UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14 jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan dalam tahun
yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.
d. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli Purcashing Power Parity PPP. Rata-rata
pengeluaran per kapita setahun dihitung dari level provinsi hingga level kabupaten kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan riil
dengan tahun dasar 2012 = 100. Perhitungan paritas daya beli metode baru menggunakan 96 komoditas yang mana 66 komoditas merupakan makanan
dan sisanya merupakan komoditas non makanan.
2.1.2. Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah.
Oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD.
Semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD maka semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah
terhadap bantuan pemerintah pusat. Oleh karena itu, pendapatan asli daerah perlu terus ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang
diperlukan untuk penyelenggaran pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap tahunnya terus meningkat. Sehingga kemandirian otonomi daerah
yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15 Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
pada pasal 6, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD bersumber dari :
a. Pajak daerah,
b. Retribusi daerah,
c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, d.
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
a Pajak Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah pada pasal 1 ayat 1, yang dimaksud
pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaran pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah. Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat dua jenis pengelompokan dalam pajak daerah yaitu jenis pajak yang dikelola oleh pemerintah provinsi
dan jenis pajak yang dikelola oleh pemerintah kabupaten kota.
Adapun yang termasuk jenis pajak daerah tersebut, yaitu : a.
Jenis pajak daerah Provinsi, terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16 1
Pajak Kendaraan Bermotor, 2
Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, 3
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, 4
Pajak Air Permukaan, 5
Pajak Rokok. b.
Jenis pajak daerah Kabupaten Kota, terdiri dari : 1
Pajak Hotel, 2
Pajak Restoran, 3
Pajak Hiburan, 4
Pajak Reklame, 5
Pajak Penerangan Jalan, 6
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, 7
Pajak Parkir. 8
Pajak Air Tanah, 9
Pajak Sarang Burung Walet, 10
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan 11
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
b Retribusi Daerah
Retribusi adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi
daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapat pekerjaan usaha milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang
diberikan oleh daerah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17 Oleh karena itu, setiap setiap pungutan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang diberikan kepada masyarakat, sehingga keluasan retribusi daerah terletak pada yang dapat
dinikmati oleh masyarakat. Retribusi sangat berhubungan erat dengan jasa layanan yang
diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan. Beberapa ciri-ciri retribusi yaitu :
a. Retribusi dipungut oleh negara,
b. Dalam pungutan terdapat pemaksaan secara ekonomis,
c. Adanya kontraprestasi yang secara langsung dapat ditunjuk,
d. Retribusi yang dikenakan kepada setiap orang badan yang
menggunakan mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh negara. Dari uraian diatas dapat kita lihat, retribusi daerah
dikelompokkan sebagai berikut : a.
Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
b. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi : pelayanan dengan menggunakan memanfaatkan kekayaan
Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan atau
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18 pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan
secara memadai oleh pihak swasta. c.
Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi yang disediakan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang
dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
c Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan terdiri dari :
a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah
BUMD, b.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik negara BUMN dan
c. Bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
kelompok usaha masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 bahwa yang termasuk dalam lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi :
a. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan,
b. Jasa giro,
c. Pendapatan bunga,
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan
e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh Daerah.
2.1.3. Dana Perimbangan