Kelapa Sawit Kandungan Kimia Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq. merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman ini adalah tanaman berkeping satu yang masuk dalam genus Elais, family Palmae, kelas divisio Monocotyledonae, subdivisio Angiospermae dengan divisio Spermatophyta. Nama Elaeis berasal dari kata Elaion yang berarti minyak dalam bahasa Yunani, guineensis berasal dari kata Guinea yang berarti Afrika. Jacq berasal dari nama botanis Amerika yang menemukannya, yaitu Jacquine. Tanaman ini tumbuh pada iklim tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dan suhu 22-32°C Basiron 2005. Kelapa sawit berasal dari Afrika Barat dan di Indonesia tanaman ini pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor oleh orang Belanda pada tahun 1848 Sambanthamurthi et al. 2000. Berikut gambar pohon kelapa sawit: Sumber: Pohon sawit di Kab.Mandailing Natal Gambar 2.1 Pohon Kelapa Sawit Universitas Sumatera Utara

2.2 Kandungan Kimia Kelapa Sawit

Minyak kelapa diekstraksi dari mesocarp buah dari Elaeis guineensis sawit. Ada beberapa jenis tanaman ini tetapi Tenera, yang merupakan hibrid dari Dura dan Pisifera, hadir melimpah melalui luar Semenanjung keseluruhan mesocarp ini terdiri dari sekitar 70 - 80 dari berat buah dan sekitar 45 -50 dari mesocarp ini adalah minyak. Sisanya buah terdiri dari shell, kernel, kelembaban dan lemak diekstraksi fiber, non minyak lainnya dikenal sebagai crude palm oil CPO. Minyak kelapa sawit seperti semua lemak dan minyak terdiri dari: 1. Tryglyceride Ini adalah senyawa kimia dari satu molekul gliserol terikat dengan tiga molekul asam Lemak. CH 2 -OH + R 1 -COOHC H 2 – COOR 1 CH -OH + R 2 -COOH CH – COOR 2 + 3H 2 O CH 2 - OH + R 3 -COOH CH 2 – COOR 3 2. Mono dan di-glycerides dan FFA Dengan adanya panas dan air trigliserida putus dengan proses yang dikenal sebagai hidrolisis membentuk asam lemak bebas sehingga menghasilkan mono dan di-glycerides dan FFA yang sangat penting bagi penyuling. Hidrolisis dapat direpresentasikan sebagai berikut: CH 2 – COOR 1 + CH 2 - OH CH – COOR 2 + H 2 O CH - COOR2 + R1COOH CH 2 – COOR 3 + CH 2 - COOR 3 Mono dan digliserida account selama sekitar 3 sampai 6 dari berat glycerides dalam minyak. Baik minyak memiliki jumlah yang lebih rendah dari Universitas Sumatera Utara mono dan digliserida dikatakan sangat penting dalam proses fraksinasi karena mereka bertindak sebagai agen pengemulsi menghambat pembentukan kristal dan membuat filtrasi sulit. 3. Moisture dan Dirt Ini adalah hasil penggilingan praktek. penggilingan yang baik akan mengurangi kelembaban dan kotoran dalam minyak sawit tetapi biasanya berada dalam kisaran 0,25. 4. Minor Komponen Ini diklasifikasikan ke dalam satu kategori karena mereka lemak di alam tetapi tidak benar-benar minyak. Mereka disebut sebagai unsaponifiable masalah dan mereka adalah sebagai berikut: a. Carotineoids b. Tocopherol c. Sterol d. Polar Lipid e. Kotoran Komposisi kimia lain yang terdapat dalam tandan kelapa sawit yaitu di tandan kosong kelapa sawit TKKS. Tandan kosong kelapa sawit banyak dijumpai disekitar pabrik minyak kelapa sawit, merupakan limbah berlignoselulosa yang belum dimanfaatkan secara efektif. Menurut Darwis et al. 1988, pemanfaatan limbah padat selain bungkil inti sawit belum optimal. Tandan kosong kelapa sawit baru dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler atau Universitas Sumatera Utara dibuang di jalan-jalan di daerah perkebunan kelapa sawit untuk mengeraskan jalan. Berikut tabel komposisi kimia yang terdapat di tandan kosong kelapa sawit: Tabel 2.1 Komponen kimia tandan kosong kelapa sawit persen berat kering Komposisi Kimia Tun Tedja Irawadi Pratiwi 1988 Azemi et al 1994 Lemak 5,76 - - Protein 4,45 - - Selulosa 32,55 37,82 40 Lignin 26,54 20,6 21 Hemiselulosa 30,7 29,54 24 Sari - - - Pentosan - - - Holoselulosa - - Abu - 12,04 15 Pektin - - - kelarutan dalam: 1 NaOH - - - Air Panas - - - Air Dingin - - - Sumber: Naibaho, 1990 Hasil samping berupa limbah tandan kosong kelapa sawit yang belum dikembangkan penggunaannya perlu mendapat perhatian penuh sehingga usaha perkebunan kelapa sawit lebih maju. Tandan kosong mengandung 30-35 K 2 O dan 3-5 MgO, oleh karena itu pemanfaatannya dapat dibakar menjadi abu yang cukup berguna sebagai pupuk dan untuk menetralkan pH hasil samping cair pabrik pengolahan minyak sawit, akan tetapi mendapat masalah dalam aplikasinya yaitu dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan para pekerja. Limbah padat industri kelapa sawit merupakan limbah lignoselulosa yang sulit dikonversi menjadi bahan yang lebih sederhana, seperti konversi komponen selulosa menjadi Universitas Sumatera Utara gula sederhana glukosa. Ikatan lignin pada selulosa yang sangat erat dan rumit memerlukan perlakuan tersendiri sebelum proses pengolahan Said, 1994. Sedangkan komposisi kimia pelepah kelapa sawit dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Komposisi kimia Pelepah Kelapa Sawit Nomor Komponen Kimia Kandungan 1 Selulosa 54,2 2 Lignin 21,3 3 Hemiselulosa 20,2 4 Zat Ektraktif 2,1 5 Silica 2,2 Sumber: Herryawan Irfanto, Padil, Yelmida A. Berdasarkan analisa komponen kimia TKKS, terlihat bahwa kandungan lignin, sari ekstrak alkohol-benzena, abu dan selulosa TKKS cukup tinggi. Demikian juga persentase kelarutan TKKS dalam 1 NaOH, air dingin dan air panas cukup tinggi. Kelarutan tersebut menunjukkan banyaknya komponen terlarut yang meliputi senyawa anorganik dan organik, antara lain karbohidrat yang mempunyai berat molekul rendah, tanin, kinon, zat warna dan sebagian lignin SNI, 1990. Kadar lignin dengan persentase 22,12 di dalam TKKS menjadikannya alternatif sumber lignin alami non kayu yang memiliki potensi besar. Selulosa merupakan bagian selulosa yang mempunyai berat molekul tinggi yang merupakan bagian yang tinggal setelah bagian selulosa lainnya larut pada perlakuan dengan NaOH 8,3 dan pelarutan setelah terjadi pengembangan dengan NaOH 17,5 serta bagian hemiselulosa yang terdeteksi sebagai selulosa SNI, 1989. Universitas Sumatera Utara

2.3 Cara Pemotongan Tandan dan Pelepah