Chlorophyceae Alga Hijau Keragaman Alga Hijau (Chlorophyta) dan Alga Coklat (Phaeophyta) di Perairan Pantai Gamo Desa Sisarahili Gamo Kota Gunungsitoli Nias

anisogami, gametangiogami, dan oogami, mencerminkan adanya perbedaan- perbedaan tersebut Tjitrosoepomo, 2005. Alga dimasukkan ke dalam divisi Thallophyta tumbuhan berthallus karena mempunyai kerangka tubuh morfologi yang tidak berdaun, berbatang, dan berakar, semuanya terdiri dari thallus batang saja. Sampai kini Thallophyta memiliki 7 fila yaitu Euglenophyta, Chlorophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, dan Cryptophyta. Untuk menentukan divisi dan mencirikan kemungkinan hubungan filogenetik di antara kelas secara khas dipakai komposisi plastida pigmen, persediaan karbohidrat, dan komposisi dinding sel Aslan, 1991. Makroalga yang berukuran besar tergolong dalam tiga kelompok besar, yaitu Chlorophyceae alga hijau, Phaeophyceae alga coklat dan Rhodophyceae alga merah. Sebagai produsen primer, kelompok alga ini juga menfiksasi bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya matahari yang dimanfaatkan langsung oleh herbivor Asriyana dan Yuliana, 2012.

2.2. Chlorophyceae Alga Hijau

Kelompok ini merupakan kelompok dengan vegetasi terbesar dibanding kelompok lainnya. Chlorophyceae disebut juga alga hijau yang tergolong ke dalam divisi Chlorophyta. Sel-selnya memiliki kloroplas yang berwarna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan b, karotenoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Perkembangbiakan terjadi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan membentuk zoospora, sedangkan secara seksual dengan anisogami. Chlorophyceae terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang bercabang-cabang atau tidak, dan menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi Tjitrosoepomo, 1994. Menurut Romimohtarto dan Juwana 2009, alga hijau atau kelas Chlorophyceae terdapat berlimpah di perairan hangat trofik dan tercatat sedikitnya 12 genus alga hijau yang banyak diantaranya sering dijumpai di perairan pantai Indonesia diantaranya adalah: a. Caulerpa yang dikenal beberapa penduduk pulau sebagai anggur laut yang terdiri dari 15 jenis dan lima varietas. b. Ulva mempunyai thallus berbentuk lembaran tipis seperti sla, oleh karenanya dinamakan sla laut. Ada tiga jenis yang tercatat, satu diantaranya, U. reticulata. Alga ini biasanya melekat dengan menggunakan alat pelekat berbentuk cakram pada batu atau pada substrat lain. c. Valonia V. ventricosa mempunyai thallus yang membentuk gelembung berisi cairan berwarna ungu atau hijau mengkilat, menempel pada karang atau karang mati. d. Dictyosphaera D. caversona dan jenis-jenis dari marga ini di Nusa Tenggara Barat dinamakan bulung dan dimanfatkan sebagai sayuran. e. Halimeda terdiri dari 18 jenis. Marga ini berkapur dan menjadi salah satu penyumbang endapan kapur di laut. H. tuna terdiri dari rantai bercabang dari potongan tipis berbentuk kipas. Alga ini terdapat di bawah air surut, pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai. f. Chaetomorpha mempunyai thallus atau daunnya berbentuk benang yang mengumpal. Jenis yang diketahui adalah C. crassa yang sering terjadi gulma bagi budidaya laut. g. Codium hidup menempel pada batu atau batu karang, tercatat ada enam jenis. h. Dari marga Udotea tercatat dua jenis dan banyak terdapat di perairan Sulawesi, seperti di Kepulauan Spermonde dan Selat Makasar. Alga ini tumbuh di pasir dan terumbu karang. i. Tydemania T. expeditionis tumbuh di paparan terumbu karang yang dangkal dan di daerah tubir pada kedalaman 5 – 30 m di perairan jernih. j. Burnetella B. nitida menempel pada karang mati dan pecahan karang di paparan terumbu. k. Burgenesia B. forbisii mempunyai thallus membentuk kantung silindris berisi cairan warna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan, menempel di batu karang atau pada tumbuh-tumbuhan lain. l. Neomeris N. annulata, tumbuh menempel pada substrat pada karang mati di dasar laut. N. annulata hidup di daerah pasut di seluruh perairan Indonesia.

2.3. Phaeophyceae Alga Coklat