Alat Ukur Kecemasan Kecemasan Selama Kehamilan

14 Bagan 2.1 Rentang Respon Kecemasan Respon Adaptif Respon Maladaptif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik Sumber: Stuart dan Sundeen, 1998

2.1.5 Alat Ukur Kecemasan

Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale HARS, Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale ZSAS, dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I STAI Form Z-I Kaplan Saddock, 1998. Menurut Hawari 2001 Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau sangat berat dengan menggunakan alat ukur yang dikenal dengan nama HARS Hamilton Anxiety Rating Scale. Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan Nilai 1 = gejala ringan Nilai 2 = gejala sedang Nilai 3 = gejala berat Nilai 4 = gejala sangat berat 15 Penilaian derajat kecemasan score : 14 = tidak ada kecemasan 14– 20 = kecemasan ringan 21– 27 = kecemasan sedang 28 - 41 = kecemasan berat 42 - 56 = kecemasan berat sekali panic

2.1.6 Kecemasan Selama Kehamilan

Menurut Kusmiyati 2009, Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis namun proses tersebut dapat mengalami penyimpangan sampai berubah menjadi patologis. Ada dua macam stressor, yaitu: 1. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan pekerjaan. 2. Stressor eksternal: status marital, maladaptasi, relathionship, kasih sayang, support mental, broken home. Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu dimana tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga perubahan psikologis yang memerlukan penyesuaian emosi, pola berfikir dan perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir. Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan, saat inilah tugas pikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilannya. Selain itu, dampak dari peningkatan hormo estrogen dan progesteron pada tubuh ibu hamil akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibu 16 hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama hamil. Kekhawatiran pertama timbul berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kegugguran. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama Kusmiyati, 2009. Reaksi psikologi dan emosional wanita yang pertama kali hamil ditunjukkan dengan adanya rasa kecemasan, kegusaran, ketakutan, dan kepanikan. Diantara mereka ada yang berpikiran bahwa kehamilan merupakan ancaman maut yang menakutkan dan membahayakan bagi diri mereka Huliana, 2006. Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinnya sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Pada trimester ini kecemasan yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya Kusmiyati, 2009. Pada periode ini perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihat keadaan perutnya yang bertambah besar, payudara semakin membesar, dan bercak-bercak hitam yang semakin melebar. Perasaan cemas muncul karena mereka mengkhawatirkan penampilannya akan rusak dan merasa takut suaminya tidak akan mencintai dirinya lagi Huliana, 2006. Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak tahu kapan akan melahirkan. Mimpinya mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Ibu hamil akan lebih sering bermimpi 17 tentang bayinya, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi, atau terjebak disuatu tempat kecil dan tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali karena perubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Dan menurut Musbikin 2005, semua kegelisahan mengenai keadaan bayi, sehingga menghasilkan mimpi yang bervariasi. Bayi yang cacat, sangat kecil atau sangat besar misalnya, menggambarkan kecemasan akan kesehatan bayi. Wanita juga mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, dan merasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka juga terjadi pada masa ini wanita merasa canggung, jelek, tidak rapi, membutuhkan perhatian yang lebih besar dari pasangannya Kusmiyati, 2009. Perubahan mood dan peningkatan sesitivitas terhadap orang lain akan membingungkan mereka sendiri dan juga orang di sekelilingnya. Mudah tersinggung, menangis tiba-tiba, dan ledakan kemarahan serta perasaan sukacita, kegembiraan yang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkan masalah sama sekali Kusmiyati, 2009. Penyebab perubahan mood ini kemungkinan karena perubahan hormonal dalam kehamilan, ini hampir seperti pre menstrual syndrom atau selama menopause. Selain itu masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri melahirkan, mungkin juga menjadi penyebab perubahan mood Kusmiyati, 2009. 18 Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluh ketidaknyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian ebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan Lederman, 1984 dalam Kusmiyati, 2009.

2.2. Ketidaknyamanan Fisik Ibu Hamil