8
2.1.2 Nutrisi Parenteral Total Sentral
Pemberian melalui vena sentral bersifat lebih permanen daripada pemberian secara perifer. Vena sentral dapat menerima larutan dengan
osmolaritas tinggi dan volume larutan yang lebih banyak dapat diberikan pada satu waktu. Pemberian sentral menggunakan suatu tipe tube kateter yang dipasang
pada vena dibawah tulang selangka vena jugularis atau vena subklavian setelah dioperasi. Apabila jarum suntik berada didalam tubuh, di bawah kulit, selalu
terdapat resiko infeksi yang memasuki darah dan menyebabkan septisemia. Infeksi ini bersifat sangat serius. Jika infeksi terjadi, selang infus yang dipasang
harus dikeluarkan dan nutrisi pasien dihentikan Holman, 1987; Payne-James dan Khawaja, 1993.
2.2 Emulsi Lemak Intravena
Emulsi lemak intravena digunakan sebagai sumber lemak, nutrisi dan kalori, mencegah kekurangan asam lemak esensial asam linoleat dan asam α-linolenat
yang tidak dapat disintesis tubuh yang terjadi ketika nutrisi parenteral diberikan selama tiga minggu tanpa lemak Bartlett, 2014; Waitzberg, et al., 2006; Seidner,
et al., 1989. Penggunaan emulsi lemak intravena harus dibatasi penggunaannya sebab
trigliserida dan komponen lain dari emulsi lemak membentuk kilomikron buatan, yang dihidrolisis tubuh menjadi asam lemak bebas dan sisa partikel kecil diambil
oleh hati Wanten dan Calder, 2007; Atkinson dan Worthley, 2003; Kumpf, 2006; fosfolipid yang berlebihan juga akan membentuk liposom yang
mengganggu metabolisme lemak dan menyebabkan hiperkolesterolemia. Ketika lemak parenteral diberikan secara berlebihan dan kemampuan hati untuk
Universitas Sumatera Utara
9 memprosesnya sedikit dapat menyebabkan hiperlipidemia dan kerusakan hati
Wanten dan Calder, 2007; Kumpf, 2006; Waitzberg, et al., 2006. Emulsi lemak intravena harus diberikan hati-hati kepada pasien sepsis dan kondisi klirens hati
terhadap asam lemak terganggu Kumpf, 2006; Miles, 1993. Syarat emulsi lemak intravena dalam nutrisi parenteral menurut USP 36
adalah sediaan steril dengan kandungan lemak 10, 20 atau 30 dalam pembawa berair. Fase air mengandung 0,6-1,8 fosfolipid telur parenteral, bahan
osmotik seperti gliserin dengan jumlah 1,7-2,5 atau bahan penstabil yang lain seperti garam asam lemak dan emulsi ini mempunyai pH 6-9. Ukuran droplet
menurut metode light scattering, data diinterpretasi dari intensity-wighted mean droplet diameter MDD dimana ukurannya harus kurang dari 500 nm atau 0,5
µm. Globul lemak yang besar dari fase terdispersi dinyatakan sebagai persentase residu lemak dalam globul yang lebih besar dari 5 µm harus tidak lebih dari
0,05. Pengukuran globul besar dilakukan dengan metode light obstruction atau extinction, Menurut Burgess 2005, syarat emulsi lemak intravena adalah
diameter rata-rata dari droplet 1 µm, distribusi droplet yang homogen, tegangan permukaan yang rendah dan isotonis dengan osmolaritas 280-300 mOsmKg.
Apabila emulsi lemak intravena tidak stabil secara fisika selama penyimpanan akan menyebabkan agregasi dan koalesensi yang akan
meningkatkan ukuran droplet lemak dan meningkatkan resiko terjadinya emboli akibat droplet lemak yang besar Moynihan dan Crean, 2009. Ukuran droplet
lemak diatas 5 µm menyebabkan emboli paru Florence dan Gregoriadis, 1998. Intralipid 20 adalah contoh produk emulsi lemak intravena yang
mempunyai indikasi berupa bantuan nutrisi untuk pra dan paska operasi, penyakit saluran cerna akut dan kronik, penyakit yang melemahkan fisik, luka bakar dan
Universitas Sumatera Utara
10 trauma serta kondisi yang tidak sadar dalam waktu yang lama. Intralipid 20
mengandung minyak kedelai yang dimurnikan 20, fosfolipid yang dimurnikan 1,2, gliserin 2,2, natrium hidroksida untuk mengatur pH ±8 dan air untuk
injeksi. Dosis hariannya adalah 2g kgBB hari ISO, 2014.
2.3 Emulsi 2.3.1 Pengertian emulsi