Data Perbandingan Hasil Eksperimental dengan Hasil Simulasi Ansys Workbench V 14.5

Gambar 4.95 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja HSS Gaya 1657,9 N sudut 20 ˚

4.3.5 Data Perbandingan Hasil Eksperimental dengan Hasil Simulasi Ansys Workbench V 14.5

Tabel 4.12 data hasil tegangan normal eksperimental dengan tegangan normal simulasi Gaya pemotongan Tandan Kelapa Sawit gaya 951,6 N. No Bahan Tegangan Normal ekperimental Mpa Tegangan Normal simulasi Mpa 1 Baja Bohler stainless Steel M303 Extra 750,32 479,72 2 Baja Bohler K-460 380,24 369,75 3 Baja Bohler VCN-150 748,44 479,72 4 Baja Bohler K-110 KNL Extra 769,06 479,74 5 Baja Hss high speed steel 1554,49 278,96 Tabel di atas dapat dimasukan kedalam grafik pebandingan tegangan normal eksperimental dengan tegangan normal simulasi pada gambar 4.96. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.96 Grafik Pebandingan Tegangan Normal Eksperimental dengan Tegangan Normal Simulasi Pemotongan Tandan Kelapa Sawit Grafik diatas menjelaskan dimana tegangan normal eksperimental lebih tinggi nilai tegangannya dibandingakan nilai tegangan normal hasil simulasi ansys. Untuk tegangan normal eksperimental semakin tinggi nilai kekerasan maka tegangan normalnya semakin tinggi, berbeda dengan hasil simulasi dimana kekerasan yang tertinggi maka tegangan normalnya semakin menurun. Tabel 4.13 data hasil tegangan maksimum eksperimental dengan tegangan maksimum simulasi Gaya pemotongan Tandan Kelapa Sawit gaya 951,6 N. No Bahan Tegangan Maksimum eksperimentalMpa Tegangan Maksimum simulasiMpa 1 Baja Bohler stainless Steel M303 Extra 1500,38 1221 2 Baja Bohler K-460 760,22 2470,5 3 Baja Bohler VCN-150 1496,62 2054,5 4 Baja Bohler K-110 KNL Extra 1537,86 2470,7 5 Baja Hss high speed steel 3108,72 2556,5 500 1000 1500 2000 275,4 194,2 281,1 196,8 212 T eg a n g a n No rm a l Mp a Kekerasan BHN Tegangan Normal ekperimental Mpa Tegangan Normal simulasi Mpa Universitas Sumatera Utara Grafik Pebandingan Tegangan Maksimum Eksperimental dengan Tegangan Maksimum Simulasi gaya pemotongan tandan Sebagai Berikut: Gambar 4.97 Grafik Pebandingan Tegangan Maksimum eksperimental dengan tegangan Maksimum Simulasi Pemotongan Tandan Kelapa Sawit Grafik diatas menjelaskan dimana tegangan maksimum eksperimental lebih tinggi nilai tegangannya di bandingkan tegangan maksimum simulasi. Untuk tegangan maksimum eksperimental semakin tinggi nilai kekerasan maka tegangan semakin tinggi, berbeda halnya dengan tegangan maksimum hasil simulasi dimana semakin besar nilai kekerasanya maka tegangan semakin menurun. Tabel 4.14 data simulasi dengan ekperimental Gaya pemotongan pelepah Kelapa Sawit gaya 1657,9 N. No Bahan Tegangan Normal ekperimental Mpa Tegangan Ekperimental simulasi Mpa 1 Baja Bohler stainless Steel M303 Extra 750,74 418,21 2 Baja Bohler K-460 380,66 485,99 3 Baja Bohler VCN-150 748,86 366,42 4 Baja Bohler K-110 KNL Extra 769,48 426,53 5 Baja Hss high speed steel 1554,91 486,02 1000 2000 3000 4000 275,4 194,2 281,1 196,8 212 T e g a n g a n M a k si mu m M p a Kekerasan BHN Tegangan Maksimum eksperimental Tegangan Maksimum simulasi Universitas Sumatera Utara Grafik perbandingan antara tegangan normal eksperimental dengan simulasi dapat dilihat pada gambar 4.98 berikut: Gambar 4.98 Grafik Pebandingan Tegangan Normal Eksperimental dengan Tegangan Normal Simulasi Pemotongan pelepah Kelapa Sawit Grafik diatas menjelaskan dimana tegangan maksimum eksperimental lebih tinggi nilai tegangannya di bandingkan tegangan maksimum simulasi. Untuk tegangan maksimum eksperimental semakin tinggi nilai kekerasan maka tegangan semakin tinggi, berbeda halnya dengan tegangan maksimum hasil simulasi dimana semakin besar nilai kekerasanya maka tegangan semakin menurun. Tabel 4.15 data hasil tegangan maksimum eksperimental dengan tegangan maksimum simulasi Gaya pemotongan pelepah Kelapa Sawit gaya 1657,9 N. No Bahan Tegangan Maksimum eksperimentalMpa Tegangan Maksimum simulasiMpa 1 Baja Bohler stainless Steel M303 Extra 1501,14 2127,3 2 Baja Bohler K-460 760,98 2474,7 3 Baja Bohler VCN-150 1497,38 2059,9 4 Baja Bohler K-110 KNL Extra 1538,62 2060 5 Baja Bohler Hss high speed steel 3109,48 4454 500 1000 1500 2000 275,4 194,2 281,1 196,8 212 T e g a ng a n M a k si m u m M p a Kekerasan BHN Tegangan Normal ekperimental Mpa Tegangan Normal simulasi Mpa Universitas Sumatera Utara Grafik Pebandingan Tegangan Maksimum Eksperimental dengan Tegangan Maksimum Simulasi gaya pemotongan pelepah kelapa sawit. Gambar 4.99 Grafik Pebandingan Tegangan Maksimum eksperimental Dengan tegangan Simulasi Pemotongan Pelepah Kelapa Sawit Grafik diatas menjelaskan dimana tegangan maksimum hasil simulasi lebih tinggi nilai tegangannya di bandingkan dengan tegangan maksimum eksperimental. Untuk tegangan maksimum eksperimental semakin tinggi nilai kekerasan maka tegangan semakin tinggi, sama halnya dengan tegangan maksimum hasil simulasi yang juga meningkat. Tabel 4.16 Hasil simulasi regangan maksimum tandan dan regangan maksimum pelepah kelapa sawit. No Bahan Regangan maksimum pemotongan tandan mm Regangan maksimum pemotongan pelepah mm 1 Baja Bohler stainless Steel M303 Extra 74,342 122,76 2 Baja Bohler K-460 133,1 160,72 3 Baja Bohler VCN-150 75,866 132,17 4 Baja Bohler K-110 KNL Extra 78,643 97,931 5 Baja Hss high speed steel 71,514 124,59 1000 2000 3000 4000 5000 275,4 194,2 281,1 196,8 212 T e ga n ga n M a ks imu m Mp a Kekerasan BHN Tegangan Maksimum eksperimental Tegangan Maksimum simulasi Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Hasil simulasi Total Deformasi maksimum tandan dan total deformasi pelepah kelapa sawit. No Bahan Total Deformasi Pemotongan tandan mm Total Deformasi Pemotongan Pelepah mm 1 Baja Bohler stainless Steel M303 Extra 0,40 0,69 2 Baja Bohler K- 460 0,17 0,15 3 Baja Bohler VCN- 150 0,29 0,51 4 Baja Bohler K- 110 KNL Extra 0,33 0,41 5 Baja Hss high speed steel 0,88 0,98

4.3.6 Data Perbandingan Hasil Simulasi Sudut pisau 30 ˚ dengan Hasil