Pisau EgrekPisau Pemanen Sawit

− Pada saat kelapa sawit berumur 3 tahun : 0.6 tonhk. − Pada saat kelapa sawit berumur 4 tahun : 0.8 tonhk. − Pada saat kelapa sawit berumur 5 tahun : 1.2 tonhk. − Pada saat kelapa sawit berumur diatas 5 tahun : 1.5 tonhk. Standar panen yg digunakan antara satu perusahaan dan perusahaan lain kemungknan berbeda salah satunya sebagai berikut: − Tandan buah matang harus mempuyai sedikitnya 1 brondolan di piringan sebagai tanda buah tersebut siap di panen − Pelepah yang di tunas di potong dan di susun rapi pd gawangan − Rotasi panen di pertahankan pada interval 7-10 hari − TBS di brondolan di susun rapi di tph tempat pemungutan hasil untk pengangkutan ke pabrik − Tangkai buah di potong dan seluruh kotoran tandan tbs di bersihkan sebelum pengangkutan − Tingkat ekstraksi minyak 22 dan kandungan ABL 2

2.4 Pisau EgrekPisau Pemanen Sawit

Bahan baku alat pemanen sawit dalam hal ini pisau egrek biasanya menggunakan baja karbon sedang dari pegas daun mobil yang dalam bentuk potongan plastrip sesuai dengan ukuran egrek dan tipe yang ada. Proses produksi egrek ini menggunakan pembakaran arang kayu atau dipanaskan didalam furnace guna untuk mempermudah proses tempa hammer. Proses pembakaran arangfurnace dapat dilakukan sesuai dengan bahan yang akan kita tempa. Universitas Sumatera Utara Sumber: http:hasilperkebunan.blogspot.com Gambar 2.2 Pisau EgrekPisau Pemanen Sawit Dalam proses produksi egrek, beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain: 1. Proses hammer Baja karbon sedang yang sudah dalam bentuk potongan platstrip dibakar dalam tungku pembakaran selama menit tujuannya agar baja karbon sedang tersebut mudah untuk dibengkokkan karena pada awal tahap ini dilakukan proses tarik ekor yaitu pada ujung potongan baja karbon. Proses tarik ekor ini dilakukan dengan menggunakan mesin tempa. Setelah proses tarik ekor, potongan baja karbon dipanaskan kembali. Akibat pemanasan ini, ukuran baja karbon semakin memanjang karena mengalami proses pemuaian. Selanjutnya dilakukan proses buka bagian depan dengan menggunakan mesin tempa. Agar ukurandimensi platstrip tersebut rata, maka dibawa ke tempat pemotongan dan dipotong dengan menggunakan mesin potong. Kemudian dipanaskan kembali di tungku pembakaran agar baja karbon tersebut dapat dibengkokkan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara mesin rolling sesuai dengan bentuk egrek yang sudah standard dan dipukul rata dengan menggunakan mesin tempa. Seperti gambar dibawah ini. Sumber : Foto Mesin Tempa Di Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan Gambar 2.3 Mesin Tempa hammer 2. Proses Polishing Hasil akhir dari proses mesin tempa sudah dalam bentuk egrek tetapi masih memerlukan pemolesan kembali agar sesuai dengan ukuran standard perusahaan. Tahap pertama proses ini adalah penggambaran pola. Dalam penggambaran pola ini, digunakan egrek yang sudah terstandard sebagai acuan dalam pembuatan. Dengan menggambar pola ini, maka operator dapat dengan mudah memformat dengan menggunakan mesin format dan mempertajam bagian tepinya. Setelah selesai diformat, egrek dibawa ke proses flating. Proses flating ini merupakan proses pemukulan dengan menggunakan palu, tujuannya agar egrek tersebut tidak baling. Universitas Sumatera Utara 3. Gerinda kasar Setelah selesai dari proses format, egrek dibawa ke stasiun gerinda kasar. Pada tahap ini dilakukan kegiatan tekuk ekor dengan menggunakan mesin gerinda sehingga bagian ujungnya runcing dan bagian tepinya juga makin dipertajam. Proses ini merupakan proses paling lama karena membutuhkan waktu sekitar tujuh menit untuk menyelesaikannya. Setelah kegiatan gerinda selesai, maka kembali dibawa ke tempat flating untuk dipukul dengan palu. Akhir proses selalu dilakukan proses pemukulan yang tujuannya agar egrek tidak baling karena biasanya setelah mengalami proses permukaan egrek tersebut tidak rata. Sumber : Foto Di Pandai Besi Pancur Medan Gambar 2.4 Mesin Gerinda Kasar 4. Penyepuhan Setelah mengalami proses gerinda kasar, egrek tersebut di sepuh dengan memanaskan pada tungku pembakaran. Oleh karena itu sebelum disepuh, arang dibakar selama 5 menit pada tungku pemanasan sehingga suhu mencapai diatas 850 ˚C. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengeluarkan kandungan karbon kepermukaan bahan sehingga egrek tersebut makin keras. Pada tahap penyepuhan ini terjadi dua proses yaitu proses pengerasan hardening dan proses tempering. Pada proses hardening, egrek dipanaskan agar kandungan karbon hilang namun Universitas Sumatera Utara apabila pada tahap pemanasan suhu sudah terlalu tinggi maka egrek dapat patah maka dilanjutkan dengan tahap tempering agar panas pada egrek dapat disesuaikan. Sesudah disepuh, tahap selanjutnya egrek masih mengalami proses flating untuk meratakan permukaan egrek agar tidak baling. Sumber : Foto Di Pandai Besi Pancur Medan Gambar 2.5 Poses Penyepuhan 5. Gerinda halus Egrek yang sudah disepuh dibawa ke mesin gerinda halus untuk digerinda. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memutihkan permukaan egrek sehingga tampak mengkilap dan tampak lebih tajam. 6. Finishing Tahap finishing merupakan tahap pengecatan dengan menggunakan tiner. Egrek direndam sebentar dalam wadah yang berisi tiner kemudian ditiriskan pada lemari oven dengan temperatur 600 ˚C. Dalam lemari oven ini, bertujuan untuk mengeringkan cat clear dan dibutuhkan waktu sekitar 30 menit agar cat clear tersebut dapat benar-benar kering. Setelah itu, egrek yang sudah selesai dibawa ke gudang produk jadi dengan menggunakan beko. Desain dan dimensi pisau dan set up yang ditunjukkan Pisau terbuat dari baja karbon tinggi dan ditimbang sekitar 0.6 kg dengan ketebalan 3 mm. Panjangnya dan lebar yang 31.7 cm dan 15.5 cm masing-masing. Ujung tombak Universitas Sumatera Utara memiliki kelengkungan Radius 17cm sehingga dapat memahami dan memotong pelepah efektif. Sudut tepi a dirancang di lo , dan sudut miring yang dijaga konstan sebesar 24,2 di semua posisi. Dua bilah yang bergabung dengan poros Abdul Razak Zelani 1998. Pisau didukung oleh dua hubungan untuk mencegah gerakan lateral. Sebagai gaya pemotongan dilakukan oleh dua sisi dari dua bilah, kekuatan menarik dirasakan oleh load cell adalah gaya resultan dibutuhkan oleh kedua pisau untuk mencapai pemotongan. Gaya pemotongan yang dibutuhkan adalah sama dengan kekuatan perlawanan yang diberikan oleh materi. Dengan asumsi gaya gesekan pada poros Z diabaikan dibandingkan dengan gaya menarik 0, persamaan berikut merupakan maksimum memotong gaya yang dibutuhkan pada pemotongan titik. − Fc = cutting gaya kg − f = gaya dirasakan oleh sel beban kg − k = jarak tegak lurus dari poros ke garis Fc menetapkan 23cm − x = jarak horizontal dari titik tumpu untuk keterkaitan cm − Z = poros di mana dua pisau melesat Tabel 2.3 Nama – Nama Alat untuk Pemotong Pemanen Kelapa Sawit No Nama alat Pengunaan Spesifikasi 1 Dodos kecil Potong buah tanaman umur 3-4 tahun Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah 0,5 cm, tebal pangkal 0,7 cm, diameter gagang 4,5 cm, dan panjang total 18 cm Universitas Sumatera Utara Tabel Lanjutan: 2 Dodos besar Potong buah tanaman umur 5-8 tahun Lebar mata 12-14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal tengah 0,5 cm, tebal pangkal 0,7 cm, diameter gagang 4,5 cm, dan panjang total 20 cm 3 Pisau egrek Potong buah tanaman umur 9 tahun tinggi pokok 3 meter Panjang pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung pada sumbu 135 ˚C dan berat 0,5 kg 4 Angkong Sebagai tempat atau wadah TBS dan brondolan diangkut ke TPH Sesuai spesifikasi yang ada 5 Keranjang Sebagai tempat atau wadah TBS dan brondolan diangkut ke TPH Diameter keranjang 60-70 cm, tinggi 40 cm, dan panjang tali keranjang 40-60 cm 6 Goni eks- pupuk Sebagai tempat atau wadah TBS dan brondolan diangkut ke TPH - 7 Kapak Sebagai alat pemotong tangkai tandan yang panjang pada tanaman umur 9 tahun Sesuai spesifikasi yang ada 8 Tali nilon Pengikat pisau egrek 0,5 mm dipilin 3; 1 kg mempunyai panjang 43 m, dan dapat dipakai 5 egrek 9 Batu asah Pengasah dodos dan pisau egrek - 10 Bambu egrek Gagang pisau egrek Panjang 10-11 m, tebal 1-1,5 cm, berat 2,5-3 kgm. Diameter ujung 4-5 cm dan diameter pangkal 6-7 cm 11 Allumunium pole Gagang pisau egrek - a. EBOR gold pole EBOR gold pole lebih berat, keras dan tahan lama, serta digunakan pada pokok yang lebih rendah dari Ultra light pole Diam 1,25” 32,0 mm-p 20’ 6m Diam 1,50” 38,1 mm-p 20’ 6m Diam 1,75” 42,3 mm-p 25’ 6m b. Ultra light pole Diam 1,50” 38,1 mm- p 20’ 6m Diam 1,50” 38,1 mm- p 30’ 9m Diam 1,75” 42,3 mm -p 20’ 6m Diam 1,75” 42,3 mm- p 25’ 7,5m 12 Gancu Membuat dan membongkar TBS dari dan ke alat transpor Besi beton 38” dan panjang sesuai dengan kebiasaan setempat 13 Tojok Memuat dan membongkar TBS dari dan ke alat transpor Disesuaikan dengan kebiasaan setempat Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Syarat Mutu Egrek – SNI No Jenis uji Satuan Persyaratan 1 Tampak luar - Tidak cacat 2 Sisi potong - Tajam 3 Bahan baku - Baja karbon sedang