Sedangkan menurut Ahmadi 1990 sikap dapat dibedakan atas: a. Sikap positif, sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima,
mengakui, menyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.
b. Sikap negatif, sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.
d. Tindakan
Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi tindakan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas Notoatmodjo, 1997. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan antara lain:
1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin, melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3. Mekanisme, yaitu apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis atau sesudah itu sudah merupakan kebiasaan. 4. Adaptasi, yaitu tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan
itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.6 Alat Pelindung Diri APD
Menurut Harian Kompas 23 Januari 2007 cacingan bisa ditularkan melalui debu yang mengandung telur cacing, melalui tanah yang mengandung telur cacing
Universitas Sumatera Utara
infektif, melalui tanah yang mengandung larva dan menembus pori-pori kulit kaki dan melalui kuku yang kotor sehingga untuk menghindari terjadinya infeksi perlu
menggunakan APD seperti masker, sarung tangan, alas kaki dan baju kerja. Menurut Depkes RI 2005, penyakit akibat kerja di beberapa negara maju dari beberapa
pengamatan menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi, penyebabnya karena kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai, banyak pekerja yang meremehkan resiko kerja sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman pelindung.
Sedangkan usaha perlindungan diri dalam bekerja dapat dilakukan melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan perlindungan kerja. Namun
kadang-kadang keadaan bahaya belum dapat dikendalikan sepenuhnya sehingga digunakan alat-alat pelindung diri.
Alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan seperti: 1. Enak dipakai.
2. Tidak mengganggu kerja. 3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.
Menurut Suma’mur 1988 alat perlindungan diri jenisnya beragam. Jika digolongkan menurut bagian tubuh yang dilindunginya, jenis alat pelindung diri:
1. Kepala : pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan
2. Mata : kacamata dari berbagai gelas
3. Muka : perisai muka masker
4. Tangan jari-jari : sarung tangan
Universitas Sumatera Utara
5. Kaki : sepatu bot
6. Alat pernafasan : respirator masker khusus
7. Telinga : sumbat telinga, tutup telinga
8. Tubuh : pakaian kerja dari berbagai bahan
Penggunaan alat pelindung diri sebagai salah satu usaha kesehatan dan keselamatan kerja erat hubungannya dengan perilaku seseorang. Banyak faktor yang
mempengaruhi pekerja mau atau tidak mau memakai alat pelindung diri. Menurut Notoatmodjo 1984, faktor-faktor tersebut adalah:
1. Sejauhmana pemakai mengerti kegunaan alat pelindung diri. 2. Penggunaannya yang mudah dan nyaman pada prosedur kerja yang normal.
Adanya sanksi ekonomis, sosial dan disiplin yang dapat digunakan mempengaruhi sikap pekerja.
2.7 Kesehatan Lingkungan Kerja