Flokulasi agregasi Creaming dan sedimentasi Koalesensi

15 penstabil emulsi ma dari beberapa lotion dan salep yang digunakan secara eksternal. Kolesterol dan derivat kolesterol dapat digunakan secara eksternal untuk menghasilkan emulsi am. d. Bahan pembasah, dapat berupa anionik, kationik atau nonionik yang diadsorpsi pada permukaan minyak-air untuk membentuk selaput monomolekuler dan mengurangi tegangan antar muka. e. Partikel padat yang terdistribusi halus, dimana bahan ini akan diadsorpsi pada bagian antarmuka antara dua fase cair yang tidak bercampur dan membentuk suatu selaput pada partikel disekeliling globul terdispersi. Contohnya adalah bentonit, magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida Ansel, 2011; Martin, 2011.

2.3.7 Stabilitas fisik emulsi

Faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi adalah pH, suhu, proses pembuatan, jumlah bahan pengemulsi yang digunakan untuk membuat emulsi, perbandingan minyak dan bahan pengemulsi, interaksi komponen emulsi pada bagian antarmuka dan aktivitas biologis Iriart, et al., 2011. Secara umum, suatu emulsi dikatakan tidak stabil secara fisika apabila fase internal membentuk agregat globul bergerak ke bagian atas atau bawah emulsi untuk membentuk lapisan terkonsentrasi serta jika semua atau sebagian cairan dari fase internal memisah dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada bagian atas atau bawah emulsi Ansel, 2011. Stabilitas emulsi ditandai dengan tidak berubahnya penampilan fisik, bau, warna dan sifat fisik lainnya Martin, 2011.

2.3.7.1 Flokulasi agregasi

Flokulasi agregasi merupakan gabungan dari partikel emulsi yang kecil membentuk agregat yang besar yang masih dapat diredispersi. Prosesnya bersifat Universitas Sumatera Utara 16 reversibel dimana tetesan-tetesan minyak tetap utuh. Flokulasi dianggap merupakan awal dari proses koalesensi Banker dan Rhodes, 2002. Agregasi berkaitan dengan potensial listrik dari droplet Gennaro, 2001.

2.3.7.2 Creaming dan sedimentasi

Creaming adalah pergerakan ke atas dari droplet terdispersi terhadap fase pendispersi. Sedimentasi adalah proses kebalikan dari creaming. Kejadian ini terjadi tergantung terhadap massa jenis fase terdispersi dan fase kontinyu Gennaro, 2001; Langley dan Belcher, 2008. Proses ini bersifat reversibel tetapi menyebabkan partikel semakin dekat dan memungkinkan terjadinya koalesensi Ansel, 2011. Berdasarkan hukum Stokes, laju pemisahan tergantung terhadap ukuran partikel dari fase terdispersi, perbedaan densitas antara kedua fase dan viskositas fase eksternal. Dari hukum ini, dapat diketahui cara-cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya creaming adalah meningkatkan viskositas fase kontinu dengan menambah bahan pengental seperti metilselulosa, tragakan atau natrium alginat, mengurangi ukuran partikel globul dengan homogenisasi. Apabila ukuran partikel dikurangi hingga diameter dibawah 2 hingga 5 µm, gerak Brown pada suhu kamar cukup berpengaruh sehingga partikel-partikel mengendap atau mengkrim lebih lambat dari yang diperkirakan dengan hukum Stokes. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengatur densitas fase eksternal dan internal hingga memiliki nilai yang sama. Akan tetapi, perubahan suhu dapat menyebabkan perubahan densitas pula Ansel, 2011; Martin, 2011.

2.3.7.3 Koalesensi

Koalesensi adalah penggabungan penuh droplet sehingga mengurangi jumlah globul lemak dan pemisahan dua fase yang tidak bercampur. Koalesensi Universitas Sumatera Utara 17 terjadi karena pelindung mekanik atau elektrik tidak cukup untuk mencegah pembentukan progresif droplet-droplet besar. Koalesensi dapat dicegah dengan menggunakan beberapa bahan pengemulsi yang sinergis dan meningkatkan viskositas dari selaput tipis emulsi antarmuka sehingga droplet yang satu susah berkontak dengan droplet lainnya serta meningkatkan elastisitas selaput antarmuka. Peningkatan elastisitas dapat menahan pemecahan droplet emulsi Gennaro, 2001; Banker dan Rhodes, 2002.

2.3.7.4 Inversi fase