk peningkatan pelayanan masyarakat dalam rangka otonomi daerah. Selain itu, Dana Alokasi Umum juga sering disebut bantuan tak bersyarat unconditional grants karena merupakan jenis transfer antar tingkat pemerintah yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu Lugastro dan Ananda, 2013. Kebijakan dalam DAU merupakan suatu instrumen penyeimbang fiskal antar daerah. Sebab tidak semua daerah memiliki struktur dan kemampuan fiskal yang sama. DAU bagian dari kebijakan transfer fiskal dari pusat ke daerah yang berfungsi sebagai pemerataan fiskal antara daerah-daerah serta memperkecil kesenjangan kemampuan fiskal atau keuangan daerah. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23 Kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan dengan menggunakan pendekatan konsep fiscal gap, dimana kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan atas kebutuhan daerah fiscal need dan potensi daerah fiscal capacity . Dengan pengertian lain, DAU digunakan untuk menutup celah yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan daerah yang ada. Berdasarkan konsep fiscal gap tersebut, alokasi DAU bagi daerah yang memiliki potensi fiskalnya besar namun kebutuhan fiskalnya kecil akan memperoleh alokasi DAU relatif kecil, Sebaliknya, daerah yang memiliki potensi fiskalnya kecil, tetapi kebutuhan fiskalnya besar memperoleh alokasi DAU yang relatif besar. c Dana Alokasi Khusus DAK Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut DAK merupakan bagian dari Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Yang dimaksud dengan daerah tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan setiap tahun untuk mendapatkan alokasi DAK. Jadi, tidak semua daerah mendapatkan alokasi DAK. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 24 Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, yang dimaksud dengan kebutuhan khusus adalah 1 Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum, dalam pengertian kebutuhan yang tidak sama dengan kebutuhan daerah lain, misalnya : kebutuhan di kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi prasarana baru, pembangunan jalan di kawasan terpencil, saluran irigasi primer dan saluran drainase primer 2 Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Dalam pengalokasian, DAK ditentukan dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. DAK disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari rekening kas umum negara ke rekening kas umum daerah. Oleh sebab itu, DAK dicantumkan dalam APBD. DAK tidak dapat diperuntukkan untuk mendanai administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan dan perjalanan dinas. DAK diprioritaskan untuk daerah yang memiliki kemampuan fiskal rendah atau dibawah rata-rata nasional. Kemampuan fiskal rendah didasarkan pada selisih antara realisasi penerimaan umum daerah dengan belanja pegawai negeri sipil daerah pada APBD tahun anggaran. DAK digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik antara lain : pembangunan rumah sakit, pendidikan, jalan, pasar, irigasi, dan air bersih. DAK dapat disamakan dengan belanja pembangunan karena digunakan untuk mendanai peningkatan kualitas pelayanan publik Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 25 berupa pembangunan sarana dan prasarana publik Ndadari dan Adi, 2008. Adapun tujuan pengalokasian DAK yang ingin dicapai yaitu menyediakan layanan dan keterjangkauan akses, menyediakan layanan pendidikan bermutu, berkesetaraan dan relevan, pencapaian standar sarana, dan peningkatan daya saing serta pemberdayaan potensi daerah. Dana Alokasi Khusus termasuk jenis transfer dengan syarat conditional grants . Transfer ini biasanya digunakan untuk keperluan yang dianggap penting oleh pemerintah pusat namun kurang dianggap penting oleh pemerintah daerah. Transfer dana ini dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu 1 Transfer Pengimbang matching grants dan 2 Transfer Bukan Pengimbang nonmatching grants. Matching grant adalah transfer yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menutup sebagian atau seluruh kekurangan pembiayaan atas jenis urusan tertentu. Matching grants dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu 1 transfer pengimbang tak terbatas open-ended matching grants dan 2 transfer pengimbang terbatas closed-ended matching grants . Dari kedua jenis transfer ini Dana Alokasi Khusus merupakan jenis transfer pengimbang tidak terbatas open-ended matching grants. Open-ended matching grants adalah transfer yang ditujukan untuk menutup seluruh kekurangan dana. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 26

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Ida Ayu Candra Yunita Sari 2015 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal pada Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Variabel Dependen : IPM Variabel Independen : 1. PAD 2. BM - Variabel PAD dan BM berpengaruh positif signifikan pada peningkatan IPM. Ardiansyah Vitalis Ari dan Widiyaningsih 2014 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah Variabel Dependen : IPM Variabel Independen : 1. PAD 2. DAU 3. DAK - Variabel PAD berpengaruh positif signifikan terhadap IPM. - Variabel DAU berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap IPM. - Variabel DAK berpengaruh negatif signifikan terhadap IPM - PAD, DAU, DAK berpengaruh signifikan terhadap IPM Lilis Setyowati dan Yohana Kus Suparwati 2012 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus , Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah Variabel Dependen : IPM Variabel Independen : 1. Pertumbuhan Ekonomi 2. DAU 3. DAK 4. PAD Variabel Intervening : PABM - Variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh positif terhadap IPM melalui PABM. - Variabel DAU, DAK, PAD berpengaruh positif terhadap IPM melalui PABM. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 27 Tabel 2.1 Lanjutan Ayu Kurnia Sari 2011 Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal di Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Variabel Dependen : IPM Variabel Independen : 1. TKF 2. PAD Variabel Intervening : BM - Variabel TKF dan PAD berpengaruh signifikan terhadap IPM. - Variabel TKF melalui BM berpengaruh secara tidak langsung terhadap IPM. Riva Ubar Harahap 2010 Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Variabel Dependen : IPM Variabel Independen : 1. DAU 2. DAK 3. DBH - Variabel DAU, DAK dan DBH secara simultan berpengaruh terhadap IPM. - Variabel DAU, DAK dan DBH secara parsial tidak berpengaruh terhadap IPM.

2.3. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten / Kota di Sumatera Utara

1 97 123

Pengaruh Kapasitas Fiskal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Pemerintahan Kota / Pemerintahan Kabupaten di Sumatera Utara

1 63 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembagunan Manusia Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara

1 36 123

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Upaya Pajak Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 37 110

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Perimbangan Terhadap Belanaj Daerah (Pada 9 Pemerintah Kota Provinsi Jawa Barat)

0 6 1

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten / Kota di Sumatera Utara

0 0 11