2N menunjukkan adanya saponin Depkes RI, 1989.
3.6.6 Pemeriksaan Antrakinon
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditambah 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzena, dikocok dan
didiamkan. Lapisan benzena dipisahkan dan disaring. Lapisan benzena dikocok dengan 2 ml natrium hidroksida 2 N, didiamkan. Lapisan air berwarna merah dan
lapisan benzena tidak berwarma menunjukkan adanya antrakinon Depkes RI, 1989.
3.6.7 Pemeriksaan SteroidaTriterpenoida
Sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, disaring, filtrat diuapkan dalam cawan penguap, dan pada sisanya ditambahkan 20
tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Liebermann- Burchard. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru
hijau menunjukkan adanya steroidatriterpenoida Harborne, 1987.
3.7 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar yang sari larut air, penetapan
kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Depkes RI,1989.
3.7.1 Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati simplisia
meliputi bentuk, warna, rasa, ukuran.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan terhadap serbuk simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah ditetesi dengan kloralhidrat dan
ditutup dengan kaca penutup kemudian dilihat di bawah mikroskop.
3.7.3 Penetapan Kadar Air Simplisia
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode azeotropi destilasi toluena. Alat meliputi labu alas 500 ml, alat penampung, tabung penerima 5 ml berskala
0,05 ml, pendingin, tabung penyambung, pemanas. Cara penetapan: ke dalam labu alas bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air
suling, didestilasai selama 2 jam, biarkan mendingin selama 30 menit didinginkan dan volume air pada tabung penerima dibaca. Selanjutnya ke dalam labu
dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluena mendidih kecepatan tetesan diatur 2
tetes tiap detik hingga sebagian air tersuling, kemudian kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam
pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar setelah air dan toluena
memisah sempurna volume air yang dibaca sesuai kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1992.
3.7.4 Pemeriksaan Kadar Sari yang Larut dalam Air
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air sampai 1 liter
dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Disaring, sejumlah 20 ml filtrate diuapkan sampai
Universitas Sumatera Utara
kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 1989.
3.7.5 Pemeriksaan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol