Klan Genji Minamoto Cuplikan 1

M yaitu saat kekeringan ekstrim berkelanjutan sejak musim semi. Kekeringan tersebut meresahkan rakyat karena menyebabkan mereka kekurangan bahan makanan. Ritual meminta hujan pun dilakukan di Istana Seiyou. Namun tak seorang pun seorang yang memimpin doa hujan berhasil mendatangkan hujan.

3.2.2 Klan Genji Minamoto Cuplikan 1

Yoritomo :”Inilah harta yang diwariskan pada para kepala keluarga Genji. Baju zirah Genta dan pedang Higekiri” Yoshitsune : berbicara di dalam hati “Jadi ini baju zirah dan pedang warisan keluarga Genji Memang sudah kuno, tapi sudah disiapkan agar dapat dipakai kapanpun jika sewaktu-waktu terjadi pertempuran…” Yoritomo :”Inilah tanda kesiapan hatiku.” Vol. 12 hal. 159-162 Analisis: Saat berada di pengasingan di Izu, Yoritomo sebagai putra penerus Yoshitomo, tidak hanya berdiam diri menunggu bangkitnya sekutu klan-kaln Genji yang berada di wilayah timur. Dia mempersiapkan dirinya dengan sangat hati-hati untuk mengelabui pengawasan kretat Heike. Dapat dilihat bahwa, walaupun sudah diasingkan ke tempat yang jauh, tidak bisa seutuhnya bisa bergerak bebas. Karena hal itu, Yoritomo menyelipkan kitab taktik perang Dinasti Sung diantara kitab-kitab Sutra, dia juga menyimpan baju zirah Genta dan pedang Higekiri peninggalan Yoshito di ruang bawah tanah, di ruangan itu juga terdapat banyak kitab-kitab taktik perang Dinasti Sung. Hal- Universitas Sumatera Utara hal tersebut merupakan sebuah bukti kesiapan hati Yoritomo dan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang jendral tertinggi Genji. Hal ini sesuai dengan keadaan sejarah bahwa Yoritomo yang diasingkan di Izu menjadi pemimpin tertinggi klan Genji. Di pengasingan dengan tetap berada di bawah pengawasan Heike, setiap hari dia membaca kitab sutra untuk mendoakan ayahnya, Yoshitomo. Disamping hal tersebut, sebagai anak tertua Yoshitomo yang masih hidup, di pengasingan pun dia tetap memikirkan nasib klannya dan juga berfikir untuk merebut kembali kejayaan klannya yang dirampas oleh klan Heike. Gambar yang Menunjukkan Kesiapan Hati Yoritomo sebagai Pemimpin Klan Genji melalui Baju zirah Genta dan pedang Higekiri pada Komik Shanaou Yoshitsune. Cuplikan 2 Watanabe Tadashi :“Mei lalu, Tuan Yorimasa dan Pangeran Mochihito mengerahkan tentara untuk menaklukkan Heike” Genpei War vol. 1 hal. 63 Universitas Sumatera Utara Yoshitsune :”Ja… Jadi Tuan Yoritomo telah mengerahkan tentara untuk menaklukkan Heike?” Hidehira :”Beliau telah meninggalkan rumah keluarga Hojo di Izu.” Genpei War vol.1 hal. 120 Analisis: Cuplikan di atas menceritakan keadaaan saat utusan dari Minamoto no Yorimasa memberitahu Yoshitsune bahwa Pangeran Michihito dan tuannya, Yorimasa mulai bergerak melawan Heike. Tidak mau ketinggalan, klan-klan Genji yang berada di berbagai daerah, yang gerah melihat kekuasaan Kiyomori, ikut bergerak menyatukan kekuatan. Yoshitsune yang sejak awal berencana untuk mengalahkan Heike, ikut bergerak bersama beberapa pengikutnya meninggalkan Oshu guna bersatu dengan pasukan kakaknya, Yoritomo Sesuai dengan keadaan sejarah, atas perintah Pangeran Michihito lah, seluruh sisa-sisa pasukan Genji di berbagai wilayah di penjuru Jepang mulai bersatu guna membentuk pasukan untuk mengalahkan Heike. Pergerakan Pangeran Michihito disebabkan karena sang Pangeran mereasa sudah bernasib buruk karena kesewenag-wenangan klan Taira dalam berkuasa. Yoritomo sebagai penerus genji yang tertua pada saat itu, mulai bergerak dari Izu, tempat pengasingannya, untuk bersatu dengan anggota klan Genji lainnya. Hal itu menandakan bahwa klan Genji telah bangkit. Dari wilayah Kiso, pasukan Minamoto no Yoshinaka pun mulai bergerak. Yoshitsune yang berada di Oshu pun tidak mau ketinggalan, dngan para pelayannya dia berangkat meninggalkan Oshu untuk bergabung dengan kakaknya, Yoritomo, guna menyatukan kekuatan untuk menjatuhkan Heike. Universitas Sumatera Utara Cuplikan 3 Seorang prajurit melapor kepada Kazusanosuke, majikannya Prajurit :“Beliau mengusir kita yang datang dengan 20 ribu tentara berkuda…?” Kazusa no Suke : “Putra Shogun sejati.” Prajurit :“Eh?” Kazusa no Suke :“Seorang majikan tak pantas merendah pada pelayan yang datang membawa ribuan tentara. Beliau tak takut pada 20 ribu tentara, dan justru menyalahkan bawahannya yang datang terlambat… Beliau benar-benar seorang Shogun yang agung.” Genpei War vol. 4 hal. 98-99 Analisis: Kejadian tersebut terjadi saat Kazusa no Suke yang membawa pasukan 20.000 orang terlambat dating untuk bergabung dengan pasukan Yoritomo yang saat itu hanya berjumlah ratusan orang. Saat itu Yoritomo menolak bertemu dengan Kazusa no Suke karena tidak dapat mentolerir keterlambatannya. Dari cupilkan tersebut dapat dilihat bahwa Yoritomo adalah seorang jenderal yang bijaksana. Walaupun jumlah pasukannya lebih sedikit dari Kazusa no Suke, dia tidak mau merendah kepada Kazusa no Suke, dengan tidak memaafkan keterlambatan Kazusa no Suke menghadap ke Yoritomo. Hal tersebut lah yang membuat Kazusa no Suke yang awalnya ragu-ragu dengan kepemimpinan Yoritomo, membulatkan tekadnya untuk mengabdikan dirinya dibawah kepemimpinan Yoritomo. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan kondisi asli yang terdapat di dalam sejarah, Kazusa no Suke Hirotsune yang memiliki pasukan berjumlah 20.000 orang merupakan orang yang paling cepat mengirimkan surat balasan kepada Yoritomo saat dia masih berada di Awa. Tetapi Kazusa no Suke beserta pasukannya datang terlambat, karena Yoritomo sudah keluar dari wilayah Awa, dan berada di perbatasan Shimousa dengan Musashi, yaitu di Sungai Sumida. Yoritomo menganggap keterlambatan adalah larangan pertama bagi kaum kesatria. Pasukan 20.000 ribu orang bahkan seatus ribu orang taka da gunanya jika terlambat. Yoshikawa, 2013: 145 Karena keterlambatan Kazusa no Suke tersebut, Yoritomo marah dan tidak mengizinkan Kazusa no Suke untuk menghadap dirinya. Tetapi hal membuat Kazusa no benar-benar mengagumi Yoritomo yang memimpin secara tegas dan membuatnya semakin bertekad menjadi pengikut Yoritomo. Cuplikan 5 Yoritomo :“Lihat Yoshitsune Itu Kamakura.” Yoshitsune :“Tempat yang bagus, ya. Ada lautan dan gunung, cocok untuk tempat tinggal.” Yoritomo :“Yah. Tapi tak boleh begini terus.” Yoshitsune :“Eh? Kenapa?” Yoritomo :“Kamakura ini di kelilingi gunung di ketiga sisinya dan wilayah strategis bernama laut di depannya. Inilah tempat yang paling tepat untuk mencegah musuh dan melindungi sekutu. Di sinilah kita harus membangun Istana Hachiman sebagai tempat bagi para Universitas Sumatera Utara Samurai dan rumah bagi semua orang, juga membuatnya jadi benteng yang besar.” Genpei War vol. 6 hal. 59-60 Analisis: Pada cuplikan di atas Yoritomo memberitahu Yoshitsune bahwa wilayah Kamakura akan menjadi markas besar pasukannya. Dia juga bermaksut menjadikan Kamakura sebagai tempat bagi para samurai. Kamakura adalah sebuah wilayah yang dibangun Yoritomo di perfektur Kanagawa. Dibangun dengan tujuan sebagai markas besar militer samurai yang dipimpin oleh Yoritomo. Dianggap tempat yang strategis karena dilindungi oleh 3 gunung di setiap sisinya, dan terdapat laut di depannya. Kamakura adalah tanah asal klan Minamoto, kampung halaman bagi samurai Bandou,tsnsh ysng dilindungi benteng alami. Banyak prajurit rendahan yang menjadikan Kamakura sebagai tempat tujuan. Bahkan tujuan hidup rakyat jelatapun diarahkan kesana secara alami. Seperti yang diketahui dalam sejarah Kamakura merupakan wilayah yang sisitem politik dan pemerintahannya dipimpin dengan sistem keshogunan bakufu. Dan Yoritomo lah yang dikenal sebagai Shogun pertama Jepang. Gambar yang Menunjukkan Keadaan Kamakura yang Strategis pada Komik Shanaou Yoshitsune. Universitas Sumatera Utara Cuplikan 6 Higuchi :“Dimana Yoshitaka?” Yoritomo :“Aku tidak akan mengembalikan Tuan Yoshitaka.” Higuchi :“A… Apa? Anda ingin membuat dia sebagai tameng?” Yoritomo :“Bukan. Aku ingin menjadikan Tuan Yoshitaka sebagai suami putriku, Ohime.” Genpei War vol.12 hal. 35 Analisis: Cuplikan diatas menceritakan keadaan saat Yoshitsune yang menjadi utusan Yoritomo untuk mengajak Yoshinaka bergabung dibawah kepemimpinan Yoritomo, tidak sengaja membawa Yoshitaka untuk dapat keluar dari camp Yoshinaka. Yoshitaka adalah anak dari Minamoto no Yoshinaka dari Kiso. Yang merupakan sepupu dari Yoritomo dan Yoshitsune. Ayahnya, Minamoto no Yoshikata dibunuh oleh kakak Yoritomo atas perintah ayahnya, Yoshitomo, saat Yoshinaka masih kecil. Karena dendam akan hal tersebut Yoshinaka tidak mau Universitas Sumatera Utara begabung dengan klan Genji yang dipimpin Yoritomo dan tidak mau mengakui kepemimpinannya. Padahal mereka memiliki tujuan yang sama yaitu mengalahkan Heike. Yoshinaka yang berniat mendahului Yoritomo mengalahkan klan Heike di Ibukota dianggap sebagai penghalang bagi Yoritomo. Dengan menjadikan Yoshitaka sebagai suami dari Ohime, maka Yoritomo dapat menekan gerakan Yoshinaka. Dan mencegah terjadinya perang antar sesama Genji. Karena jika Yoshinaka bertindak gegabah, nyawa Yoshitaka dalam bahaya. Dalam kisah aslinya, yoritomo memang menjadikan Yoshitaka sebagai suami dari Ohime, anaknya, dengan kata lain sebagai menantunya. Hal itu dilakaukan untuk menekan kekuatan Yoshinaka yang tidak mau bergabung dengan pasukannya dan selalu bertindak sesukanya tanpa memperdulikan Yoritomo sebagai Jendral tertinggi pasukan Genji. Cuplikan 7 Yoshitsune bertanya kepada seorang Ibu yang terkulai lemah dengan luka-luka bakar di tubuhnya Yoshitsune : “Si… Siapa yang menyalakan api? Genji? Atau Heike?” Ibu :“TIDAK TAHU KEDUANYA SAMA SAJA SAMA-SAMA SETAN” histeris Genpei War vol. 10 hal. 52-53 Analisis: Universitas Sumatera Utara Cuplikan di atas terjadi saat Yoshitsune mendatangi desa yang kebakaran dikarenakan terjadinya Perang Sunomata. Perang tersebut terjadi di dekat pemukiman warga dan menyebabkan warga yang tidak tahu menahu masalah perang ikut menjadi korban. Rakyat yang tidak menghendaki adanya perang tidak akan memihak pihak manapun. Yang mereka tahu perang hanyalah membawa kesengsaraan dan penderitaan, karena banyak anggota keluarga mereka yang menjadi korban. Jadi, dapat dilihat dari culikan tersebut bahwa para samurai yang berperang hanya memikirkan bagaimana caranya mereka dapat menang, tanpa memikirkan sekelilingnya dan mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi selanjutnya. Hal ini sesuai dengan keadaan zaman Heian akhir yang terdapat dalam sejarah, banyak terjadi peperangan di berbagai wilayah demi perebutan kekuasaan yang dilakukan para samurai. Diantaranya, ada perang Heiji dan Hougen, perang Sunomata, Perang Sungai Uji, perang Ichi no Tani, perang Dannoura, dan lain sebagainya. Diantara perang-perang tersebut, tempat terjadinya perang dekat dengan pemukiman rakyat. Rakyat yang tidak ada hubungannya dengan perang ikut menjadi korban. Mereka harus kehilangan tempat tinggal, kehilangan keluarga dan sanak saudara, bahkan kehilangan bahan makanan, karena ikut terbakar saat perang. Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi tersebut membuat rakyat resah dan tidak aman. Gambar yang Menunjukkan Keadaan Rakyat yang menjadi Korban Perang pada Komik Shanaou Yoshitsune. Universitas Sumatera Utara Cuplikan 8 Utusan Houou “Minamoto no Yukiie, Minamoto no Yoshinaka. Tentara keadilan kalian berhasil menaklukkan Heike. Karena itu, kalian akan diberi hadiah. Kalian berdua diberi posisi Jugoi No Ge.” Genpei War vol. 14 hal. 31-32 Cuplikan 9 Yoshinaka :“Houou tidak paham. Dia fikir berkat siapa dia dapat Berjaya di Ibukota, hah? Akulah yang mengusir Heike yang merebut kekuatan Istana. Dia bukan hanya meremehkankudan tidak memberiku jabatan Jenderal penakluk orang-orang barbar, tapi malah menyuruhku mengusir Heike… AKU TIDAK TERIMA” Tomoe Gozen :“Sa… Saya paham perasaan anda. Tapi bahaya jika terlalu buru- buru…” Yoshinaka :“Bahaya?” Universitas Sumatera Utara Tomoe Gozen :“Jika Tuan Yoshinaka makin sukses, Yoritomo yang merasa terdesakpasti akan bergerak… Jika itu terjadi, Yoshitaka yang ada di tempat Yoritomo akan berada dalam bahaya.” Yoshinaka :“Yoshitaka… Benar juga… Sudah kupikirkan baik-baik Aku ingin jadi jenderal penakluk orang-ornag barbar… Agar Yoritomo tak menyentuh Yoshitaka, aku harus menjadi jenderal penakluk orang-orang barbar yang berdiri di atas Yoritomo” Genpei War vol. 79-81 Analisis: Pada cuplikan 8 di atas dikatakan bahwa Yoshinaka yang sebelumnya tidak bergelar mendapat gelar Jugoi no Ge pejabat Istana dari Houou Go Shirakawa. Selain itu dia juga diberi wilayah di Iyo. Semua hal itu diberikan karena dia dianggap telah mampu mengusir Heike dari Ibukota. Hal ini sesuai dengan yang tertera di sejarah, bahwa Yoshinaka bersama tentara Kiso telah berhasil memasuki wilayah Ibukota setelah berhasil mengusir Klan Taira. Atas jasanya tersebut dia diangkat menjadi pejabat tinggi Istana dan berkuasa menggantikan klan Taira. Yoshinaka mengambil jabatan anggota klan Taira yang sudah melarikan diri ke negeri barat. Tetapi karena rasa tidak puasnya, Yoshinaka menginginkan jabatan sebagai jendral penakluk orang-orang barbar, seperti yang diungkapkannya di cuplikan 9. Selain itu dia juga menginginkan Mochihito Ou no Miya anak dari Kaisar Michihito yang berada di pihaknya untuk jadikan Kaisar salanjutnya menggantikan Kaisar Antoku. Tetapi Houou tidak mengabulkan permintaan Yoshinaka tersebut. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan kisah aslinya, Houou Go Shirakawa tidak mengikuti keinginan Yoshinaka untuk menobatkan Pangeran Hokuroku Mochihito Ou no Miya, putra Pangeran Michihito sebagai Kaisar selanjutnya, tetapi menobatkan Kaisar Toba sebagai Kaisar yang baru. Dari kedua cuplikan di atas dapat disimpulkan bahwa melupakan tujuan Yoshinaka sebenarnya ke Ibukota yaitu mengalahkan Heike, dia hanya mengusir Heike tetapi tidak menghancurkannya. Yoshinaka ingin kedudukannya berada di atas Yoritomo, sehingga dunia dapat mengakui bahwa Yoshinaka lah jendral yang sesungguhnya. Ambisi itulah yang telah membutakannya dan mengabaikan tugas- tugasnya sebagai pemimpin tentara Kiso dan sebagai pelindung kedamaian Ibukota. Cuplikan 10 Genpei War vol. 14 hal 42-43 Universitas Sumatera Utara Genpei War vol. 14 hal 47-48 Anak kecil :”Kembalikan kakakku” sambil mengacungkan kayu kea rah tentara Kiso Tentara Kiso :”Bocah jangan kemari” Anak Kecil :”Kembalikan” Tentara Kiso :”Bajumu bagus juga. Cocok untuk anakku. Lepas” melucuti baju anak itu Anak Kecil :”Ja… Jangan” meronta DUK SRAAK anak itu dipukuli dan terjatuh tersungkur di tanah Genpei War Vol. 14, hal. 51-52 Cuplikan 11 Pejabat Istana 1 :“Tak bisa dimaafkan Kemarin kerabat kami dikasari Kita tak boleh berdiam diri” Pejabat Istana 2 :“Hm… Mereka memotong padi hijau di Kamo dan Hachiman tanpa peduli daerah itu wilayah Kaisar dan Universitas Sumatera Utara menjadikannya sebagai makanan kuda. Mereka juga berulang kali memasuki kuil Buddha dan Shinto untuk merampok… Jika perbuatan tentara Kiso dibiarkan, situasi akan semakin memburuk. Kita harus berbuat sesuatu.” Tuan Houou :“Yoshinaka sudah ku perintahkan untuk menjaga kedamaian di Ibukota, tapi mereka malah mengamuk.” Genpei War vol. 14 hal. 125-126 Cuplikan 12 Tango no Tsubone :“Tunggu Yoshitsune. Namanya Higuchi ya? Saat Kiso menyerang dan membakar kuil Houjuuji, sehingga banyak orang tewas. Tersiar nama Higuchi dan Imai. Higuchi adalah pemimpin serangan itu. Kebencian dan dendam yang dia beriakan pada orang-orang Istana dan para pelayan wanita takkan bisa lenyap.” Genpei War vol. 16 hal. 148 Analisis: Cuplikan-cuplikan di atas menggambarkan kekejaman tentara Kiso yang bertindak seenaknya terhadap rakyat di Ibukota. Padahal seharusnya mereka bertugas melindungi rakyat. Setelah memasuki Ibukota mereka berbuat onar, mulai dari mengambil bahan makanan yag disimpan oleh warga, memperkosa para gadis, hingga menyiksa anak kecil, seperti yang terlihat di cuplikan 10. Pada saat itu Ibukota sedang dilanda musim kemarau, beras merupakan barang berharga bagi mereka. Dengan dalih sebagai tentara yang melindungi Ibukota mereka merampasnya, bahkan Kebi Ishi yang seharusnya melindungi rakyat ikut Universitas Sumatera Utara bergabung dengan tentara Kiso. Hal tidak bisa dimaafkan adalah menelanjangi seorang ank-anak dan menghajarnya. Suatu tindakan yang sangat kejam. Rakyat yang merasa sangat resah dengan tindakan semena-mena itu berfikir, Heike masih lebih baik dari tentara Kiso. Tidak hanya rakyat saja, keadaan di Istana pun tidak jauh beda, di cuplikan 11 dan 12 dijelaskan bahwa mereka menjadikan padi hijau sebagai makanan kuda, merampok kuil, membakar kuil, bahkan memperkosa para pelayan. Yoshinaka selaku pemimpin kelompok tidak memperdulikan kejadian-kejadian tersebut, dia hanya terlena dengan jabatan-jabatan yang diinginkannya, dan menganggapnya sebagai suatu hal yang tidak penting. Padahal menjaga kedamaian Ibukota adalah tugasnya. Hal tersebut sesuai dengan kondisi sejarah di Ibukota, pasukan Kiso dari negeri utara bersikap kasar karena kekurangan pangan dan barang kebutuhan sehari-hari. Pasukan yang seharusnya melindungi rakyat justru memaksa masuk ke rumah penduduk, mencuri sake, menganiaya perempuan, merampas makanan, dan jika dilawan menakut-nakuti mereka dengan memamerkan kekuasaan. Mereka yang besar di Gunung hanya mementingkan diri sendiri dan tak mengerti isi hati rakyat maupun kebudayaan. Melihat sikap Yoshinaka menanggapi kejadian pada cuplikan-cuplikan di atas, dapat diketahui bahwa Yoshinaka adalah seorang jendral yang tidak bertanggung jawab, tamak dan egois. Dan tentara Kiso membuat keadaan masyarakat di Ibukota semakin sengsara, karena saat itu kemarau panjang sedang terjadi. Universitas Sumatera Utara Cuplikan 13 Yoshinaka :“Apa…? Tidak mungkin Cuma 500 orang Bukankah ada 50 ribu tentara berkuda waktu kita masuk ke Ibukota? Mustahil Cuma ini?” BRAK Tomoe mendorong Yoshinaka Tomoe :“Dengar baik-baik. Mereka pulang kampung karena kelaparan, ada pula yang tewas dalam perang Mizushima. Lalu sebagian besar lagi meninggalkan Tuan Yoshinaka, dan pulang ke negeri utara. Tuan Yoshinaka mengabaikan Kaisar dan bergerak demi melindungi diri sendiri, karena itu Tuan Yoshinaka telah kehilangan kasih saying mereka.” Genpei War vol. 16 hal. 52-54 Analisis: Kejadian di cuplikan itu terjadi saat Yoshinaka terpojok oleh pasukan Yoritomo. Dia tidak menyadari bahwa jumlah pasukannya yang tersisa tinggal sedikit yaitu hanya sekitar 500 orang, seperti yang dikatakan oleh Tomoe, pasukan mereka berkurang karena banyak yang tewas di medan perang dan banyak juga yang meninggalkannya karena memilih untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Hal ini sesuai dengan keadaan saat itu, bahwa Yoshinaka hanya memiliki 400-500 orang pengawal yang tersisa saat melawan tentara Yoshitsune di Sungai Uji. Karena Yoshinaka selalu sibuk dengan urusannya sendiri, dan tamak akan jabatan pemerintahan, dia melupakan pasukan yang telah mengabdi kepadanya. Dia juga bahkan tidak memikirkan bagaimana keadaan anaknya yang berada di pengawasan Yoritomo. Karena keegoisannya tersebutlah yang membuat dirinya Universitas Sumatera Utara ditinggalkan pasukannya karena tidak mempercayainya lagi. Ambisinya terhadap jabatannya, membuat dirinya lupa akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.

3.2.3 Klan Fujiwara