luas tentang autisme sehingga ibu akan me-mahami arti dari autisme yang se- benarnya.
2.7. Kesinambungan Penanganan Dirumah
Anak dengan gangguan autisme membutuhkan kesabaran yang besar untuk membimbingnya, tidak saja bagi orang tua tetapi orang-orang disekitarnya.
Perilaku anak autis sering diluar kontrol dan ini tentu saja menimbulkan stres tersendiri bagi orang tua maupun orang-orang disekitarnya.
Orang tua dan lingkungan keluarga merupakan orang yang paling berperan dalam penanganan anak penyandang autisme ini. Mereka melakukan usaha untuk
mengubah perilaku negatif anak tersebut menjadi perilaku positif yang dimunculkan, seperti dirumah mengulang kembali terapi yang dilakukan
disekolah khusus tempat anaknya berlatih. Anak belajar melalui banyak cara antara lain melalui peniruan, observasi dan penguatan baik itu positif maupun
negatif. Misalnya ketika orang tua melihat anaknya mampu menyapu kamarnya sendiri maka orang tua akan memuji atas tindakannya tersebut dan ketika mereka
melihat anak merusak barang-barang dikamarnya maka orang tua tersebut akan memberi hukuman pada anaknya Safaria, 2005.
Penderita autisme memerlukan program terapi khusus sebagai usaha penanganan gangguan perkembangan yang dialami. Tujuan program terapi ini
bukanlah untuk merubah anak autis menjadi normal, melainkan melatih anak agar pada akhirnya mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat.
Usaha penanganan ini dilakukan melalui beberapa jenis terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Beberapa jenis terapi yang biasa diberikan pada anak
autis antara lain adalah terapi wicara, terapi perilaku dan terapi okupasi yang pada umumnya merupakan suatu rangkaian terapi yang harus diberikan pada anak autis.
Ketiga jenis terapi ini biasanya diselenggarakan oleh lembaga yang menyediakan layanan terapi untuk anak-anak berkebutuhan khusus Sidhartani, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Landasan Teori
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat Blum, 1974
dalam Notoadmodjo 2007. Oleh sebab itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang ditujukan kepada
faktor perilaku ini sangat strategis. Selanjutnya Green dan Marshall dalam Notoadmodjo 2007 menjelaskan
bahwa perilaku dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yakni : faktor-faktor predisposisi predisposing factors, faktor-faktor yang mendukung
enabling factor dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong reinforcing factor. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha
intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut. Faktor
predisposisi adalah faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat.
Beberapa komponen yang termasuk faktor predisposisi yang berhubungan langsung dengan perilaku antara lain pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan
dan menyadari kemampuan dan keperluan seseorang atau masyarakat terhadap apa yang dilakukannya. Hal ini berkaitan dengan motivasi dari individu atau
kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan. Faktor
enabling memudahkan penampilan seseorang atau masyarakat untuk melakukan suatu tindakan. Faktor ini meliputi sumber-sumber daya pelayanan
kesehatan dan masyarakat yaitu ketersediaan, kemudahan dan kesanggupan. Termasuk juga keadaan fasilitas orang untuk bertindak seperti ketersediaan
transportasi atau ketersediaan program kesehatan. Faktor enabling juga meliputi keterampilan orang, organisasi atau masyarakat untuk melaksanakan perubahan
perilaku. Menurut Notoadmodjo 2005, faktor enabling adalah faktor pemungkin
atau pendukung seperti fasilitas, sarana atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Faktor reinforcing adalah konsekuensi dari determinan perilaku, dengan
adanya umpan balik feedback dan dukungan sosial. Faktor reinforcing meliputi dukungan sosial, pengaruh dan informasi serta feedback dari orang tua, saudara,
lingkungan atau orang-orang yang berperan dan mendukung. Reinforcing dapat positif atau negatif, tergantung dari sikap dan perilaku orang didalam
lingkungannya. Orang tua dan keluarga terdekat memegang peranan penting dalam
penanganan anak autisme dirumah. Mereka harus menjadi semacam organizer dari semua orang yang mau terlibat dalam penanganan anak autisme tersebut
Handojo, 2003.
Gambar 1. Model Teori Perilaku Menurut Green 1980 dalam Notoadmodjo 2007
Proses perubahan
Predisposisi factors Pengetahuan,
pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, umur Enabling
factors ketersediaan
sumberfasilita Reinforcing
factors sikap dan perilaku
orang tua, keluarga terdekat
Pelatihan
Promosi Kesehatan Komunikasi
Pemberdayaan
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Konsep