Pengetahuan Orang Tua Keluarga Terdekat Sikap Orang TuaKeluarga Terdekat

2.4. Keluarga Terdekat

Lingkungan merupakan tempat terdekat dimana anak berada sehari-hari, lingkungan ini berupa lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Setiap anak membutuhkan lingkungan yang disesuaikan dengan usia dan perkembangannya serta membutuhkan lingkungan fisik yang dapat mendukung kegiatan belajar dan bermain anak. Lingkungan fisik yang ada diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dalam perkembangan anak. Perencanaan lingkungan fisik termasuk gedung, interior, ruang-ruang luar, penataan ruang dan peralatan yang digunakan pada lingkungan fisik untuk anak akan memberikan pengaruh bagi perilaku anak Sidhartani, 2006. Orang-orang yang berada disekitar anak juga sangat mempengaruhi pola perilakunya. Dukungan dari orang-orang terdekat sangat membantu terhadap proses penanganan anak autis. Masyarakat luas sebagai sumber informasi juga dapat memberikan masukan kepada orang tua yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang anak autisme. Lingkungan yang sangat membantu anak penyandang autis adalah lingkungan keluarga yang terdiri dari kakek-nenek, saudara sekandung, sepupu, paman-bibi, pembantu-baby sitter yang memberikan pengaruh positif terhadap penyandang autisme. Keluarga dapat mengarahkan dan mengajar anak tersebut pada saat orang tua tidak berada dirumah atau bersama-sama berdampingan saling menangani pengasuhan anak yang menderita autisme tersebut.

2.5. Pengetahuan Orang Tua Keluarga Terdekat

Autisme, bagi sebagian orang tuakeluarga adalah kasus gangguan otak yang dianggap tabu dan memalukan jika itu terjadi pada anaknya. Padahal deteksi dini dan memberikan bimbingan yang tepat akan menolong buah hati menjalani kehidupan dengan lebih baik. Karena dianggap kasus yang agak memalukan, orang tua lebih memilih diam atau malah menyembunyikan dugaan gejala autisme pada anak. Kurangnya pengetahuan orang tua dan guru soal bagaimana anak Universitas Sumatera Utara autistik harus ditangani, membuat masalah kian pelik. Apalagi jika si anak terpaksa harus belajar di sekolah umum, berbaur dengan anak-anak normal lain yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Menurut riset yang dilansir harian Kompas, di Indonesia diperkirakan terdapat 475.000 anak dengan gejala gangguan spektrum autisme, yang perlu ditangani dengan lebih serius PT. Informasi Lintas Globalindo, 2008. Pada tahun 2001, data dari hasil penelitian Center for Disease Control and Prevention, USA dari 150 kelahiran terdapat satu anak yang terkena autis. Sedangkan di Indonesia terdapat 340.000 anak autis dari 200 juta pada tahun 2003. Dengan adanya data ini, para orang tuakeluarga setidaknya memiliki pengetahuan tentang autisme agar dapat mengetahui apakah anaknya terkena gangguan autisme atau tidak Praptono didik, Jeni, 2007.

2.6. Sikap Orang TuaKeluarga Terdekat

Berdasarkan dari pengalaman keluarga yang memiliki anak dengan autisme, respon atau sikap orang tua terhadap autisme antara lain: Pertama-tama orang tua akan shock dan tidak percaya menolak kalau buah hatinya menderita autisme, kemudian orangtua akan depresi dan bersedih melihat keadaan anaknya, lalu akan masuk ke tahap berpikir rasional dan optimis. Orang tua manapun tidak akan mau kalau anaknya tidak normal, mereka akan selalu berusaha agar anaknya bisa normal seperti anak-anak lainnya. Orang tua yang optimis akan mencari informasi mengenai pengobatan dan terapi yang cocok untuk anaknya yang menderita autisme. Setelah itu, orangtua akan menerima keadaan anaknya dan berusaha terlibat penuh dalam pengobatan dan terapi anaknya yang menderita autisme Kartika Henry, 2008. Sikap menerima setiap anggota keluarga sebagai langkah kelanjutan pe- ngertian yaitu dengan segala kelemahan dan kelebihannya ia seharusnya mendapat tempat dalam keluarga. Setiap anggota keluarga berhak atas kasih sayang orang tuanya. Penerimaan ibu terhadap anak yang autis memerlukan pengetahuan yang Universitas Sumatera Utara luas tentang autisme sehingga ibu akan me-mahami arti dari autisme yang se- benarnya.

2.7. Kesinambungan Penanganan Dirumah