Pertambangan Galian Batubara (sub bahan golongna a; bahan galian strategis) Sebagaimana telah disampaikan diatas, khusus untuk pertambangan bahan galian batubara (sub

Pertambangan Galian Batubara (sub bahan golongna a; bahan galian strategis) Sebagaimana telah disampaikan diatas, khusus untuk pertambangan bahan galian batubara (sub

bagian pertambangan bahan galian golongan a) terdapat tiga peraturan pelaksana UU No. 11/1967 yang terkait langsung dengan frasa “dikuasai oleh negara” pasal 33 UUD 1945 24 . Ketiga peraturan pelaksana yang berbentuk Keppres ini adalah Keppres No. 49/1981, Keppres No. 21/1993, dan Keppres No. 75/1996. Keppres No. 75/1996 ini mencabut hak eksklusif monopoli Kuasa Pertambangan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA) yang diberikan oleh dua Keppres terdahulu itu. Selanjutnya, dalam Keppres tahun 1996 ini, Kuasa Pertambangan langsung diberikan oleh Kementerian Pertambangan kepada perusahaan swasta. Di dua Keppres terdahulu Kuasa Pertambangan untuk perusahaan swasta diberikan oleh PT BA kepada perusahaan swasta melalui Perjanjian Kontrak Karya.

24 Sejauh yang penulis dapat akses hingga saat ini.

Dengan demikian, Keppres No. 75/1996 ini menafsirkan frasa “dikuasai oleh negara” Pasal

33 UUD 1945 sebagai pemerintah memiliki mandat penuh berdasarkan UU No. 11/1967 untuk secara langsung membuat perjanjian dengan perusahaan swasta dalam pengusahaan pertambangan batubara. Perusahaan swasta adalah kontraktor pemerintah secara langsung, yang kewajibannya mencakup memberikan 13.5 persen hasil produksinya ke negara selain dari kewajiban-kewajiban perpajakan yang lain. Pasal 1 Keppres no. 75/1996 ini berbunyi:

“Dalam Keputusan Presiden ini, yang dimaksud dengan Perjanjian adalah Perjanjian Karya antara Pemerintah dan perusahaan Kontraktor Swasta untuk melaksanakan pengusahaan pertambangan galian batubara.”

Disini akan disajikan dua contoh Kontrak Karya yang ditandatangani oleh Pemerintah cq Kementerian Pertambangan dan Energi dengan kontraktor swasta. Pertama, dengan PT Kalimantan Energi Lestari yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 20 November 1997. Kontrak karya ini berjangka waktu selama 30 tahun (periode eksploitasi) dan dapat diperpanjang serta Kementerian Pertambangan dan Energi bertindak selaku wakil Pemerintah RI. Kedua, dengan PT Mahakam Sumber Jaya yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 29 Desember 2000. Kontrak Karya ini berjangka waktu selama 30 tahun (periode eksploitasi) dan dapat diperpanjang serta sebagai wakil pemerintah adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebaliknya, dua Keppres terdahulu yaitu Keppres No. 21/1993 dan Keppres No. 49/1981 menafsirkan frasa “dikuasai oleh negara” Pasal 33 UUD 1945 sebagai pemberian mandat oleh UU No. 11/1967 kepada perusahaan negara (BUMN) yang dalam hal ini adalah PT BA untuk membuat peerjanjian

dengan kontraktor swasta dalam pengusahaan pertambangan batubara. Sedangkan kewajiban kontraktor kepada negara pada prinsipnya sama dengan yang diatur dalam Keppres tahun 1996 tersebut yaitu mencakup memberikan 13.5 persen hasil produksinya ke negara selain dari kewajiban-kewajiban perpajakan yang lain. Pasal 1 Keppres No. 49/1981 berbunyi:

“Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian antara Perusahaan Negara Tambang Batubara sebagai Pemegang Kuasa Pertambangan dan

pihak swasta sebagai Kontraktor untuk pengusahaan tambang batubara untuk jangka waktu 30 (tigapuluh) tahun berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut dalam Keputusan Presiden ini. ”

Contoh Kontrak Karya antara PT BA dengan kontraktor swasta dalam periode ini adalah Kontrak Karya dengan PT Kaltim Prima Coal. Perjanjian ini ditandatangani di Jakarta pada tanggal 8 April 1982 dan berlaku selama 30 tahun serta dapat diperpanjang.

Sedangkan Pasal 1 Keppres No. 21/1993 berbunyi: “Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian

antara Perusahaan Negara Tambang Batubara sebagai Pemegang Kuasa Pertambangan dan perusahaan kontraktor baik dalam rangka Penanaman Modal Asing maupun dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri untuk mengadakan pengusahaan pertambangan bahan galian batubara.”

Disini jelas terlihat bahwa Keppres tahun 1993 itu hanya menegaskan bahwa pihak swasta yang dimaksud dalam Keppres terdahulu mencaku p swasta asing. Prinsip tafsir frasa “dikuasai oleh negara” dalam kedua Keppres ini persis sama yaitu entitas yang diberikan mandat untuk memberikan izin pengusahaan tambang batubara kepada perusahaan swasta, yang dalam hal ini berbentuk Kontrak Karya, adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA).

Contoh Kontrak Karya antara PT BA dengan kontraktor swasta dalam periode ini adalah Kontrak Karya dengan PT Gunung Bayan Pratama Coal. Perjanjian ini ditandatangani di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1994 dan berlaku selama 30 tahun serta dapat diperpanjang. Sebagai catatan Keppres Nomor 75 tahun 1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara ditujukan untuk mencabut Keppres Nomor 21 tahun 1993 tentang hak Kuasa Pertambangan PT Tambang Batubara Bukit Asam.