BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengukuran
Dalam bab ini berisikan data angka, grafik dan foto-foto hasil penelitian setelah dilakukan analisa dan survey lapangan. Berikut tabel hasil penelitian dan di
lapangan:
Gambar 4.1 Pengukuran gaya potong tandan dan pelepah kelapa sawit
Pengukuran gaya pemotongan tandan dan pelepah kelapa sawit yang ditunjukan pada Gambar 4.1 dapat diketahui besar gaya maksimum dan minimum pada saat
mata pisau pemanen kelapa sawitegrek memotong tandan dan pelepah. Alat ukur DLE hanging scale dengan satuan Kilogram Kg dapat dikonversikan
menjadi Kilogram Force KgF dengan Cara dikalikan 9,81 ms
2
nilai dari hasil pengukuran. Pengukuran sudut potong tandan dan pelepah serta luas penampng
pelepah juga dilakukan. Berikut gambar pengukurannya:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2
Pengukuran Luas Penampang Pelepah
Gambar 4.3 Pengukuran Diameter Tandan
Gambar pengukuran pelepah dan diameter tandan ditatas dilakukan untuk perbandingan perhitungan ekperimntal. Untuk data hasil pengukuran gaya
pemotongan , luas penampang pelepah, diameter tandan, dan sudut potong tandan dan pelepah dapat dilihat pada tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 hasil pengukuran gaya potong tandan, gaya potong pelepah, dan sudut potong tandan kelapa kelapa sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera
Utara.
No. Batang Gaya Potong
Tandan KgF Sudut Potong
Tandan
˚ Gaya Potong
Pelepah KgF 1
716,1 28
1520,55 2
647,5 31
1569,6 3
794,6 26
1177,2 4
765,2 28
1275,3 5
863,3 30
1226,25 6
784,8 30
1471,5 7
912,3 35
1304,73 8
569 38
981 9
833,9 34
1422,45 10
922,1 37
1657,89 11
667,1 41
1128,15 12
951,6 37
1599,03 13
794,6 28
1491,12 14
922,1 35
1147,77 15
843,7 39
1343,97 Nilai Maksimum
951,6 41
1657,9 Nilai Minimum
569 26
981 Rata-rata
799,193 33,133
1354,434 Sumber:
Pohon sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara 2013
Grafik Hubungan sudut potong dengan gaya potong dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Sudut Potong Dan Gaya Potong
500 1000
1500 2000
28 31 26 28 30 30 35 38 34 37 41 37 28 35 39 G
a y
a Pot
on g
K g
F
Sudut Potong ˚
Gaya Potong Tandan KgF Gaya Potong Pelepah KgF
Universitas Sumatera Utara
Grafik diatas menunjukkan dimana semakin besar sudut potong tandan dan pelepah maka gaya potong semakin besar, karena jika dilihat gaya potong tandan
minimum sebesar 569 KgF dengan sudut pemotongan 26 ˚ sedangkan gaya potong
maksimum sebesar 951,6 KgF. Untuk gaya potong tandan dan pelepah berbeda kekerasan gaya potongnya, disebabkan karena kekerasan serat antara tandan dan
pelepah berbeda.
Tabel 4.2 hasil pengukuran luas penampang hasil pemotongan tandan kelapa sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
No Pohon Luas Penampang tandan
mm² Gaya Potong Tandan
KgF
1 594,167
716,1 2
515,039 647,5
3 693,626
794,6 4
621,799 765,2
5 800,779
863,3 6
849,056 784,8
7 898,747
912,3 8
453,416 569
9 769,379
833,9 10
849,056 922,1
11 489,919
667,1 12
967,199 951,6
13 664,424
794,6 14
882,026 922,1
15 738,607
843,7 Nilai Maksimum
967,20 951,6
Nilai Minimum 453,41
569 Rata-rata
719,149 799,2
Sumber: Pohon sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara 2013
Grafik Hubungan gaya potong dan luas penampang tandan kelapa sawir dilihat pada Gambar 4.5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Gaya Potong Dengan Luas Penampang Tandan
Grafik diatas terlihat bahwa semakin besar luas penampang tandan maka gaya potong semakin besar, terlihat untuk luas penampang minimum 453,41 mm
2
gaya potongnya sebesar 569 KgF. Luas penampang maksimum sebesar 967,20 mm
2
gaya potongnya sebesar 951,6 KgF. Luas penampang rata-rata tandan kelapa sawit pada tabel hasil pengukuran luas penampang di Kabupaten Mandailing
Natal Sumatera Utara sebesar 719,149 dengan membutuhkan gaya pemotongan sebesar 799,2 KgF. Jadi dari hasil pengukuran diatas jelas terlihat bahwa semakin
besar luas penampang tandan maka semakin besar gaya potong yang dihasilkan, dan juga di akibatkan dari kekerasan tandan sawit di setiap daerah berbeda-beda.
Tabel 4.3 luas penampang pelepah dan gaya potong pelepah kelapa sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
y = 10,336x + 716,51 300
600 900
1200
G a
y a
Pot on
g K
g F
Luas Penampang mm²
Gaya Potong Tandan KgF
Universitas Sumatera Utara
No Pohon Luas Penampang
pelepah mm² Gaya Potong Pelepah
KgF
1 1040
1520,6 2
1006,2 1569,6
3 1104
1177,2 4
1204 1275,3
5 1254,4
1226,3 6
1148 1471,5
7 1145
1304,7 8
987,5 981
9 1109,7
1422,5 10
1209,6 1657,9
11 1072
1128,2 12
1099,8 1599
13 1175
1491,1 14
1107 1147,8
15 1146,6
1344 Nilai Maksimum
1254,4 1657,9
Nilai Minimum 987,5
981 Rata-rata
1120,6 1354,4
Sumber: Pohon sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara 2013
Grafik Hubungan gaya potong dan luas penampang pelepah kelapa sawir dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Gaya Potong Dengan Luas Penampang
` Pelepah
y = -2,5226x + 1374,6 500
1000 1500
2000
G a
y a
Pot on
g K
g F
Luas Penampang mm²
Gaya Potong Pelepah KgF
Universitas Sumatera Utara
Grafik diatas terlihat bahwa semakin besar luas penampang pelepah maka gaya potong semakin besar, terlihat untuk luas penampang pelepah minimum 987,5
mm
2
gaya potongnya sebesar 981 KgF. Luas penampang maksimum sebesar 1254,4 mm
2
gaya potongnya sebesar 1657,9 KgF. Tabel 4.4 hasil pengukuran gaya potong tandan, gaya potong pelepah, dan sudut
potong tandan kelapa kelapa sawit di Universitas Sumatera Utara.
No Pohon Gaya Potong
Tandan KgF Sudut
Potong ˚
Gaya Potong Pelepah KgF
1 1079
32 2286
2 1059
31 1942
3 991
28 1913
4 1010
34 1972
5 1030
37 1933
6 952
35 2021
7 1020
33 2080
8 1059
27 2060
9 1001
34 1991
10 981
32 1864
Nilai Maksimum
1079 37
2286
Nilai Minimum
952 27
1864
Rata-rata
1018 32
2006
Sumber: Pohon sawit di Universitas Sumatera Utara 2013
Grafik Hubungan sudut potong dan gaya potong sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Sudut Potong Dan Gaya Potong
500 1000
1500 2000
2500
32 31
28 34
37 35
33 27
34 32
G a
ya P
o to
ng K
gF
Sudut Potong ˚
Gaya Potong Tandan KgF Gaya Potong Pelepah KgF
Universitas Sumatera Utara
Grafik diatas menunjukkan dimana semakin besar sudut potong tandan dan pelepah maka gaya potong semakin besar, karena jika dilihat gaya potong tandan
minimum sebesar 952 KgF dengan sudut pemotongan 27 ˚ sedangkan gaya potong
maksimum sebesar 1079 KgF. Untuk gaya potong tandan dan pelepah berbeda kekerasan gaya potongnya, disebabkan karena kekerasan serat antara tandan dan
pelepah berbeda Tabel 4.5 luas penampang tandan dan gaya potong tandan kelapa sawit di
Universitas Sumatera Utara.
No luas penampang
tandan mm² Gaya Potong Tandan
KgF
1 816,71
1030 2
1038,16 1059
3 753,91
991 4
1837,61 1010
5 2111,34
1079 6
949,85 952
7 967,2
1020 8
2215,58 1059
9 1516,7
1001 10
678,95 981
Nilai Maksimum 2111,34
1079,1
Nilai Minimum 949,85
952
Rata-rata
1288,6 1018
Sumber: Pohon sawit di Universitas Sumatera Utara 2013
Grafik Hubungan gaya potong dan luas penampang tandan kelapa sawir dilihat pada Gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8
Grafik Hubungan Gaya Potong Dengan Luas Penampang Tandan
Grafik diatas terlihat bahwa semakin besar luas penampang tandan maka gaya potong semakin besar, dimana luas penampang minimum 949,85 mm
2
dengan gaya potongnya sebesar 952 KgF. Luas penampang maksimum 2111,34 dengan
gaya potongya sebesar 1079,1 KgF.
Tabel 4.6 luas penampang pelepah dan gaya potong pelepah kelapa sawit di Universitas Sumatera Utara.
No Pohon luas penampang
pelepah mm² Gaya Potong
Pelepah KgF
1 1920
1942 2
2618 2286
3 3060
1913 4
2145 1972
5 2912
1933 6
3937,5 2021
7 3536
2080 8
2992 2060
9 3861
1991 10
4522 1864
Nilai Maksimum
4522 2286
Nilai Minimum
1920 1864
Rata-rata
3150 2006
Sumber: Pohon sawit di Universitas Sumatera Utara 2013
y = -3,6862x + 1038,6 850
900 950
1000 1050
1100
G a
y a
Pot on
g K
g F
Luas Penampang mm²
Universitas Sumatera Utara
Grafik Hubungan gaya potong dan luas penampang tandan kelapa sawir dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Gaya Potong Dengan Luas Penampang
` Pelepah
Grafik diatas terlihat bahwa semakin besar luas penampang pelepah maka gaya potong semakin besar, terlihat untuk luas penampang pelepah minimum 1942
mm
2
gaya potongnya sebesar 1864 KgF. Luas penampang maksimum sebesar 1864 mm
2
gaya potongnya sebesar 2286 KgF.
Proses pemotongan, pisau potong bergerak relatif terhadap tandan sawit untuk memotong memisahkan dari pohon sawit. Pemotongan memerlukan gaya dan
energi potong yang lebih besar dari kekuatan potong tandan sawit. Beberapa hasil kajian pemotongan terhadap mata pisau diketahui bahwa gaya dan energi potong
yang diperlukan untuk memotong bahan akan dipengaruhi oleh kecepatan potong, bahan pisau potong, desain pisau potong, sudut mata pisau, cara operasi, dan sifat
bahan yang dipotong.
y = 224,11x + 1917,8 2000
4000 6000
1942 2286 1913 1972 1933 2021 2080 2060 1991 1864 G
a y
a Pot
on g
K g
F
Luas Penampang mm
2
Grafik Gaya Potong VS Luas Penampang Pelepah
luas penampang pelepah mm²
Universitas Sumatera Utara
4.2 Penguraian Gaya Saat Pemotongan