17 terjadi karena pelindung mekanik atau elektrik tidak cukup untuk mencegah
pembentukan progresif droplet-droplet besar. Koalesensi dapat dicegah dengan menggunakan beberapa bahan pengemulsi yang sinergis dan meningkatkan
viskositas dari selaput tipis emulsi antarmuka sehingga droplet yang satu susah berkontak dengan droplet lainnya serta meningkatkan elastisitas selaput
antarmuka. Peningkatan elastisitas dapat menahan pemecahan droplet emulsi Gennaro, 2001; Banker dan Rhodes, 2002.
2.3.7.4 Inversi fase
Suatu emulsi dikatakan inversi karena berubah dari emulsi ma menjadi am atau sebaliknya. Inversi terjadi akibat penambahan elektrolit, mengubah rasio
fase-volume dan ketika emulsi disiapkan dengan pemanasan serta mencampur dua fase yang akan didinginkan Gennaro, 2001.
2.3.7.5 Pemecahan emulsi breaking
Pemecahan merupakan proses ireversibel. Jika emulsi pecah, pencampuran sederhana tidak dapat mensuspensikan globul kembali karena selaput yang
melapisi partikel telah rusak dan minyak cenderung menyatu Martin, 2011.
Gambar 2.4 Jenis ketidakstabilan emulsi 2.3.8 Komponen yang diperlukan untuk memformulasi emulsi lemak
intravena
Komponen yang diperlukan untuk memformulasi emulsi lemak intravena meliputi lemak, bahan pengemulsi dan fase air. Salah satu emulsi lemak intravena
Universitas Sumatera Utara
18 adalah Intralipid 20. Intralipid 20 mengandung minyak kedelai yang
dimurnikan 20 sebagai komponen lemak, fosfolipid yang dimurnikan 1,2 sebagai bahan pengemulsi, gliserin 2,2 dan air untuk injeksi sebagai fase air.
2.3.8.1 Lemak
Fase minyak untuk formulasi emulsi lemak intravena harus memiliki kemurnian yang tinggi, tidak mengandung komponen yang tidak diinginkan
seperti peroksida, pigmen, hasil dekomposisi dan bahan yang tidak dapat disaponifikasi seperti sterol dan polimer Hippalgaonkar, et al., 2010. Asam
lemak tidak jenuh rantai panjang adalah senyawa reaktif yang dapat berubah menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak terjadi melalui ikatan lemak dengan
oksigen. Pembentukan peroksida lemak mengarah pada terjadinya proliferasi pertumbuhan pesat untuk menghasilkan jaringan baru melalui autooksidasi dan
menyebabkan ketidakstabilan dan kerusakan membran sel yang luas Sulastri dan Keswani, 2009. Adanya bahan yang tidak dapat disaponifikasi di dalam lemak
menunjukkan bahwa lemak tersebut tidak murni Channon, 1926. Lemak trigliserida rantai panjang dan trigliserida rantai menengah
umumnya digunakan sendiri atau dikombinasi. Contoh dari trigliserida rantai panjang Long Chain Triglyceride-LCT yang dapat digunakan adalah minyak
kedelai, minyak bunga matahari, minyak wijen dan minyak jarak. Trigliserida rantai menengah Medium Chain Triglyceride-MCT yang dapat digunakan
adalah minyak kelapa Cannon, et al., 2008. Trigliserida rantai panjang LCT merupakan sumber lemak utama untuk
pembuatan nutrisi parenteral. LCT menyediakan sumber kalori non-gula yang tinggi, asam lemak esensial seperti asam linoleat
ω-6 PUFAdan asam α-linolenat ω-3 PUFA, vitamin E dan vitamin K Johnson, et al., 1990; Waitzberg, et al.,
Universitas Sumatera Utara
19 2006; Carpentier dan Dupont, 2000. Emulsi lemak yang mengandung LCT hanya
1½ bagian yang dimetabolisme untuk menghasilkan energi, sisanya disimpan pada jaringan adiposa.
Kandungan yang tinggi dari ω-6 PUFA telah menimbulkan perhatian ketika lemak ini diberikan secara tunggal kepada pasien yang sakit kritis
dan pasien dengan fungsi imun yang lemah, sepsis dan trauma Carpentier dan Dupont, 2000
. Tingginya kandungan ω-6 PUFA menyebabkan peningkatan produksi asam arakidonat yang meningkatkan sintesis mediator pro-inflamasi,
faktor nekrosis tumor α dan interleukin-6 de Meijer, et al., 2009;Fϋrst dan Kuhn, 2000.
Meningkatnya kandungan ω-6 PUFA juga dihubungkan dengan aksi imunosupresif seperti merusak sistem fungsi retikuler endotelial dan menghambat
fungsi limfosit, makrofag dan neutrofil Waitzberg, et al., 2006. Selanjutnya, banyaknya ikatan ra
ngkap pada ω-6 PUFA dan ω-3 PUFA, menyebabkan lemak tersebut cenderung mengalami peroksidasi Calder, et al., 2010. Peroksidasi
lemak dapat menyebabkan kematian sel dan menyebabkan kerusakan DNA, lemak dan protein Calder, et al., 2010; Waitzberg, et al., 2006. Tambahan pula,
fitosterol, suatu isomer dari kolesterol dan komponen lain dari minyak kedelai, dapat menyebabkan efek samping terhadap fungsi hati. de Meijer, et al., 2009;
Clayton, et al., 1993. Trigliserida rantai menengah MCT dapat mengatasi masalah yang
disebabkan LCT. MCT mempunyai keuntungan berupa efek melarutkan yang tinggi, sedikit akumulasi pada jaringan adiposa dan hati, klirens yang cepat dan
resisten terhadap peroksidasi Calder, et al., 2010; Ulrich, et al., 1996; Keenoy, et al., 2002. MCT juga tidak menyebabkan sintesis mediator pro-inflamasi dan
dapat meningkatkan sistem imun Keenoy, et al., 2002; Radermacher, et al., 1992. Oksidasi MCT lebih cepat dan lebih lengkap daripada LCT sehingga lebih
Universitas Sumatera Utara
20 cepat menghasilkan energi. Akan tetapi, pemecahan MCT mungkin menyebabkan
ketosis, sehingga penggunaannya dibatasi terhadap pasien diabetes mellitus atau kondisi klinis yang memburuk dengan kejadian asidosis atau ketosis
Fϋrst dan Kuhn, 2000; Waitzberg, et al., 2006. MCT bukan merupakan sumber asam lemak
esensial dan oksidasi MCT menyebabkan peningkatan suhu tubuh, peningkatan penggunaan energi dan menginduksi toksisitas pada sistem saraf pusat Bach, et
al., 1988. Minyak kedelai merupakan minyak yang kaya akan omega 3 dan omega 6
asam lemak esensial. Penelitian menunjukkan bahwa minyak kedelai efektif dalam mengurangi kandungan kolesterol dan Low Density Lipoprotein LDL
dalam serum serta berperan dalam mencegah aterosklerosis dan penyakit jantung karena kemampuan minyak kedelai dalam mengatur keseimbangan eikosanoid
Karasulu, et al., 2013. Fraksi lemak dari biji kedelai mengandung asam lemak dengan rantai jenuh
yang banyak polyunsaturated fatty acids seperti asam linoleat dan asam linolenat serta asam lemak yang terdapat satu rantai jenuh-asam oleat yang tinggi.
Fraksi lemak dari biji kedelai mengandung asam lemak sekitar 80, 50 dari asam lemak tersebut adalah asam linolenat. Kandungan asam lemak pada minyak
kedelai dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi asam lemak minyak kedelai Banaszkiewicz, 1997 Asam lemak
Jumlah
Asam palmitat 7-12
Asam stearat 2-5
Asam oleat 19-34
Asam linoleat 48-60
Asam linolenat 2-10
Asam arakidat 1.0
Universitas Sumatera Utara
21
2.3.8.2 Bahan pengemulsi