Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Orangtua Terhadap Kesinambungan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Orangtua Terhadap Kesinambungan

Penanganan Anak Autisme di Rumah Pengetahuan dalam penelitian dibuat kedalam tiga kategori yaitu: baik, sedang, buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, dan sikap orangtua terhadap kesinambungan penanganan anak autisme di rumah p 0,05. Dari 34 orang yang melaksanakan kesinambungan penanganan anak autisme di rumah, 26 orang diantaranya adalah orangtua dengan kategori pengetahuan baik dan 8 orang lagi adalah orangtua dengan kategori pengetahuan sedang. Sedangkan untuk sikap, dari 34 orang yang melaksanakan kesinambungan penanganan anak autisme di rumah, 33 orang diantaranya adalah orangtua dengan kategori sikap mendukung dan 1 orang lagi adalah orangtua dengan kategori sikap kurang mendukung. Pendapat yang sama diutarakan oleh Wijaya 2008, yang menyatakan bahwa orang tua yang banyak memperoleh pengetahuan tentang autisme akan merasa betapa pentingnya pemahaman tentang autisme yang pada akhirnya dapat mengetahui bagaimana memberikan perlakuan pada anak penyandang autisme. Sedangkan menurut Widyawati 2003, keberhasilan program terapi di rumah ditentukan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah kapasitas orangtua, apakah orangtua siap dan terampil menjalankan terapi pada anak autisme di rumah. Oleh karena itu orangtua harus memperkaya pengetahuannya mengenai Universitas Sumatera Utara autisme, terutama pengetahuan mengenai terapi yang tepat dan sesuai dengan anak. Pengetahuan orangtua akan metode terapi, sambil juga melatih diri untuk mempraktekkannya, memberikan bekal yang sangat diperlukan untuk melaksanakan terapi di rumah secara berkesinambungan Handojo, 2003. Untuk menjalankan terapi autisme di rumah, yang paling dibutuhkan dari orangtua adalah pemahaman dan penerimaan terhadap kondisi anak. Jangan bersikap terlalu menuntut, dengan menuntut anak melakukan sesuatu yang anak tidak mampu, misalnya anak tidak bisa atau lambat berbicara karena belum ada “perintah” otak untuk bicara, tetapi orangtua memaksa terus dan akhirnya, anak stres. Sikap yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi pada anak autisme di rumah adalah sikap mencintai dan menerima anak apa adanya. Memahami anak memang memerlukan informasi, dibutuhkan waktu untuk memikirkan fakta-faktanya dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada setiap anak. Dibutuhkan kemauan untuk mengijinkan fakta-fakta tersebut meresap kedalam hati sehingga orangtua dan orang terdekat dapat menerima dan menyayangi anak bahkan dengan keadaan yang paling sulit sekalipun. Faktor utama kesembuhan anak sangat dipengaruhi oleh peran orang tua. Orang tua anak penderita autisme dituntut lebih banyak tahu dan biasanya keadaannya lebih bersahabat dengan anak dibandingkan guru atau teman- temannya. Peran orangtua ini bisa mempercepat proses penyembuhan anak penderita autisme. Universitas Sumatera Utara 5.2. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Orang Terdekat Terhadap Kesinambungan Penanganan Anak Autisme di Rumah Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap orang terdekat signifikan terhadap kesinambungan penanganan anak autisme di rumah p 0,05. Dari 18 orang yang melaksanakan kesinambungan penanganan anak autisme di rumah, 12 orang diantaranya adalah orang terdekat dengan kategori pengetahuan baik dan 6 orang lagi adalah orang terdekat dengan kategori pengetahuan sedang. Sedangkan untuk sikap, dari 18 orang yang melaksanakan kesinambungan penanganan anak autisme di rumah, 9 orang diantaranya adalah orang terdekat dengan kategori sikap mendukung dan 9 orang lagi adalah orang terdekat dengan kategori sikap kurang mendukung. Yang dimaksud dengan orang terdekat dalam kesinambungan penanganan pada anak autisme di rumah adalah kakek-nenek, baby sitter, kakak-adik, atau paman-bibi yang tinggal dalam satu rumah dengan anak autisme dan ikut berpartisipasi dalam penanganan anak autisme di rumah. Peran orang tua dan guruterapis dalam mengembangkan potensi anak autisme secara menyeluruh sangatlah besar. Dibutuhkan usaha dan kerja keras tanpa henti serta kesediaan untuk mencoba berbagai cara untuk menggali potensi anak dan mengembangkannya seoptimal mungkin. Dalam hal ini penting sekali adanya kerja sama yang baik antara suami-istri serta anggota keluarga lainnya. Jangan sampai anak memperoleh perlakuan yang berbeda-beda karena orang tua tidak berhasil mencapai kata sepakat tentang bagaimana cara mendidik anak. Bila Universitas Sumatera Utara dapat terjalin kerja sama serta terdapat penerapan disiplin yang sama dan konsisten di antara seluruh anggota keluarga, pengasuh, terapis, dan pihak sekolah, maka perkembangan anak tentunya akan lebih pesat dan terarah Ginanjar, 2000. Program terapi anak autisme bukan suatu program yang singkat. Di- butuhkan waktu cukup lama yaitu kurang lebih 2-3 tahun sehingga seluruh keluarga yang terlibat harus termotivasi dengan baik dan menyediakan waktu secara sukarela. Semua yang terlibat harus menyadari sepenuhnya tentang apa, mengapa, dan bagaimana autisme itu ditangani. Mereka harus menangani anak mulai dari anak bangun sampai anak tidur, karena anak autisme tidak boleh sendiri dan harus ditemani secara interaktif. Hanya dengan demikian seluruh anggota keluarga dapat mengisi kekurangan perilakunya dan meminimalkan gejala gangguan prilakunya, serta menjadikannya “normal” kembali. 5.3. Variabel yang Paling Berpengaruh Terhadap Kesinambungan penanganan Anak Autisme oleh Orangtua di Rumah Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kesinambungan penanganan anak autisme oleh orangtua di rumah dilakukan uji regresi logistik dan ternyata menunjukkan hasil yang signifikan p 0,05 untuk faktor sikap. Hasil analisis regresi menunjukkan semakin baik sikap, semakin besar kesinambungan penanganan anak autisme di rumah dilaksanakan. Kesinambungan penanganan anak autisme berpeluang untuk terlaksana 379 kali jika sikap orangtua baik. Universitas Sumatera Utara Peran orang tua dalam penyembuhan anak penderita autisme sangatlah penting. Selain harus melakukan pengobatan secara medis, orang tua juga dituntut bijak dan sabar menghadapi kondisi anak. Sebagian besar karena orang tua tidak bijak dan sabar menghadapi kondisi anak. Sebagian besar karena orang tua tidak paham dengan penyakit anaknya. Mereka hanya mengandalkan terapi tanpa berusaha mencari tahu berbagai hal yang baik dan yang buruk selama proses penyembuhan Alia dalam Kasih, 2006. 5.4. Variabel yang Paling Berpengaruh Terhadap Kesinambungan penanganan Anak Autisme oleh Orang Terdekat di Rumah Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kesinambungan penanganan anak autisme oleh orang terdekat di rumah dilakukan uji regresi logistik dan ternyata menunjukkan hasil yang signifikan p 0,05 untuk faktor pengetahuan. Hasil analisis regresi menunjukkan semakin baik pengetahuan, semakin besar kesinambungan penanganan anak autisme di rumah dilaksanakan. Berdasarkan keseluruhan proses analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa yang paling berpengaruh terhadap kesinambungan penanganan anak autisme di rumah, yaitu pengetahuan orang terdekat. Kesinambungan penanganan anak autisme berpeluang untuk terlaksana 9 kali jika pengetahuan orang terdekat baik. Untuk mencapai hasil yang maksimal anak autisme harus ditangani selama anak bangun. Persyaratan ini sangat berat untuk siapapun. Oleh karena itu tidak Universitas Sumatera Utara mungkin terapi anak hanya dilakukan oleh satu orang saja. Jadi disamping terapi di sekolah khusus maka penanganan di rumah justru lebih lama. Jangan ada hari terlewati tanpa interaksi dengan anak. Artinya jangan seharipun anak dibiarkan main sendiri atau dibiarkan menonton TV sendiri sehingga para orang tua dan anggota keluarga lainnya dapat bersantai dengan bebas. Untuk ini diperlakukan suatu kerja sama yang baik dan terkoordiinasi serta dipantau secara intensif agar seluruh program dapat berjalan dengan lancar dan tidak buang waktu. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN