1.4.2 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan dasar dari keseluruhan penelitian, yaitu yang menggambarkan hubungan diantara berbagai macam faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah Uma Sekaran, 2003:72.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan karya sastra sejarah sebagai objek penelitiannya. Menurut Ratna 2009:65 pendekatan sejarah atau historis
paling tepat digunakan untuk meneliti karya sastra sejarah. Pendekatan historis dalam karya sastra lebih berupa penelusuran arti dan
makna bahasa bagaimana yang sudah tertulis, dipahami pada saat ditulis oleh pengarang yang benar-benar menulis, dan sebagainya Ratna, 2009:65.
Pendekatan historis lebih terpusat pada masalah hubungan dengan karya sastra dengan karya sastra lain yang lebih dulu lahir atau sesudahnya, dan unsur-unsur
sejarahyang terdapat di dalam karya sastra tersebut. Dapat dikatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan historis ini telah mempertimbangkan
kemungkinan karya saatra sebagai dokumen sosial yang dapat memberikan gambaran kondisi masyarakat atau suatu daerah bahkan Negara.
Menurut Suhendar dan Supinah 1993: 42, pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang latar belakang
peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi masa-masa terwujudnya karya sastra yang dibaca, serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan
maupun kehidupan sastra itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Penulis menggunakan pendekatan historis, karena penulis ingin membahas mengenai bagaimana keadaan Jepang pada zaman Heian akhir dikisahkan dalam
manga Shanaou Yoshitsune. Pendekatan historis pada umumnya lebih relevan dalam sejarah sastra tradisional, sejarah sastra dengan implikasi para pengarang
karya sastra, dan periode-periode tertentu, dengan objek karya-karya individual. Pendekatan historis juga mempertimbangkan karya sastra sebagai dokumen sosial.
Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik di dalam penelitian ini. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda yang mempunyai
makna. Menurut Hoed dalam Nurgiantoro 2009:40 semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda merupakan sesuatu yang mewakili
sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain.
Konsep semiotik menurut Ferdinan de Saussure dalam Sariban 2009:44- 45 menjelaskan bahwa tanda mempunyai dua aspek, yakni penanda signifier,
dan petanda signified. Penanda adalah bentuk formal yang menandai suatu petanda. Penanda adalah bentuk formal bahasa, sedangkan petanda adalah arti
yang ditimbulkan oleh bentuk formal.
Konsep semiotik menurut Charles Sander Pierce dalam Sariban 2009:45- 46, merupakan hubungan antara petanda dan penanda, yang terdiri dari ikon,
indeks, dan symbol. Ikon adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara petanda dan penanda. Indeks adalah tanda yang
menunjukan hubungan kausualitas sebab-akibat. Simbol adalah tanda yang
Universitas Sumatera Utara
menunjukan tidak adanya hubungan alamiyah antara penanda dan petanda bersifat arbiter.
Dengan menggunakan teori tersebut penulis mengambil tanda-tanda yang muncul dalam manga Shanaou Yoshitsune karya Hirofumi Sawada, khususnya
yang berkaitan dengan peristiwa yang mengandung nilai sejarah. Dari tanda-tanda yang ada, penulis akan menganalisis gagasan atau makna yang terkandung dalam
tanda-tanda tersebut.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian