Metode Penelitian Prosedur Penelitian 1. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan

3.3. Metode Penelitian

Penentuan stasiun didasarkan atas jenis aktivitas yang terdapat pada perairan pantai tersebut, stasiun 1 merupakan daerah aktivitas nelayan, stasiun 2 merupakan daerah pemukiman penduduk, dan stasiun 3 merupakan daerah pertanian. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode transek garis yang dibuat tegak lurus garis pantai sepanjang 50 m sampai kedalaman 1 m. Pada Lokasi penelitian ditentukan 3 stasiun dengan tiap stasiun terdiri dari 5 garis transek, dengan jarak antar transek 30 m. Pada tiap transek dibuat plot ukuran 1 m x 1 m metode kuadrat sebanyak 5 buah, dengan jarak antar plot 10 m jumlah plot pada tiap stasiun adalah 25 plot sehingga total seluruh plot pada 3 stasiun tersebut adalah 75 plot. 3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Pengamatan Jenis Alga Hijau dan Alga Coklat Pengambilan sampel alga hijau dan alga coklat dilakukan saat surut. Diamati jenis alga hijau dan alga coklat yang terdapat pada setiap plot dan diidentifikasi menggunakan buku acuan menurut Chapman 1973, Direktorat Jendaral Perikanan Budidaya 2009, dan media ipteknet.com selanjutnya diambil juga sampel alga hijau dan alga coklat yang mewakili setiap jenis dan diawetkan menggunakan alkohol 70 untuk herbarium.

3.5. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan

Faktor fisik dan kimia perairan diukur menggunakan alat dan bahan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 3.1. Alat, Bahan, Satuan dan Metode pengukuran faktor fisik dan kimia No. Parameter Alat dan bahan Satuan Metode Kerja 1. Suhu Termometer Hg o C Diambil air dan diukur dengan menggunakan termometer yang dimasukkan ke dalam air selama ± 10 menit kemudian dibaca skalanya. 2. Salinitas Refraktometer o oo Diambil setetes air sampel lalu diteteskan pada refraktometer dan dibaca skalanya. 3. Intensitas cahaya Lux meter candella diukur intensitas cahaya dengan cara mengarahkan lux meter ke arah cahaya, kemudian dibaca angka yang tertera pada alat tersebut. 4. Penetrasi cahaya Keping sechi m keping sechii dimasukkan ke dalam air sampai terlihat samar, kemudian diukur panjang tali yang masuk ke dalam air. 5. Derajat keasaman pH meter - dimasukkan pH meter ke dalam air yang diambil sampai terlihat skala angka yang konstan pada alat dan dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut. 6. Oksigen terlarut Botol winkler, erlenmeyer, pipet tetes, MnSO 4 , KOH KI, H 2 SO 4, Na 2 S 2 O 3 0,00125N, amilum, mgL Air diambil dan dimasukkan ke dalam botol Winkler kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut dan dititrasi dengan metoda winkler. 7. BOD 5 Botol winkler, erlenmeyer, pipet tetes, MnSO 4 , KOH KI, H 2 SO 4, Na 2 S 2 O 3 0,00125 N, amilum mgL Air yang diambil dan dimasukkan ke dalam botol putih dalam kondisi tidak ada gelembung udara. Diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20 C. Dihitung nilai BOD dengan cara sama seperti pada pengukuran Oksigen DO. Kadar BOD 5 dihitung dengan mengurangkan DO awal dengan DO akhir. 8. Kejenuhan Oksigen Botol winkler, erlenmeyer, pipet tetes, MnSO 4 , KOH KI, H 2 SO 4, Na 2 S 2 O 3 0,00125 N, amilum Diukur dengan metode winkler dan melihat tabel kejenuhan oksigen yang dihitung dengan melihat konsentrasi oksigen yang diukur. Menggunakan rumus: Kejenuhan = ₂ [ ] ₂ [ ] x 100 Keterangan: O 2 u = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgL O 2 u = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya sesuai dengan besarnya suhu.

3.6. Analisis data