UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
54 Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.69732273
Most Extreme Differences Absolute
.084 Positive
.052 Negative
-.084 Test Statistic
.084 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
2. Hasil Uji Multikolineritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Pendapatan Asli Daerah .312
3.204 Dana Perimbangan
.312 3.204
a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
3. Hasil Uji Heterokosiditas
4. Hasil Uji Autokolerasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .741
a
.549 .531
2.74970 .911
a. Predictors: Constant, Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah b. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Lampiran 6 III.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 96.654
21.845 4.425
.000 Pendapatan Asli Daerah
11.515 1.649
1.176 6.985
.000 Dana Perimbangan
-13.309 3.544
-.632 -3.755
.000 a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Lampiran 7 IV.
Hasil Uji Hipotesis 1.
Hasil Uji Signifikan Simultan Uji- F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
469.449 2
234.724 31.045 .000
b
Residual 385.604
51 7.561
Total 855.053
53 a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
b. Predictors: Constant, Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
Tabel F
2. Hasil Uji Signifikan Parsial Uji- t
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std.
Error Beta
1 Constant
96.654 21.845
4.425 .000
Pendapatan Asli Daerah 11.515
1.649 1.176
6.985 .000
Dana Perimbangan -13.309
3.544 -.632
-3.755 .000
a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
Tabel t
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .741
a
.549 .531
2.74970 a. Predictors: Constant, Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
b. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
DAFTAR PUTSAKA
Ardiansyah dan Vitalis Ari Widiyaningsih. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Indeks
Pembangunan Manusia KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah .
Simposium Nasional Akuntansi 17 Lombok 24-27 September 2014. Decentralization Support Facility. 2010. Laporan Penelitian Dana Transfer Pusat
ke Daerah. Fakultas Ekonomi. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Sumatera
Utara. Medan. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi . Edisi 7. Universitas Diponegoro. Semarang.
Harahap, Riva Ubar. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada
KabupatenKota Di Propinsi Sumatera Utara. Tesis S2 Program
Pascasarjana Akuntansi. USU. Medan. tidak dipublikasikan. Hermawan, Dudi. 2007. Analisis Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Terhadap
Pemerataan Kemampuan Keuangan dan Kinerja Pembangunan Daerah Studi Kasus Kabupaten Kota di Provinsi Banten.
Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan Tesis
. USU Press. Medan Lugastro, D.P. dan C.F. Ananda. 2013. Analisis Pengaruh PAD dan Dana
Perimbangan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia KabupatenKota di Jawa Timur
. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya. Malang. Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Statistik Penelitian Dengan SPSS.
Semarang : Penerbit ANDI, Yogyakarta. Putra, Putu Gede Mahendra dan I Gusti Ketut Agung Ulupui. 2015. Pendapatan
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus untuk Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3 2015 : 863-877.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145 PMK. 07 2013. Tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72 ________________, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001. Tentang
Pajak Daerah. ________________, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009. Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. ________________, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Tentang
Pemerintahan Daerah. ________________, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004. Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Setyowati, Lilis dan Yohana Kus Suparwati. 2012. Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, DAU, DAK, PAD terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Pengalokasian Anggaran Belanja Modal sebagai Variabel
Intervening. Prestasi Vol. 9 No. 1
– Juni 2012. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan RD , Alfabeta, Bandung.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi 11. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
United Nations Development Programme UNDP. 1996. Human Development Report 1996,
New York, Oxford University Press. www.bps.go.id
www.djpk.depkeu.go.id www.sumut.bps.go.id
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen variabel yang
mempengaruhi dan dependen dipengaruhi Sugiyono, 2012: 56. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Perimbangan sebagai variabel independen terhadap Indeks Pembangunan Manusia sebagai variabel dependen.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah Pemerintahan Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan secara bertahap mulai
bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016.
3.3. Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Defenisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
3.3.1. Variabel Independen
Adapun variabel independen bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
3.3.1.1. Pendapatan Asli Daerah X
1
Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Semakin besar rasio yang dihasilkan, maka semakin baik dan efektif kinerja pemerintah dalam
mengolah pendapatan daerah tersebut. Indikator yang digunakan adalah realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD yang bersumber dari
pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah yang diperoleh dari APBD Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2012-2014,
dengan menggunakan skala pengukuran rasio.
3.3.1.2. Dana Perimbangan X
2
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan daerah terhadap transfer dari
pemerintah pusat. Semakin besar rasio yang dihasilkan, maka semakin tinggi tingkat ketergantungan daerah terhadap transfer dari pemerintah
pusat. Indikator yang digunakan adalah akumulasi realisasi Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus
DAK dalam
APBD tahun
anggaran 2012-2014,
dengan menggunakan skala rasio.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
3.3.2. Variabel Dependen
Adapun variabel dependen terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.3.2.1. Indeks Pembangunan Manusia Y
Indeks Pembangunan Manusia adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang dibangun berdasarkan
tiga komponen dasar yaitu peluang hidup longevity diukur dari Angka Harapan Hidup, pengetahuan knowledge diukur dari Angka
Harapan Lama Sekolah dan standar hidup layak living standards diukur dari Paritas Daya Beli atau pendapatan per kapita. Indikator
yang digunakan adalah realisasi IPM tahun 2012-2014, dengan menggunakan skala rasio.
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel dan Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional
Pengukuran Skala
Pendapatan Asli Daerah X
1
Pendapatan yang
diperoleh daerah
yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan.
Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD
dalam tahun anggaran 2012-2014.
Rasio
Dana Perimbangan X
2
Dana yang bersumber dari APBN
yang dialokasikan
kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Jumlah Realisasi
DBH, DAU dan DAK dalam APBD
tahun anggaran 2012-2014.
Rasio
Indeks Pembangunan
Manusia Y Indeks pencapaian kemampuan
dasar pembangunan manusia yang dibangun berdasarkan tiga
komponen dasar yaitu peluang hidup, pengetahuan dan standar
hidup layak. Capaian IPM Angka
Indeks tahun 2012- 2014.
Rasio
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.4.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini didefenisikan sebagai kelompok elemen atau unit dimana data yang diperlukan akan dikumpulkan yang lengkap,
biasanya berupa : orang, obyek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk memperlajarinya atau menjadi obyek penelitian Kuncoro, 2009.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah kabupaten kota yang terdapat di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang
terdiri dari 25 dua puluh lima Pemerintah Kabupaten dan 8 delapan Pemerintah Kota yang memiliki data Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana
Perimbangan dan Indeks Pembangunan Manusia IPM yang dipublikasikan selama 3 tiga tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
3.4.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu Sugiyono, 2012.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36 Adapun data sampel yang diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :
1. Daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara yang secara konsisten
mempublikasi Laporan Realisasi APBD- nya yang memakai format Standar Akuntansi Pemerintahan dalam situs Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan selama periode tahun 2012-2014. 2.
Ketersediaan data IPM daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara hasil perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS
Provinsi Sumatera Utara selama periode tahun 2012-2014. Berdasarkan kriteria sampel tersebut diperoleh 18 sampel yang
memenuhi kriteria, yaitu 15 Kabupaten dan 3 Kota di Provinsi Sumatera Utara, sehingga jumlah sampel yang diteliti adalah 54 sampel 18 dikali 3
tahun.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian Dari Hasil Kriteria Purposive Sampling
No. Kabupaten Kota
Kriteria Sampel
1 2
1. Kab. Nias
× √
- 2.
Kab. Mandailing Natal √
√ Sampel 1
3. Kab. Tapanuli Selatan
√ √
Sampel 2 4.
Kab. Tapanuli Tengah √
√ Sampel 3
5. Kab. Tapanuli Utara
× √
- 6.
Kab. Toba Samosir ×
√ -
7. Kab. Labuhan Batu
√ √
Sampel 4 8.
Kab. Asahan √
√ Sampel 5
9. Kab. Simalungun
√ √
Sampel 6 10.
Kab. Dairi √
√ Sampel 7
11. Kab. Karo
√ √
Sampel 8 12.
Kab. Deli Serdang √
√ Sampel 9
13. Kab. Langkat
√ √
Sampel 10 14.
Kab. Nias Selatan ×
√ -
15. Kab. Humbang Hasundutan
× √
- 16.
Kab. Pakpak Bharat √
√ Sampel 11
17. Kab. Samosir
√ √
Sampel 12
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Tabel 3.2 Lanjutan
18. Kab. Serdang Bedagai
√ √
Sampel 13 19.
Kab. Batu Bara ×
√ -
20. Kab. Padang Lawas Utara
√ √
Sampel 14 21.
Kab. Padang Lawas ×
√ -
22. Kab. Labuhan Batu Selatan
× √
- 23.
Kab. Labuhan Batu Utara ×
√ -
24. Kab. Nias Utara
× √
- 25.
Kab. Nias Barat √
√ Sampel 15
26. Kota Sibolga
√ √
Sampel 16 27.
Kota Tanjung Balai ×
√ -
28. Kota Pematangsiantar
√ √
Sampel 17 29.
Kota Tebing Tinggi √
√ Sampel 18
30. Kota Medan
× √
- 31.
Kota Binjai ×
√ -
32. Kota Padang Sidempuan
× √
- 33.
Kota Gunung Sitoli ×
√ -
Sumber : DJPK dan BPS
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya Husein, 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel pooled data yaitu data yang
menggabungkan antara data runtut waktu time series dan data silang cross section
. Time series atau runtut waktu adalah himpunan observasi data terurut dalam waktu, sedangkan Cross Section adalah sekumpulan data untuk meneliti
suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui situs website
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DJPK Republik Indonesia www.djpk.depkeu.go.id, Badan Pusat Statistik Nasional Republik Indonesia
www.bps.go.id, Badan
Pusat Statistik
Provinsi Sumatera
Utara www.sumut.bps.go.id, buku, jurnal, skripsi, thesis dan sumber-sumber lainnya.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
3.6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, dengan data menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan secara
rutin oleh instansi tertentu kemudian digunakan oleh sipeneliti Lubis, 2012. Data sekunder penelitian ini adalah data realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Kota
di Provinsi Sumatera Utara yang dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DJPK periode tahun 2012 sampai tahun 2014 dan data
Indeks Pembangunan Manusia IPM Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan
Sumatera Utara tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Selain itu, peneliti juga melakukan studi kepustakaan dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
3.7. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik dengan menggunakan software SPSS Statistical Package Social Science. Adapun
metode analisis data yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda multiple regression analysis, pengujian asumsi klasik dan
pengujian hipotesis.
3.7.1. Statisitik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata mean, standar deviasi, varian, maksimum,
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39 minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness kemencengan distribusi.
Ghozali, 2013
3.7.2. Uji Asumsi Klasik
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa
asumsi klasik yang mendasari model regresi. Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi
klasik agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien Best Linier Unbiased Estimator
BLUE. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda maka diperlukan pengujian asumsi
klasik. Pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi : uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
3.7.2.1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang
baik adalah data yang mempunyai pola seperti data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong
ke kiri dan ke kanan Ghozali, 2013. Untuk menguji normalitas digunakan dua metode pengujian,
yaitu : Normal p_plot dan diagram histogram. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model-model
regresi dapat digunakan untuk mendeteksi penyebaran. Pada prinsipnya, apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40 dengan menggambarkan penyebaran data titik melalui sebuah grafik.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Data
keadaan normal bila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal. Kenormalan data juga dapat dilihat dengan diagram histogram,
dimana keputusan pengambilan kesimpulannya, jika grafik histogram tidak condong ke kiri dan ke kanan maka data penelitian berdistribusi
normal dan sebaliknya. Pedoman keputusan pengambilan kesimpulan tentang data
tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :
a. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi
data adalah tidak normal, b.
Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah normal.
3.7.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Jika terjadi korelasi antar variabel independen maka akan ditemukan adanya masalah multikolinearitas. Suatu model regresi yang baik
harus tidak terjadi adanya korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinearitas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41 a.
Melihat angka Collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance Inflation Factor
VIF. Jika angka VIF 10, maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinearitas.
b. Melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinearitas
yang tidak menunjukkan nilai 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas Nugroho, 2005
3.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas.
Sedangkan jika varian berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas, atau tidak
terjadi heterokedastisitas. Dasar analisis yang digunakan dalam uji heterokedastisitas
dijelaskan sebagai berikut : a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola teratur, bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas b.
Jika tidak ada pola tertentu serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas Ghozali, 2013.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
3.7.2.4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka ada masalah autokorelasi Ghozali, 2013.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini timbul
karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya yang biasanya dijumpai pada data deret
waktu time series. Konskeuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sampel tidak dapat menggambarkan variace
populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai
independen tertentu. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dapat
dideteksi dengan uji Durbin-Waston DW test. Pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut :
a. Angka DW -2, berarti ada autokorelasi positif,
b. Angka -2 DW +2, berarti tidak ada autokorelasi,
c. Angka DW +2, berarti ada autokorelasi negatif.
3.7.3. Analisis Regresi Berganda
Pengujian yang dilakukan untuk hipotesis pertama menggunakan Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis. Analisis regresi
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43 berganda bertujuan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih,
dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen Ghozali, 2013.
Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis pertama dengan formula sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Dimana : Y = Indeks Pembangunan Manusia
a = Konstanta X
1
= Pendapatan Asli Daerah X
2
= Dana Perimbangan b
1
= Koefisien Regresi Pendapatan Asli Daerah b
2
= Koefisien Regresi Dana Perimbangan e
= Error penganggu
3.7.4. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan
jumlah populasi maka tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak ataupun menerima suatu
hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian
terhadap variabel-variabel penelitian baik secara simultan maupun parsial. Pengujian secara simultan digunakan uji statistik F atau uji signifikan
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44 simultan dan pengujian secara parsial digunakan uji statistik t atau uji
signifikan parsial. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan 3 tiga cara, yaitu:
3.7.4.1. Uji Signifikan Simultan Uji- F
Uji- F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2013. Adapun langkah pengambilan keputusan untuk uji- F sebagai berikut :
a.
H
o
: b
1
=b
2
=0 , artinya variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
b.
H
a
: b
1
≠b
2
≠0, artinya variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Maka, dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 1
Jika Sig. F statistik 0,05 signifikan secara statistik, maka H
o
ditolak, 2
Jika Sig. F statistik 0,05 signifikan secara statistik, maka H
o
diterima.
3.7.4.2. Uji Signifikan Parsial Uji- t
Uji- t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45 signifikan. Adapun langkah pengambilan keputusan untuk uji- t
sebagai berikut : a.
H
o
: b
1
b
2
=0 , artinya variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
b.
H
a
: b
1
b
2
≠0, artinya variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel, yaitu : 1
Jika nilai t hitung t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
2 Jika nilai t hitung t tabel maka variabel bebas tidak dapat
berpengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan nilai signifikan hasil output SPSS, yaitu :
1 Jika nilai sig. 0,05 maka variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat. 2
Jika nilai sig. 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Maka, dasar pengambilan keputusan dalam uji- t adalah sebagai berikut :
1 Jika nilai Sig. 0,05 atau jika t hitung t tabel, maka H
o
ditolak H
1
diterima,
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46 2
Jika nilai Sig. 0,05 atau jika t hitung t tabel, maka H
o
diterima H
1
ditolak.
3.7.4.3. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen Ghozali, 2013. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 nol dan 1 satu. Nilai R
2
yang kecil, berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen
sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 satu, berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada
Pemerintahan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara. Data sekunder penelitian ini adalah data realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Kota di Provinsi
Sumatera Utara yang memakai format Standar Akuntansi Pemerintahan, yang dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah Republik
Indonesia selama periode 2012-2014, serta data Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara selama periode 2012-2014 yang
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Populasi yang digunakan adalah seluruh Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebanyak 33 tiga puluh tiga Kabupaten Kota
yang terdiri dari : 25 dua puluh lima Pemerintah Kabupaten dan 8 delapan Pemerintah Kota. Dari populasi sebanyak 33 Kabupaten Kota yang ada di
Provinsi Sumatera Utara tersebut, yang memenuhi kriteria untuk dapat dijadikan sampel penelitian sebanyak 18 delapan belas Kabupaten Kota, yang terdiri
dari : 15 lima belas Pemerintah Kabupaten dan 3 tiga Pemerintah Kota.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan sampel yang telah ada tanpa penarikan kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi. Pengoperasian submenu statistik deskriptif pada SPSS for Windows 23.0 memberikan suatu gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata mean, deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian, sehingga menyajikan
karakteristik tertentu dari suatu data sampel. Dengan demikian, berdasarkan 18 delapan belas Kabupaten Kota yang menjadi sampel dalam penelitian
ini sebagai cross section, dan tahun amatan penelitian selama 3 tiga tahun
sebagai data time series, maka di dapatkan 54 lima puluh empat data
observasi, dengan analisis deskriptif statistik data penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Pendapatan Asli Daerah 54
6.74 8.64
7.6277 .41007
Dana Perimbangan 54
8.40 9.18
8.7783 .19076
Indeks Pembangunan Manusia
54 56.20
75.83 67.6617
4.01660 Valid N listwise
54
Sumber : Hasil Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49 Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa sebagai
berikut : 1.
Variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai minimum sebesar 6,74 ; nilai maksimum sebesar 8,64 ; mean sebesar 7,6277 ; dan standard
deviation sebesar 0,41007 dengan jumlah sampel 54.
2. Variabel X
2
Dana Perimbangan memiliki nilai minimum sebesar 8,40 ; nilai maksimum sebesar 9,18 ; mean sebesar 8,7783 ; dan standard
deviation sebesar 0,19076 dengan jumlah sampel 54.
3. Variabel Y Indeks Pembangunan Manusia memiliki nilai minimum
sebesar 56,20 ; nilai maksimum sebesar 75,83 ; mean sebesar 67,6617 ; dan standard deviation sebesar 4,01660 dengan jumlah sampel 54.
4.1.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi. Adapun syarat penelitian lolos uji asumsi klasik adalah data berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, data penelitian
homokedastisitas tidak heterokedastisitas serta tidak terjadi autokorelasi.
4.1.2.1. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik normal plot yang dapat disimpulkan bahwa jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50 distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal tidak mengikuti garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas. Atau dengan cara penarikan kesimpulan dengan menggunakan nilai Asymp. Sig tentang data
tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat sebagai berikut :
c. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi
data adalah tidak normal, d.
Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah normal.
Untuk menguji apakah data penelitian terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui 2 dua cara, yaitu :
a. Analisis Grafik
Dengan menggunakan analisis grafik, jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik-titik yang menyebar disekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
Sumber: Hasil Output SPSS Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya tidak menjauh dari garis diagonal.
Dengan demikian dapat disimpulkan residual berdistribusi normal, sehingga pengujian terhadap variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah, X
2
Dana Perimbangan, dan Y Indeks Pembangunan Manusia bisa dilanjutkan.
b. Analisis Statistik uji One sample Kolmogorov Smirnov
Dalam penelitian ini, digunakan uji One Sample Kolmogrov- Smirnov Test
dengan ketentuan jika nilai Asymp. Sig atau nilai probabilitas pada masing-masing variabel lebih besar dari tingkat
signifikan 0,05 maka sebaran data adalah normal Ghozali, 2013.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
54 Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.69732273
Most Extreme Differences
Absolute .084
Positive .052
Negative -.084
Test Statistic .084
Asymp. Sig. 2-tailed .200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Output SPSS Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig
sebesar 0,20 lebih besar dari syarat normalitas sebesar 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah, X
2
Dana Perimbangan, dan variabel Y Indeks Pembangunan Manusia terdistribusi secara normal.
4.1.2.2. Hasil Uji Multikolineritas
Uji Multikolonieritas dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi. Uji multikolinearitas data dapat dilakukan dengan matriks korelasi dengan melihat besarnya nilai VIF dan nilai
tolerance . Suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas jika
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53 nilai tolerance lebih besar daripada 0,10 dan nilai VIF hitung lebih
kecil daripada 10.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolineritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Pendapatan Asli Daerah .312
3.204 Dana Perimbangan
.312 3.204
a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Sumber : Hasil Output SPSS Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance pada
variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,312 dan X
2
Dana Perimbangan sebesar 0,312 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF
hitung pada kedua variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan berada dibawah nilai 10. Dengan demikian maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas, sehingga
penelitian dapat dilanjutkan.
4.1.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini untuk
mengetahui ada tidaknya problem heterokedastisitas digunakan scatter plot
. Kriteria grafik scatter plot adalah apabila titik-titik pada scatter
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54 plot
atau diagram pencar tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heterokedastisitas.
Hasil dari uji Heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini.
Sumber : Hasil Output SPSS
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk
memprediksi Indeks
Pembangunan Manusia
berdasarkan variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah, X
2
Dana Perimbangan.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
4.1.2.4. Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t
dengan kesalahan periode t – 1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi ada karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson
DW- test. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson DW- test
Hipotesis 0 Ketentuan
Terjadi Autokorelasi Positif Jika nilai DW dibawah -2DW -2
Tidak Terjadi Autokorelasi Jika nilai DW berada diantara -2 dan
+2 atau - 2 ≤ DW ≤ 2
Terjadi Autokorelasi Negatif Jika nilai DW diatas 2 DW 2
Dari ketiga variabel yaitu variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah, X
2
Dana Perimbangan dan variabel Y Indeks Pembangunan Manusia, maka didapat hasil uji autokorelasi sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .741
a
.549 .531
2.74970 .911
a. Predictors: Constant, Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah b. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Sumber : Hasil Output SPSS Dari output di atas dapat dilihat bahwa nilai DW adalah
0,911. Dengan demikian tidak terjadi autokorelasi karena nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -
2 ≤ 0,911 ≤ 2. 4.1.3.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen antara lain Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangn
terhadap variabel dependen Indeks Pembangunan Manusia, dimana penelitian ini menggunakan metode enter. Dari pengujian asumsi klasik dapat
disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan dalam pengolahan data. Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS, diperoleh hasil pada Tabel 4.6
sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 96.654
21.845 4.425 .000
Pendapatan Asli Daerah 11.515
1.649 1.176
6.985 .000
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
Dana Perimbangan -13.309
3.544 -.632
-3.755 .000 a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 96,654 + 11,515 X1 – 13,309 X2 + e
Dimana : Y
= Indeks Pembangunan Manusia A
= Konstanta X
1
= Pendapatan Asli Daerah X
2
= Dana Perimbangan e
= Error pengganggu Dari persamaan regresi tersebut, maka dapat diinterpretasikan
beberapa hal berikut : 1.
Nilai a konstanta adalah sebesar 96,564, hal ini menunjukkan bahwa jika nilai variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan bernilai konstanta maka akan menyebabkan peningkatan sebesar 96,564.
2.
Variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah memiliki koefisien positif sebesar 11,515. Peningkatan X
1
Pendapatan Asli Daerah sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan peningkatan Y Indeks Pembangunan Manusia
sebesar 11,515.
3.
Variabel X
2
Dana Perimbangan memiliki koefisien negatif sebesar 13,309. Ini menunjukkan hubungan yang berlawanan arah dengan Y
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58 Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini mengandung arti jika X
2
Dana Perimbangan mengalami peningkatan sebesar satu satuan maka akan
menyebabkan Y Indeks Pembangunan Manusia turun sebesar 13,309 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah
tetap.
4.1.4. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan analisis regresi liniear berganda, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Dalam pengujian hipotesis akan dilakukan
pengujian signifikansi koefisien secara simultan Uji- F maupun secara parsial Uji- t dan Koefisien Determinasi R
2
. 4.1.4.1.
Hasil Uji Signifikan Simultan Uji- F
Uji- F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2013.
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 3
Jika Sig. F statistik 0,05 signifikan secara statistik, maka H
o
ditolak, 4
Jika Sig. F statistik 0,05 signifikan secara statistik, maka H
o
diterima. Hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59 o
H : Tidak ada pengaruh antara X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan secara bersama –sama terhadap Y Indeks
Pembangunan Manusia, o
H
a
: Terdapat pengaruh antara X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan secara bersama –sama terhadap Y Indeks
Pembangunan Manusia. Hasil penelitian dengan uji- F dapat dilihat pada
Tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7
Hasil Uji Signifikan Simultan Uji- F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 469.449
2 234.724 31.045
.000
b
Residual 385.604
51 7.561
Total 855.053
53 a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
b. Predictors: Constant, Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan hasil output SPSS di atas F
hitung
adalah 31,045 α 5 Numerator adalah jumlah variabel - 1 atau 3
– 1 = 2 dan Denumerator adalah jumlah kasus
– jumlah variabel atau 54 – 3 = 51 maka dapat dilihat nilai F
hitung
F
tabel
31,045 3,18. Sementara nilai sig. sebesa 0,05 0,000 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan secara bersama – sama terhadap Y Indeks Pembangunan Manusia ditolak. Dengan
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60 demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh antara X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan secara bersama –sama
terhadap Y Indeks Pembangunan Manusia.
4.1.4.2. Hasil Uji Signifikan Parsial Uji- t
Uji- t digunakan untuk menguji apakah secara parsial variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap nilai Y
Indeks Pembangunan Manusia. Untuk mengetahuinya dilakukan uji signifikan nilai koefisien variable X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan dengan uji- t yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan tabel dan nilai signifikansi level. Ada pun
hipotesis dalam uji- t ini, yaitu : c.
H
o
: b
1
b
2
=0 , artinya variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
d.
H
a
: b
1
b
2
≠0, artinya variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Berdasarkan nilai t
hitung
dan t
tabel
, yaitu : -
Jika nilai t
hitung
t
tabel
maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
- Jika nilai t
hitung
t
tabel
maka variabel bebas tidak dapat berpengaruh terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61 Berdasarkan nilai signifikan hasil output SPSS, yaitu :
- Jika nilai sig. 0,05 maka variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat. -
Jika nilai sig. 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Maka, dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah sebagai berikut :
5 Jika nilai Sig. 0,05 atau jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak H
a
diterima, 6
Jika nilai Sig. 0,05 atau jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima H
a
ditolak. Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS, diperoleh hasil
pengujian pada tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji- t
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error Beta
1 Constant 96.654 21.845
4.425 .000 Pendapatan Asli Daerah
11.515 1.649
1.176 6.985 .000
Dana Perimbangan -13.309
3.544 -.632
-3.755 .000 a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan output SPSS tersebut, maka secara parsial
pengaruh dari masing - masing variabel independen terhadap variabel
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62 dependen dapat dijelaskan. Secara parsial pengaruh masing - masing
variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut :
7 Nilai t
hitung
X
1
Pendapatan Asli Daerah sebesar 6,985 sementara nilai t
tabel
sebesar 2,008 dan nilai signifikan 0,00. Jadi kesimpulannya karena t
hitung
t
tabel
6,985 2,008 dan nilai signifikan 0,00 0,05 maka H
ditolak, H
a
diterima. Jadi, secara parsial antara X
1
Pendapatan Asli Daerah terdapat pengaruh signifikan dan memiliki koefisien positif terhadap variabel
Y Indeks Pembangunan Manusia. 8
Nilai t
hitung
X
2
Dana Perimbangan sebesar 3,755 sementara nilai t
tabel
sebesar 2,008 dan nilai signifikan 0,00. Jadi kesimpulannya karena t
hitung
t
tabel
3,755 2,008 dan nilai signifikan 0,00 0,05 maka H
ditolak, H
a
diterima. Jadi, secara parsial antara X
2
Dana Perimbangan terdapat pengaruh signifikan dan memiliki koefisien negatif terhadap variabel Y Indeks Pembangunan
Manusia.
4.1.4.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien R square digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate 1
.741
a
.549 .531
2.74970 a. Predictors: Constant, Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
b. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 maka diperoleh angka R sebesar 0,741. Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan terhadap Y Indeks Pembangunan Manusia mempunyai hubungan sebesar 74,1
dikatakan kuat. Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan 0,549 yang berarti 54,9 dari variabel Indeks Pembangunan Manusia dapat
dijelaskan oleh X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan. Sedangkan sisanya yaitu 45,1 100 - 54,9
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dapat dijelaskan oleh model regresi.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan atas hasil pengujian statistik yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
4.2.1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan tulang punggung pembiayaan belanja daerah untuk penyelenggaraan dan pembangunan daerah.
Hal ini sesuai dengan semangat desentralisasi untuk meningkatkan kemandirian daerah dalam mengurus rumah tangga daerahnya. Oleh karena
itu, pemerintah daerah memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan PAD. Hal ini tidak terlepas dari kinerja pemerintah daerah dimana PAD merupakan
salah satu instrumen pendapatan dalam APBD. Dengan meningkatnya penerimaan PAD maka dapat menanggung sebagian beban belanja daerah
dalam rangka meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah baik itu dibidang : pendidikan, kesehatan maupun kesejahteraan sosial. Sehingga
kualitas pelayanan publik semakin baik yang tentunya berdampak semakin sejahteranya masyarakat dan akan meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia. Namun perlu pertimbangan bahwa upaya peningkatan PAD harus melihat sumber daya daerah dan kemampuan daerah. Kondisi ini jika
pemerintah daerah terlalu banyak membuat peraturan daerah tanpa melihat kemampuan daerahnya maka akan membuat masyarakat terbebani dan
membuat pelaku usaha segan untuk melaukan investasi di daerah tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial, PAD
berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM. Dengan kata lain, bahwa peningkatan PAD
akan secara nyata signifikan dan searah terhadap peningkatan IPM. Hasil
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65 penelitian terlihat dari Uji- t yang menunjukkan hasil t
hitung
t
tabel
6,985 2,008 dan nilai signifikan 0,00 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Sari 2015 dan Ardiansyah, et al. 2014 yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan dan positif terhadap IPM.
4.2.2. Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia
Pembahasan Dana Perimbangan tidak tepat jika dilakukan secara individual karena sifatnya sebagai dana pemerataan kemampuan keuangan
antar daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Komponen dana perimbangan terdiri dari : Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus
DAK dan Dana Bagi Hasil DBH. DAU sifatnya block grants yang penggunaan maupun pengelolaannya merupakan wewenang pemerintah
daerah. Perlu diingat bahwa dalam formulasi DAU, komponen alokasi dasar yang masih menjadi komponen utama mendominasi keseluruhan DAU yang
diterima oleh daerah digunakan untuk belanja pegawai gaji pegawai negeri, karena peningkatan tersebut sebagian besar untuk belanja pegawai bukan
belanja modal. Sehingga peningkatan DAU justru menyebabkan penurunan IPM. Secara umum berdasarkan hasil estimasi, DAU yang tinggi menandakan
IPM yang rendah dikarenakan adanya pengurangan yang cukup besar dari nilai koefisien DAU. Sama halnya dengan DBH merupakan dana
perimbangan yang bersifat block grants. Namun sebenarnya istilah tersebut kurang tepat karena ada beberapa komponen DBH yang penggunaannya
ditentukan oleh negara berdasarkan peraturan terkait.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66 Sedangkan DAK merupakan special grants yang penggunaanya sudah
ditentukan sebagai dana infrastrukur yaitu, sebagai belanja modal untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana fisik. Serupa dengan DAU,
pembahasan DAK tidak tepat jika dibahas secara individual karena merupakan dana pemerataan. DAK digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana
fisik sesuai dengan prioritas nasional serta untuk daerah yang termasuk kategori daerah tertinggal. Daerah dengan DAK yang tinggi belum tentu
memiliki IPM yang tinggi demikian sebaliknya. Tergantung melihat komposisi DAK dan kategori daerah bersangkutan. Secara umum, daerah yang
DAK yang rendah terdapat pada daerah yang maju dan yang mayoritas mempunyai IPM yang tinggi juga. Oleh sebab itu, supaya pemerintah daerah
tidak terlalu bergantung dengan dana perimbangan untuk meningkatkan IPM. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial, Dana
Perimbangan berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien negatif terhadap IPM. Dengan kata lain, bahwa peningkatan Dana Perimbangan akan secara
signifikan menyebabkan penurunan IPM. Hasil penelitian ini terlihat dari Uji- t yang menunjukkan t
hitung
t
tabel
3,755 2,008 dan nilai signifikan 0,00 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ardiansyah, et al.
2014 yang menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus DAK sebagai unsur dari Dana Perimbangan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap IPM.
4.2.3. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan secara
Simultan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67 Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa secara
simultan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Artinya, Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Perimbangan secara simultan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hasil penelitian ini terlihat dari Uji- F yang
menunjukkan F
hitung
F
tabel
31,045 3,18 dan nilai signifikan 0,000 0,05. Walaupun secara parsial kedua tersebut memberikan hasil yang berbeda-beda
terhadap Indeks Pembangunan Manusia, namun secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan uji- F terhadap 2 dua variabel independen bebas terhadap
variabel dependen terikat dengan besaran tingkat signifikan 5, maka Variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah dan X
2
Dana Perimbangan secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Variabel Y Indeks
Pembangunan Manusia. 2.
Dari pengujian secara parsial dengan menggunakan uji- t dengan tingkat signifikan sebesar 5, maka dapat disimpulkan bahwa Variabel X
1
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara signifikan dan memiliki koefisien positif serta X
2
Dana Perimbangan berpengaruh secara signifikan dan memiliki koefisien negatif terhadap Variabel Y Indeks Pembangunan Manusia.
3. Dari persamaan regresi yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut : a.
Nilai a konstanta adalah sebesar 96,564, hal ini menunjukkan bahwa jika nilai Variabel
X
1
Pendapatan Asli Daerah dan
X
2
Dana Perimbangan bernilai konstan, maka akan menyebabkan peningkatan sebesar 96,564.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69 b.
Variabel
X
1
Pendapatan Asli Daerah memiliki koefisien positif sebesar 11,515. Peningkatan X
1
sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Y sebesar 11,515.
c. Variabel X
2
Dana Perimbangan memiliki koefisien negatif sebesar 13,309. Ini menunjukan hubungan yang berlawanan arah dengan Indeks
Pembangunan Manusia Y. Hal ini mengandung arti jika X
2
mengalami peningkatan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan Indeks
Pembangunan Manusia Y turun sebesar 13.309 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat diberikan penulis, sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah luas penelitian dan
waktu penelitian sehingga akan memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat. Penelitian selanjutnya agar menambah variabel lain yang berpengaruh terhadap
Indeks Pembangunan Manusia untuk menambah variasi penelitian. 2.
IPM merupakan suatu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa secara simultan, Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Perimbangan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, kedua variabel tersebut menjadi perhatian khusus
oleh Pemerintah Kabupaten Kota dalam membuat kebijakan serta pengambilan keputusan untuk merealisasikan sumber-sumber pendapatan
daerahnya.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
3.
Bagi seluruh Pemerintah Daerah Kabupaten Kota di Sumatera Utara agar mempublikasikan realisasi APBD-nya yang memakai Standar Akuntansi
Pemerintahan secara konsisten, sehingga seluruh Kabupaten Kota di Sumatera Utara dapat dijadikan sampel bagi peneliti selanjutnya serta memberikan
gambaran yang lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Dalam landasan teori ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan dan Indeks Pembangunan Manusia IPM.
Bagian ini menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa peneliti terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang
diperoleh selama penelitian.
2.1.1. Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia United Nation Development
Programme, 1990. Diantara banyak pilihan yang terpenting adalah untuk
berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya uang dibutuhkan agar dapat hidup
secara layak. Sebagaimana laporan UNDP tahun 1995, dasar pemikiran konsep
pembangunan manusia meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a.
Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian, b.
Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh
karena itu, konsep pembangunan manusia harus berpusat pada penduduk secara komprehensif dan bukan hanya pada aspek ekonomi semata,
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10 c.
Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan kapasitas manusia, tetapi juga pada upaya
memanfaatkan kemampuan kapasitas tersebut secara optimal, d.
Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu : pemerataan, produktivitas, pemberdayaan dan kesinambungan,
e. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan
pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya. Konsep pembangunan manusia yang diprakarsai oleh UNDP ini
mengembangkan suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara terukur dan representatif, yang dinamakan
Indeks Pembangunan Manusia IPM Human Develompment Index HDI. IPM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990. IPM adalah indeks
pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang dibangun berdasarkan tiga komponen dasar yaitu peluang hidup longevity,
pengetahuan knowledge dan standar hidup layak living standards. Peluang hidup diukur berdasarkan angka harapan hidup saat lahir, pengetahuan diukur
berdasarkan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, serta hidup layak diukur berdasarkan pengeluaran per kapita yang didasarkan pada paritas
daya beli purchasing power parity. Tahun 2010 UNDP merevisi metode penghitungan IPM, sehingga
pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru. Perubahan tersebut antara lain : 1
indikator dan 2 metode perhitungan. IPM yang awalnya menggunakan
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11 Angka Melek Huruf sebagai indikator untuk kesejahteraan pada bidang
pendidikan, kini diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah. Demikian juga dengan indikator Produk Domestik Bruto PDB per kapita, kini diganti
dengan Produk Nasional Bruto PNB per kapita. Dalam metode perhitungan, IPM dengan metode lama yang menggunakan metode agregasi, kini diganti
menjadi metode rata-rata geometrik. Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan
maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
a. Dimensi Kesehatan :
b. Dimensi Pendidikan :
c. Dimensi Pengeluaran :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12 Dari indeks kesehatan, pendidikan dan pengeluaran tersebut, maka
dapat dihitung rata-rata geometrik untuk menghitung nilai IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Untuk melihat capaian IPM antar wilayah, dapat dilihat melalui pengelompokkan IPM dalam beberapa kategori, yaitu :
IPM 60 : IPM Rendah
60 ≤ IPM 70
: IPM Sedang 70
≤ IPM 80 : IPM Tinggi
IPM ≥ 80
: IPM Sangat Tinggi Alasan yang mendasar perubahan metodologi penghitungan IPM
adalah karena beberapa indikator sudah tidak tepat digunakan dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf sudah tidak relevan dalam mengukur
dimensi pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, Angka Melek Huruf disebagian besar daerah sudah
tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik. Demikian halnya dengan PDB per kapita tidak dapat
menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Penggunaan rumus rata-rata aritmatika dalam penghitungan IPM saat ini menggambarkan
bahwa capaian yang rendah pada suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13 Berikut beberapa penjelasan mengenai variabel-variabel dalam
metode baru IPM yaitu :
a. Angka Harapan Hidup Saat Lahir – AHH Life Expectancy – e
Angka Harapan Hidup Saat Lahir didefenisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH
mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat yang dihitung dari hasil
sensus dan survei kependudukan. b.
Rata-rata Lama Sekolah – RLS Mean Years of Schooling – MYS
Rata-rata Lama Sekolah didefenisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.
Diasumsikan dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan
rata-rata lama sekolah adalah penduduk yang berusia 25 tahun ke atas.
c. Angka Harapan Lama Sekolah – HLS Expected Years of Schooling –
EYS
Angka Harapan Lama Sekolah didefenisikan lamanya sekolah dalam tahun yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu.
Diasumsikan peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah
penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan
untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan pada berbagai
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14 jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan dalam tahun
yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.
d. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli Purcashing Power Parity PPP. Rata-rata
pengeluaran per kapita setahun dihitung dari level provinsi hingga level kabupaten kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan riil
dengan tahun dasar 2012 = 100. Perhitungan paritas daya beli metode baru menggunakan 96 komoditas yang mana 66 komoditas merupakan makanan
dan sisanya merupakan komoditas non makanan.
2.1.2. Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah.
Oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD.
Semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD maka semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah
terhadap bantuan pemerintah pusat. Oleh karena itu, pendapatan asli daerah perlu terus ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang
diperlukan untuk penyelenggaran pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap tahunnya terus meningkat. Sehingga kemandirian otonomi daerah
yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15 Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
pada pasal 6, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD bersumber dari :
a. Pajak daerah,
b. Retribusi daerah,
c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, d.
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
a Pajak Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah pada pasal 1 ayat 1, yang dimaksud
pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaran pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah. Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat dua jenis pengelompokan dalam pajak daerah yaitu jenis pajak yang dikelola oleh pemerintah provinsi
dan jenis pajak yang dikelola oleh pemerintah kabupaten kota.
Adapun yang termasuk jenis pajak daerah tersebut, yaitu : a.
Jenis pajak daerah Provinsi, terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16 1
Pajak Kendaraan Bermotor, 2
Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, 3
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, 4
Pajak Air Permukaan, 5
Pajak Rokok. b.
Jenis pajak daerah Kabupaten Kota, terdiri dari : 1
Pajak Hotel, 2
Pajak Restoran, 3
Pajak Hiburan, 4
Pajak Reklame, 5
Pajak Penerangan Jalan, 6
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, 7
Pajak Parkir. 8
Pajak Air Tanah, 9
Pajak Sarang Burung Walet, 10
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan 11
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
b Retribusi Daerah
Retribusi adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi
daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapat pekerjaan usaha milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang
diberikan oleh daerah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17 Oleh karena itu, setiap setiap pungutan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang diberikan kepada masyarakat, sehingga keluasan retribusi daerah terletak pada yang dapat
dinikmati oleh masyarakat. Retribusi sangat berhubungan erat dengan jasa layanan yang
diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan. Beberapa ciri-ciri retribusi yaitu :
a. Retribusi dipungut oleh negara,
b. Dalam pungutan terdapat pemaksaan secara ekonomis,
c. Adanya kontraprestasi yang secara langsung dapat ditunjuk,
d. Retribusi yang dikenakan kepada setiap orang badan yang
menggunakan mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh negara. Dari uraian diatas dapat kita lihat, retribusi daerah
dikelompokkan sebagai berikut : a.
Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
b. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi : pelayanan dengan menggunakan memanfaatkan kekayaan
Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan atau
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18 pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan
secara memadai oleh pihak swasta. c.
Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi yang disediakan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang
dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
c Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan terdiri dari :
a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah
BUMD, b.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik negara BUMN dan
c. Bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
kelompok usaha masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 bahwa yang termasuk dalam lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi :
a. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan,
b. Jasa giro,
c. Pendapatan bunga,
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan
e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh Daerah.
2.1.3. Dana Perimbangan
Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada pasal 1 ayat
18, yang dimaksud Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksananaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Kesenjangan fiskal yang terjadi selama ini telah menyebabkan
ketergantungan keuangan pemerintah daerah kepada bantuan pemerintah pusat. Padahal, sebenarnya bantuan dana tersebut hanyalah untuk rangsangan
bagi daerah agar lebih meningkatkan sumber penerimaan pendapatan asli daerahnya yang merupakan bagian penting dari sumber penerimaan daerah,
bukan menjadikan sebagai prioritas utama dalam penerimaan daerah.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20 Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan efisien. Transfer pemerintah pusat berupa Dana Perimbangan
terdiri dari : a.
Dana Bagi Hasil DBH, b.
Dana Alokasi Umum DAU dan c.
Dana Alokasi Khusus DAK.
a Dana Bagi Hasil DBH
Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 pada pasal 1 ayat 20, yang dimaksud dengan Dana Bagi Hasil DBH adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelakasanaan desentralisasi. Lebih lanjut dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa
pengalokasian Dana Bagi Hasil DBH pada APBN merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber daya nasional yang
berada di daerah berupa pajak dan sumber daya alam. Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 pada pasal 160,
bahwa Dana Bagi Hasil DBH yang bersumber dari pajak terdiri atas : a.
Pajak Bumi dan Bangunan PBB, b.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan c.
Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21 Sedangkan Dana Bagi Hasil DBH yang bersumber dari
sumber daya alam terdiri atas : a.
Kehutanan, b.
Pertambangan umum, c.
Perikanan, d.
Pertambangan gas bumi, e.
Pertambangan minyak bumi dan f.
Pertambangan panas bumi. Dalam pengalokasian dan penyaluran Dana Bagi Hasil DBH,
ada tiga prinsip yang digunakan, yaitu : a.
Pengalokasian DBH dilakukan berdasarkan prinsip by origin daerah penghasil,
b. Penyaluran berdasarkan realisasi penerimaan dan
c. DBH PPh pasal 21 didasarkan atas pemotong atau pemungut pajak
di tempat bendaharawan terdaftar sebagai Wajib Pajak dan PPh pasal 25 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri berdasarkan tempat
domisili atau tempat usaha Wajib Pajak terdaftar.
b Dana Alokasi Umum DAU
Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disebut DAU merupakan bagian dari Dana Perimbangan, yaitu dana
yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22 tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pada dasarnya jenis-jenis transfer dapat dikelompokkan menjadi
dua kategori, yaitu : 1 Transfer tanpa syarat uncoditional grants, general purpose grants, block grants
dan 2 Transfer dengan syarat conditional grants, categorical grants, specific purpose grants.
Dana Alokasi Umum merupakan dana transfer yang bersifat “block grants” dalam kategori transfer tanpa syarat. Artinya, ketika
dana tersebut diberikan pemerintah pusat, maka pemerintah daerah memiliki diskresi, bebas untuk menggunakan serta mengalokasikan
dana transfer tersebut sesuai dengan prioritas kebutuhan daerah tanpa ada intervensi oleh pemerintah pusat untuk peningkatan pelayanan
masyarakat dalam rangka otonomi daerah. Selain itu, Dana Alokasi Umum juga sering disebut bantuan tak bersyarat unconditional grants
karena merupakan jenis transfer antar tingkat pemerintah yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu Lugastro dan Ananda,
2013. Kebijakan
dalam DAU
merupakan suatu
instrumen penyeimbang fiskal antar daerah. Sebab tidak semua daerah memiliki
struktur dan kemampuan fiskal yang sama. DAU bagian dari kebijakan transfer fiskal dari pusat ke daerah yang berfungsi sebagai pemerataan
fiskal antara daerah-daerah serta memperkecil kesenjangan kemampuan fiskal atau keuangan daerah.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23 Kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan dengan menggunakan
pendekatan konsep fiscal gap, dimana kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan atas kebutuhan daerah fiscal need dan potensi daerah
fiscal capacity . Dengan pengertian lain, DAU digunakan untuk
menutup celah yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan daerah yang ada.
Berdasarkan konsep fiscal gap tersebut, alokasi DAU bagi daerah yang memiliki potensi fiskalnya besar namun kebutuhan
fiskalnya kecil akan memperoleh alokasi DAU relatif kecil, Sebaliknya, daerah yang memiliki potensi fiskalnya kecil, tetapi kebutuhan
fiskalnya besar memperoleh alokasi DAU yang relatif besar.
c Dana Alokasi Khusus DAK
Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut DAK merupakan bagian dari Dana Perimbangan, yaitu dana
yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan khusus yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Yang dimaksud dengan daerah tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
setiap tahun untuk mendapatkan alokasi DAK. Jadi, tidak semua daerah mendapatkan alokasi DAK.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24 Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, yang
dimaksud dengan kebutuhan khusus adalah 1 Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum, dalam
pengertian kebutuhan yang tidak sama dengan kebutuhan daerah lain, misalnya : kebutuhan di kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa
jenis investasi prasarana baru, pembangunan jalan di kawasan terpencil, saluran irigasi primer dan saluran drainase primer 2
Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Dalam pengalokasian, DAK ditentukan dengan memperhatikan
tersedianya dana dalam APBN. DAK disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari rekening kas umum negara ke rekening kas
umum daerah. Oleh sebab itu, DAK dicantumkan dalam APBD. DAK tidak dapat diperuntukkan untuk mendanai administrasi kegiatan,
penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan dan perjalanan dinas. DAK diprioritaskan untuk daerah yang memiliki kemampuan fiskal
rendah atau dibawah rata-rata nasional. Kemampuan fiskal rendah didasarkan pada selisih antara realisasi penerimaan umum daerah
dengan belanja pegawai negeri sipil daerah pada APBD tahun anggaran.
DAK digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik antara lain : pembangunan rumah sakit, pendidikan, jalan, pasar, irigasi, dan
air bersih. DAK dapat disamakan dengan belanja pembangunan karena digunakan untuk mendanai peningkatan kualitas pelayanan publik
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25 berupa pembangunan sarana dan prasarana publik Ndadari dan Adi,
2008. Adapun tujuan pengalokasian DAK yang ingin dicapai yaitu menyediakan layanan dan keterjangkauan akses, menyediakan layanan
pendidikan bermutu, berkesetaraan dan relevan, pencapaian standar sarana, dan peningkatan daya saing serta pemberdayaan potensi daerah.
Dana Alokasi Khusus termasuk jenis transfer dengan syarat conditional grants
. Transfer ini biasanya digunakan untuk keperluan yang dianggap penting oleh pemerintah pusat namun kurang dianggap
penting oleh pemerintah daerah. Transfer dana ini dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu 1 Transfer Pengimbang matching grants dan
2 Transfer Bukan Pengimbang nonmatching grants. Matching grant adalah transfer yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk menutup sebagian atau seluruh kekurangan pembiayaan atas jenis urusan tertentu. Matching grants dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu 1 transfer pengimbang tak terbatas open-ended matching grants
dan 2 transfer pengimbang terbatas closed-ended matching grants
. Dari kedua jenis transfer ini Dana Alokasi Khusus merupakan jenis transfer pengimbang tidak terbatas open-ended
matching grants. Open-ended matching grants adalah transfer yang
ditujukan untuk menutup seluruh kekurangan dana.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Ida Ayu Candra Yunita
Sari 2015
Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah dan
Belanja Modal pada Peningkatan
Indeks Pembangunan
Manusia
Variabel Dependen :
IPM Variabel
Independen : 1. PAD
2. BM - Variabel PAD dan
BM berpengaruh positif signifikan
pada peningkatan IPM.
Ardiansyah Vitalis Ari dan
Widiyaningsih 2014
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus
Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia Kabupaten Kota di Provinsi Jawa
Tengah Variabel
Dependen : IPM
Variabel Independen :
1. PAD 2. DAU
3. DAK - Variabel PAD
berpengaruh positif signifikan terhadap
IPM. - Variabel DAU
berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap IPM. - Variabel DAK
berpengaruh negatif signifikan terhadap
IPM - PAD, DAU, DAK
berpengaruh signifikan terhadap
IPM Lilis Setyowati
dan Yohana Kus Suparwati
2012 Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi, Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus ,
Pendapatan Asli Daerah Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia dengan
Pengalokasian Anggaran Belanja
Modal Sebagai Variabel Intervening
Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten
dan Kota se-Jawa Tengah
Variabel Dependen :
IPM Variabel
Independen : 1. Pertumbuhan
Ekonomi 2. DAU
3. DAK 4. PAD
Variabel Intervening :
PABM -
Variabel Pertumbuhan
Ekonomi tidak berpengaruh positif
terhadap IPM melalui PABM.
- Variabel DAU,
DAK, PAD berpengaruh positif
terhadap IPM melalui PABM.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Tabel 2.1 Lanjutan
Ayu Kurnia
Sari 2011
Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian
Fiskal dan Pendapatan Asli
Daerah terhadap Indeks Pembangunan
Manusia Melalui Belanja Modal di
Kabupaten Kota Provinsi Sumatera
Utara Variabel
Dependen : IPM
Variabel Independen :
1. TKF 2. PAD
Variabel Intervening :
BM -
Variabel TKF dan PAD berpengaruh
signifikan terhadap IPM.
- Variabel TKF
melalui BM berpengaruh secara
tidak langsung terhadap IPM.
Riva Ubar Harahap
2010 Pengaruh Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus dan Dana Bagi Hasil Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia pada
Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera
Utara Variabel
Dependen : IPM
Variabel Independen :
1. DAU 2. DAK
3. DBH - Variabel DAU,
DAK dan DBH secara simultan
berpengaruh terhadap IPM.
- Variabel DAU, DAK dan DBH secara
parsial tidak berpengaruh
terhadap IPM.
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan teori, dapat dibuat kerangka konseptual yang akan diteliti seperti terlihat pada Gambar 2. 1. Pada gambar tersebut dapat
dilihat Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah X
1
dan Dana Perimbangan X
2
. Sedangkan Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia Y.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Gambar 2. 1 Kerangka Konspetual
1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks Pembangunan
Manusia
Didalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. PAD bersumber dari penerimaan daerah yang berasal dari
sumber ekonomi daerah, terdiri dari : pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. PAD merupakan tulang punggung pembiayaan daerah. Potensi
PAD perlu terus ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja daerah yang diperlukan untuk sektor-sektor yang dapat
Variabel Independen Variabel Dependen
Pendapatan Asli Daerah PAD
X
1
Dana Perimbangan
X
2
Indeks Pembangunan
Manusia IPM
Y H
1
H
2
H
3
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29 meningkatkan indeks pembangunan manusia baik itu dibidang :
pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Keberhasilan kinerja pemerintah daerah bergantung dengan tata cara pengelolahan PAD-nya. Ketika kinerja
pemerintah semakin baik, maka PAD yang dikelola pemerintah semakin efektif sehingga penyelenggaran pemerintahan dan kegiatan pengalokasian
realisasi program-program pembangunan pelayanan publik setiap tahunnya semakin baik pula. Maka dengan efektifnya PAD yang dikelola daerah
akan meningkatkan indeks pembangunan manusia daerah tersebut.
2. Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Indeks Pembangunan