BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua belah pihak yang
memiliki dua kepentingan yaitu yang memiliki kelebihan modal investor dengan pihak yang membutuhkan modal emiten. Sementara dikatakan memiliki fungsi
keuangan karena memberikan kesempatan dan kemungkinan bagi pemilik modal investor untuk memperoleh imbal hasil, tentu saja sesuai jenis investasi yang
dipilih. Kedua peran ini memberikan peranan penting akan pasar modal bagi perekonomian suatu negara. Dengan menyediakan sumber pendanaan maka
perusahaan dapat bergerak dan meningkatkan pendapatannya sehingga mendorong meningkatnya perekonomian negara. Tandelilin, 2010: 26.
Reksa dana merupakan salah satu instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal selain saham dan obligasi. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995,
pasal 1 ayat 27 mendefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Pada pengertian tersebut terdapat tiga unsur penting, pertama adanya dana dari
masyarakat pemodal, kedua dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek,
Universitas Sumatera Utara
dan ketiga dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dana yang dikelola atau portofolio dalam reksa dana itu adalah milik bersama para pemodal.
Manfaat yang dapat diperoleh oleh investor jika melakukan investasi pada produk reksa dana adalah walaupun dengan modal terbatas, investor tetap dapat
melakukan penganekaragaman dalam investasi efek sehingga mampu memperkecil risiko. Secara umum manfaatnya juga adalah sebagai wahana bagi
para pemodal kecil atau investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan melakukan investasi ke perusahaan. Melalui reksa dana inilah maka akan
terkumpul dana dalam jumlah besar sehingga memudahkan penganekaragaman portofolio investasi. Sebagian besar investor hanya memiliki pengetahuan dan
keahlian yang terbatas untuk mengetahui saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya, yang sekiranya baik untuk dibeli. Dengan melakukan investasi
pada reksa dana yang dikelola manajer investasi, maka hal tersebut bukan lagi menjadi hambatan bagi investor untuk dapat berinvestasi.
Perkembangan yang terjadi belakangan ini pasca krisis ekonomi yang pelik tahun 2009 lalu berhasil membuktikan bahwa sistem ekonomi konvensional
tidak tahan terhadap krisis. Banyaknya bank dengan sistem konvensional yang jatuh karena krisis tentu saja mempengaruhi keadaan keuangan negara. Namun, di
tengah krisis yang terjadi, perbankan yang menjalankan sistemnya dengan prinsip syariah tampak tenang-tenang saja. Selama krisis ekonomi tersebut, perbankan
syariah masih dapat memenuhi kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran
Universitas Sumatera Utara
pembiayaan yang bermasalah pada perbankan syariah dan tidak terjadinya hambatan dalam kegiatan operasionalnya.
Begitu pula dengan reksa dana sebagai instrumen keuangan tentu tidak terlepas dari pengaruh krisis keuangan. Jika dilihat dari sub kategorinya, reksa
dana untuk tiap-tiap kategori terbagi dua yakni reksa dana syariah dan reksa dana konvensional. Tentu saja kinerjanya berbeda-beda mengingat sistem
pengelolaannya yang berbeda. Reksa dana syariah merupakan reksa dana yang seluruh asetnya dialokasikan di instrumen-instrumen keuangan syariah seperti
saham-saham dalam Jakarta Islamic Index JEI, obligasi syariah, dan instrumen lainnya yang membentuk portofolio. Sementara dalam penjualannya tidak ada
perbedaan sama sekali.
Sumber: bapepamlk.go.id Gambar 1.1: Perkembangan Reksa Dana Syariah
Dari grafik dapat dilihat juga di tahun 2009 terdapat peningkatan jumlah reksa dana syariah yang cukup besar. Hal ini dikarenakan efek pasca krisis yang
melanda perekonomian dunia khususnya Indonesia, sehingga para pelaku bisnis dan investor yang merasa bahwa sistem perekonomian konvensional mengalami
Universitas Sumatera Utara
kemunduran beralih ke sistem perekonomian yang berbasis syariah. Juga dalam penggunaan instrumen keuangan seperti reksa dana ini, terlihat bahwa geliat
penggunaan instrumen keuagan berbasis syariah lebih bergairah. Pada tahun-tahun berikutnya reksa dana syariah senantiasa meningkat baik jumlah maupun Nilai
Aktiva Bersih atau NAB-nya
Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Reksa dana dan Perbandingan NAB Reksa dana
Syariah dengan Reksa dana Total Perbandingan Jumlah Reksa
Dana Perbandingan NAB Rp Milyar
Tahun Reksa
dana Syariah
Reksa dana
Total Persentase
Reksa dana
Syariah Reksa
dana Total
Persentase
2003 4 186 2,15 66,94 69.447,00
0,10 2004 11 246 4,47 592,75
104.037,00 0,57
2005 17 328 5,18 559,10 29.405,73
1,90 2006 23 403 5,71 723,40
51.620,08 1,40
2007 26 473 5,50 2.203,09
92.190,63 2,39
2008 36 567 5,97 1.814,80
74.065,81 2,45
2009 46 610 7,54 4.629,22
112.983,35 4,10
2010 48 612 7,84 5.225,78
149.087,37 3,51
Sumber: bapepamlk.go.id Pada tabel di atas kembali ditemukan kenaikan jumlah reksa dana maupun
kenaikan jumlah NAB dari reksa dana syariah. Pada tabel ini disajikan perbandingan reksa dana syariah dengan keseluruhan total reksa dana. Kenaikan
yang terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah reksa dana total yang beredar, menunjukkan geliat masyarakat pemodal semakin besar dalam menginvestasikan
dana dalam reksa dana. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa jumlah persentase reksa dana syariah relatif kecil dibandingkan keseluruhan reksa dana, namun ini
cukup menunjukkan bahwa reksa dana syariah cukup diminati.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Perbandingan Jumlah Reksa dana dan Perbandingan NAB Reksa Dana
Syariah dengan Reksa Dana Konvensional Perbandingan Jumlah Reksa
Dana buah Perbandingan NAB Rp
Milyar Tahun
Reksa Dana Syariah
Reksa Dana Konvensional
Reksa Dana Syariah
Reksa Dana Konvensional
2003 4 182 66,94
69.380,00 2004 11 235
592,75 103.444,25
2005 17 311 559,10
28.846,63 2006 23 380
723,40 50.896,68
2007 26 447 2.203,09
89.987,54 2008 36 531
1.814,80 72.251,01
2009 46 564 4.629,22
108.354,13 2010 48 564
5.225,78 143.861,59
Sumber: bapepamlk.go.id diolah Dari tabel dapat dilihat perbandingan reksa dana syariah dibandingkan
dengan reksa dana konvensional. Tidak dapat dikesampingkan fakta bahwa reksa dana konvensional sudah lebih dulu beroperasi dibandingkan reksa dana syariah
yang baru muncul tahun 2003. Meskipun demikian, peningkatan baik jumlah maupun NAB menunjukkan bahwa masyarakat pemodal menaruh perhatian juga
terhadap reksa dana syariah. Baik buruknya suatu reksa dana ditentukan dari kinerjanya. Pengukuran
kinerja reksa dana dilakukan oleh manajer investasi dengan berbagai metode, salah satunya adalah dengan melalui pemantauan NAB. NAB merupakan jumlah
nilai pasar wajar dari efek-efek dan kekayaan lain dari reksa dana dikurangi seluruh kewajibannya. NAB sangat bergantung pada kinerja aset-aset yang
membentuk portofolio reksa dana. Dan NAB yang dipengaruhi oleh harga pasar menjadi dasar bagi para investor untuk kemudian membeli atau menjual kembali
Universitas Sumatera Utara
reksa dananya. Melihat kenaikan yang terjadi pada NAB reksa dana syariah ini menandakan kenaikan kinerja dari reksa dana tersebut.
Dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam, maka Indonesia juga mengadopsi hukum-hukum ekonomi Islam sebagai acuannya. Tidak heran jika
kemudian para pengusaha muslim pun akan melakukan usahanya dengan landasan syariat. Tidak tertutup kemungkinan para pengusaha muslim ini akan memilih
instrumen keuangan yang sesuai hukum Islam sebagai pendukung bisnisnya. Namun, dengan kinerja yang senantiasa meningkat peminat reksa dana syariah
tetap masih belum signifikan. Menurut Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia APRDI, Abiprayadi Riyanto, dibanding laju positif beberapa industri
berbasis syariah, seperti perbankan syariah dan saham syariah, industri reksa dana syariah masih jalan di tempat atau stagnan. Dibandingkan dengan reksa dana
konvensional yang lebih berkembang. Padahal sudah tampak bahwa kinerjanya senantiasa meningkat republika.co.id: Rabu, 25 Mei 2011. Hal ini tentu
berkaitan erat dengan kinerja kedua jenis reksa dana tersebut, karena bagaimana pun juga sebelum melakukan investasi, setiap investor akan memeriksa lebih dulu
kinerja dari portofolio reksa dana yang akan digunakannya. Berdasarkan uraian tersebut penelitian bermaksud melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Perbadingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional”
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah