Kualitas tidur Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur

54 Dilihat dari hasil penelitian diatas, bahwa ibu hamil mengalami gangguan keyamanan ringan dengan mengalami satu atau lebih dari gejala yang ada seperti nyeri punggung, sering buang air kecil, kelelahan, nyeri pada bagian perut, kram dan bengkak pada kaki namun masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

5.2.3 Kualitas tidur

Untuk variabel kualitas tidur dari hasil penelitian didapatkan data bahwa 50,7 ibu hamil memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian Karger 2009 di Perancis, yang menyatakan bahwa 75 wanita hamil mengalami gangguan tidur. Penelitian diatas diperkuat dengan data hasil survei National Sleep Foundation 2007, bahwa 78 wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Irmayana 2008, tentang pola tidur ibu hamil trimester tiga di RSU Dr.Pirngadi Medan menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami gangguan pola tidur karena frekuensi terbangun 50 dan mengalami kepuasan tidur kurang 31. Menurut Tiran 2007, ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Seringkali faktor tunggal tidak hanya menjadi penyebab masalah tidur. Faktor biologis, psikologis, dan lingkungan dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur. Beberapa faktor yang mempengaruhi tidur ibu hamil adalah: keadaan perut yang semakin membesar sehingga sulit menentukan posisi tidur yang 55 nyaman, gerakan janin, tertekannya kandung kemih akibatnya sering berkemih sehingga wanita hamil sering terjaga di malam hari. Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki kualitas tidur yang buruk mungkin dapat dipicu oleh kekhawatiran calon ibu untuk tidur dalam posisi tertentu karena takut janin dalam kandungan menjadi tidak nyaman. Penyebab sulit tidur pada ibu hamil bukan karena hormon melainkan perubahan fisik, bobot tubuh ibu bertambah mengakibatkan punggung terasa pegal, posisi tidur serba salah, selain itu gangguan psikis seperti kecemasan membuat ibu semakin susah tidur.

5.2.4 Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur

Hasil uji normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data terdistribusi tidak normal kemudian dilakukan transformasi data guna menormalkan data yang ada dengan metode log10 dan diperoleh nilai probabilitas p sebesar 0,00. Karena nilai p kurang dari 0,05 maka diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi tidak normal. Pada uji analisa data variabel kecemasan dengan kualitas tidur menggunakan uji Spearman dengan hasil p- value taraf kekeliruan α 0.05 p-value=0,00 dari hasil perbandingan dalam analisis data apabila nilai p-value α =5 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Sehingga demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil. 56 Berdasarkan data survei Dinas Kesehatan Jawa Barat 2003, kesehatan jiwa pada ibu hamil dan menyusui di 12 puskesmas hasil penelitian menunjukkan 798 orang atau 27 dari 2.928 responden ibu hamil dan menyusui menunjukkan tanda gangguan psikiatri berupa kecemasan atau ansietas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2005, mengenai faktor-faktor penyebab kecemasan ibu hamil, dari 50 responden diperoleh 46 mengalami kecemasan ringan, 50 kecemasan sedang dan 4 kecemasan berat. Selain itu hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Ko et al. 2007 dalam Komalasari 2012, terhadap ibu hamil trimester ketiga di Taiwan diperoleh data sebanyak 36 wanita hamil Trimester ketiga yang mengalami kecemasan memiliki kualitas tidur buruk. Menurut penelitian Deborah et al. 2009 dalam Komalasari 2012, terhadap 245 ibu hamil didapatkan data bahwa 27 memiliki kualitas tidur buruk yang dipengaruhi oleh kecemasan namun hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dimana 35 ibu hamil mengalami kecemasan ringan namun memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal tersebut dapat terjadi karena perubahan fisik, bobot ibu bertambah mengakibatkan punggung terasa pegal posisi tidur serba salah. Berdasarkan pendapat Kozier et al. 2010, yang menyatakan ansietas atau kecemasan seringkali mengganggu tidur. Ansietas meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf simpatis. Sehingga perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. 57 Faktor-faktor yang menyebabkan adanya hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur yang buruk adalah karena kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal itu yang menyebabkan ibu sulit memulai tidur dan sering terbangun pada malam hari. Peneliti menemukan bahwa seluruh responden sering menyatakan sering terbangun dimalam hari karena sering buang air kecil, nyeri punggung dan nyeri pada bagian bawah abdomen akibat gaya gravitasi pada kehamilan. Selain itu kecemasan juga mempengaruhi ibu untuk sulit memulai tidur dan sering terbangun hal ini bukan hanya karena kecemasan saja namun dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik ibu hamil itu sendiri.

5.2.5 Hubungan antara gangguan kenyamanan fisik dengan kualitas tidur