Pengelola Reksa dana Pengukuran Kinerja Portofolio .1. Metode Sharpe

yang mengandung unsur riba, emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82 hutang 45, modal 55, manajemen emiten diketahui bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami. v. Mekanisme operasioanl reksa dana syariah terdiri dari: Wakalah antara Manajer Investasi dan pemodal; serta Mudharabah antara Manajer Investasi dengan penggunaan investasi. vi. Karakteristik mudharabah adalah sebagai berikut: 1 pembagian keuntungan antara pemodal yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang ditentukan dalam akad yang telah dibuat bersama dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada si pemodal, 2 pemodal menaggung risiko sebesar dana yang telah diberikan, 3 Manajer Investasi sebagai wakil pemodal tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya. vii. Penghasilan investasi yang dapat diterima dalam reksa dana syariah adalah 1 penghasilan dari saham berupa dividen, rights, dan capital gain. 2 penghasilan dari obligasi yang sesuai syariah. 3 penghasilan dari Surat Berharga Pasar Uang. 4 penghasilan dari deposito.

2.1.2.3 Pengelola Reksa dana

Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh perusahaan Manajemen Investasi yang telah mendapatkan izin dari BAPEPAM. Perusahaan Manajemen Investasi yang mengelola reksa dana dapat berupa perusahaan yang secara khusus bergerak Universitas Sumatera Utara sebagai perusahaan investasi investment management company ataupun perusahaan efek yang pada umumnya membentuk divisi tersendiri yang khusus menangani reksa dana. Selain perusahaan manajemen investasi yang berfungsi sebagai pengelola reksa dana, pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan reksa dana adalah Bank Kustodian. Bank Kustodian memiliki wewenang dantanggung jawab dalam hal menyimpan, menjaga, dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan maupun penjualan kembali suatu reksa dana sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan bersama Manajer Investasi. Undang-undang Pasar Modal menyebutkan bahwa Manajer Investasi tidak boleh memegang langsung kekayaan reksa dana. Kekayaan reksa dana tersebut wajib disimpan pada Bank Kustodian yang tidak memiliki afiliasi dengan Manajer Investasi untuk menghindari adanya kecurangan atau benturan kepantingan dalam pengelolaan kekayaan tersebut. 2.1.2.4 Pengukuran Kinerja Portofolio 2.1.2.4.1. Metode Sharpe Pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan atas apa yang disebut premium atas risiko atau risk premium. Risk premium adalah perbedaan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan reksa dana dengan rata-rata kinerja investasi yang dihasilkan yang bebas risiko risk free aset. Investasi bebas risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia SBI. Universitas Sumatera Utara Pengukuran Sharpe diformulasikan sebagai ratio risk premium terhadap standard deviasinya, yaitu Pratomo dan Hugraha: 2001 S i = S i = indeks sharpe = rata-rata dari return reksa dana i selama periode pengamatan = rata-rata dari return investasi bebas risiko selama periode pengamatan = standard deviasi dari return reksa dana i selama periode pengamatan Dalam ukuran kinerja ukuran Sharpe, suatu reksa dana dinyatakan superior risk-adjusted performance jika memiliki nilai Sharpe atau RVAR yang besar dari nilai Sharpe indeks pasar. Semakin besar nilai Sharpe suatu reksa dana, maka hal itu menunjukkan kinerja yang lebih baik dari reksa dana tersebut.

2.1.2.4.2. Metode Treynor

Metode Treynor menunjukkan hubungan antara portofolio excess return dengan risiko sistematis yang ada. Untuk mengetahui kinerja reksa dana dengan treynor adalah rasio risk premium terhadap risiko sistematis baku atau mengukur besarnya penambahan hasil investasi yang diperoleh risk premium untuk setiap risiko sistematis yang diambil, atau mengukur pengembalian per unit dari total risiko sistematis. Diasumsikan bahwa risiko tidak sistematis diminimalkan melalui diversifikasi portofolio, sehingga lebih singkatnya indeks ini menunjukkan risiko premium per risiko sistematis. Perbedaannya dengan indeks Sharpe adalah, kalau indeks Sharpe menggunakan risiko total portofolio atau standar deviasi sedangkan Treynor menggunakan risiko sistematis atau lebih dikenal dengan risiko pasar. Universitas Sumatera Utara Model pengukuran Treynor diukur dengan beta, yang merupakan parameter yang menunjukkan volatilitas relatif dari pengembalian portofolio terhadap pengembalian pasar, sehingga dirumuskan sebagai berikut: Pratomo dan Hugraha: 2001 T i = T i = indeks treynor = rata-rata kinerja reksa dana periode pengamatan = rata-rata kinerja investasi bebas risiko pada periode pengamatan = beta portofolio Dari pengukuran indeks Treynor dapat dilihat semakin tinggi angka indeksnya maka reksa dana tersebut semakin baik kinerjanya.

2.1.2.4.3. Metode Jensen

Untuk mengevaluasi kinerja reksa dana, Michail C. Jensen membuat model yang didasarkan pada Capital Aset Pricing Model CAPM. Sebagaimana treynor, yang dipertimbangkan adalah risiko sistematis, dengan memodifikasi untuk merefleksikan superioritas ataupun inferioritas manajer investasi dalam melakukan peramalan harga sekuritas. Jensen berpendapat bahwa kinerja raksadana yang baik adalah reksa dana yang memiliki kinerja portofolio melebihi kinerja pasar sesuai dengan risiko sistematis yang dimilikinya. Indeks Jensen sering juga disebut dengan Jensen alpha, dan dirumuskan sebagai berikut: Pratomo dan Hugraha: 2001 α = rp – [rf + βp rm – rf] Universitas Sumatera Utara α : indeks Jensen rp : pengembalian return portofolio rm : pengembalian return pasar rf : risk free rate Dari pengukuran indeks Jensen dapat dilihat bahwa semakin tinggi angka indeksnya maka reksa dana tersebut semakin baik kinerjanya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kinerja reksa dana telah dilakukan oleh Hutagalung 2009 yang meneliti perbedaan kinerja reksa dana saham terhadap indeks harga saham gabungan dengan metode sharpe dan treynor. Hasil penelitian dengan tingkat kepercayaan 95 tersebut menunjukkan hipotesis 1 di mana nilai –t Hitung -18,609 -t tabel -4,303 yang berarti secara keseluruhan terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham terhadap IHSG dengan menggunakan metode sharpe selama tahun 2006-2008. Pada hipotesis 2, nilai –t hitung -1,102 -tabel -4,303 yang berarti tidak terdapat kinerja reksa dana saham terhadap IHSG dengan menggunakan metode treynor selama tahun 2006-2008. Sementara penelitian terhadap perbandingan kinerja reksa dana telah dilakukan oleh Rachmawati 2008 yang membandingkan reksa dana berbasis syariah dan berbasis konvensional menggunakan risk-adjusted ratio, besar AUM Aset Under Management, pertumbuhan AUM, dan biaya reksa dana. Penilaian ketiga unsur tersebut menggunakan Z-score dan memperoleh hasil bahwa kinerja Universitas Sumatera Utara