Klan Heike Taira Klan – Klan Pada Zaman Heian .1 Klan Fujiwara

Peperangan tidak berhenti begitu saja, pada tahun 1185 di bawah pimpinan Yoritomo, klan Minamoto berhasil membalas kekalahan mereka atas klan Taira di perang Dannoura. Setelah mengalahkan Taira dan merebut kekuasaan, Yoritomo tidak menempatkan kekuasaan di Kyoto, melainkan tetap bermarkas di Kamakura Suryahadiprojo, 1987:15. Masa inilah yang mengawali masa pemerintahan feodalisme militer Jepang yang lebih dikenal dengan Bakufu Kamakura. Masa Kamakura juga menjadi masa keemasan bagi para samurai yang memang bekerja sesuai fungsi mereka sebagai prajurit militer Jepang.

2.4.3 Klan Heike Taira

Taira nama keluarga di Jepang. Dalam konteks sejarah Jepang, klan Taira 平氏 Heishi atau Heike 平家, keluarga Taira adalah sebutan untuk anggota keluarga kaisar di zaman Heian yang tidak berhak atas tahta. Mereka menjadi warga biasa dan mendapat nama keluarga Taira no Ason Ason adalah salah satu gelar dalam sistem Yakusa no Kabane. Aksara kanji untuk Taira bisa dibaca sebagai Hei, sedangkan shi berarti klan, dan ké berarti keluarga. Klan Taira terkenal dengan sebutan Heike keluarga Taira, karena Pemerintah klan Taira didirikan oleh satu keluarga besar Taira no Kiyomori. Sama halnya dengan nama keluarga Minamoto Genji, Taira merupakan nama keluarga pemberian kaisar untuk para puteri dan pangeran bukan putra mahkota yang sudah diturunkan statusnya sebagai warga biasa. Selain itu, nama keluarga Taira sering diberikan untuk cucu kaisar dan keturunan selanjutnya, sehingga di zaman Heian status nama keluarga Taira dianggap lebih rendah dari Minamoto http:id.wikipedia.orgwikiHeike. Universitas Sumatera Utara Heike keluarga Taira no Kiyomori dan klan Hōjō adalah dua percabangan klan Taira yang menjadi samurai, dan disebut Buke Heishi Taira samurai. Keduanya berasal dari percabangan klan Taira Kammu Kammu Heishi, sehingga bila disebut klan Taira Heishi maka yang dimaksudkan adalah klan Taira Kammu. Klan ini terdiri dari Heike keturunan Ise Heishi yang mendirikan Pemerintahan klan Taira , dan klan Hōjō asal Bandō Hachi Heishi klan Taira Bandō yang menjabat shikken di Keshogunan Kamakura. Secara garis besar, klan Minamoto Genji menguasai Jepang bagian timur dan klan Taira menguasai Jepang bagian barat. Walaupun demikian, klan Taira juga berusaha memiliki pijakan di Jepang bagian timur. Taira no Masakado asal Shimousa-Hitachi pernah berusaha membentuk pemerintahan sendiri di provinsi di sebelah timur namun gagal. Pada zaman Heian, pemimpin klan Taira, Taira no Kiyomori berjasa dalam Pemberontakan Hōgen, mendapat izin dari Kaisar Goshirakawa untuk menghabisi Minamoto no Yoshitomo yang melancarkan Pemberontakan Heiji. Karena keberhasilannya mengalahkan klan Genji, Kiyomori memiliki karir yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun Oho 1161 menjadi pejabat menengah, tahun Eiman 1165 menjadi pejabat tinggi, tahun Nin’an 1166 menjadi menteri dalam negeri Nai Daijin, dan pada tahun Nin’an 1167 berhasil menjadi perdana menterimenteri kerajaan Daijō Daijin. Yoshikawa, 2012:155 Setelah menjabat Daijō Daijin, klan Taira yang dipimpinnya berhasil menjadi klan paling berkuasa di Jepang. Kekuasaan pemerintahan seluruhnya berada di tangan klan Taira. Universitas Sumatera Utara Yoshikawa 2013:6 dalam bukunya Minamoto no Yoritomo 2 mengungkapkan kekuasan kiyomori dengan ungkapan, “di dunia ini tiada satupun yang tidak tunduk kepada keinginan Nyuudou Kiyomori.” Yoshikawa 2013:10 juga mengungkapkan sikap Kiyomori dalam berkuasa dengan kata- kata berikut, “Kiyomori memang tidak pandai bicara. Dia selalu kalah dalam publisitas. Jika kebenarannya tak diterima pihak lain secara logis, dia selalu menggunakan kekuasaan dan berseru, Habisi Dia” Sejak mengalahkan klan Minamoto, banyak sekali yang berusaha menjilat Kiyomori. Banyak bangsawan yang bertamu ke rumahnya. Sebuah fenomena yang mengherankan. Dia pergi ke pemerintahan setiap saat, maka seharusnya mereka bias menemuinya disana. Namun banyak yang memilih datang ke Istananya Yoshikawa, 2012:97. Menurut adat kebiasaan masyarakat yang berlaku, walaupun ada hubungan dengan klan Minamoto sedapat mungkin menuruti pihak klan Taira adalah hal yang lebih sesuai dengan situasi zaman Yoshikawa, 2012:151. Pada masa itu banyak bangsawan yang mendekatkan diri dan memberikan kesan baik kepada Kiyomori untuk naik pangkat atau mempertahankan jabatan yang sudah ada. Para samurai pun banyak yang berkhianat terhadap klannya, karena memihak klan Heike milik Kiyomori tersebut. Dengan jabatan dan kekuasan yang dimilikinya, Kiyomori bertidak secara diktator dan semena-mena. Pada saat wilayah kekuasaan putra sulungnya, Shigehira dirampas oleh Houou Go Shirakawa, Kiyomori murka melepas jabatan lebih dari 30 orang pejabat dekat mantan kaisar, mengasingkan mantan wakil kaisar Motofusa, To Dainagon Sanekuni, Azechu Dainagon dan anaknya, serta Universitas Sumatera Utara yang lainnya diusir dari Ibukota Yoshikawa, 2013:24. Selain itu Kiyomori juga merasa tidak senang dengan gerak-gerik para Biksu di kuil-kuil yang terdapat di Nara karena tidak mendukungnya dan diduga akan memberontak, karea kesalahpahaman antara Shigehira dan pasukannya, terjadi kebakaran besar di Nara. “The Nara Monks had been teasing him Kiyomori for a long time, and he entrusted his fifth son, Shigehira, another operetta general, with the task of teaching them a lasting lesson. Attacking in the midst of the temptest during a dark winter night, Shigehira asked for the torches so that he might at least know where he was, but his men mistook this for an order to burn down everything standing on the ground. Jean Rene Cholley dalam Great Historical Figures of Japan, 1978:77” “Biksu-biksu di Nara telah meresahkannya Kiyomori dalam waktu yang lama, dan dia mempercayai anak ke5 nya, Shigehira, salah satu jenderal, dengan perintah untuk memberi peringatan terakhir kepada mereka. Menyerang di tengah gelapnya malam musim dingin, Shigehira meminta dibawakan obor agar dia tahu dimana dia berada, tetapi prajuritnya menyalahartikan sebagai perintah untuk membakar habis segala sesuatu yang berdiri di tanah.” Selama berkuasa Kiyomori bercita-cita untuk membangun perniagaan dengan luar negeri yang harus dikembangkan agar budaya baru masuk sehingga kemakmuran tidak hanya dinikmati keluarganya, tetapi juga untuk rakyat Yoshikawa, 2013:19. Padahal pada awal zaman Heian, kerjasama dengan bangsa luar terutama Cina mulai dikurangi, tetapi saat Kiyomori berkuasa Kebudayaan Dinasti Sung di Cina mulai masuk lagi ke Jepang. Bukan hanya barang dagangan, tapi juga buku sejarah atau ekonomi diimpor untuk dipersembahkan ke Istana Kekaisaran. Rute baru Laut Dalam Seto dibuka, Pelabuhan Hyogo dibangun serta diperbaiki hingga menjadi ramai dengan kapal Jepang maupun Sung Yoshikawa, 2013:13. Pada masa itu, anggota klan Taira menyombongkan diri dengan istilah, Kalau bukan anggota klan Taira, berarti bukan manusia Heishi ni arazumba Universitas Sumatera Utara hito ni arazu. Kesombongan klan Taira menyebabkan ketidakpuasan di kalangan samurai. Setelah Kiyomori wafat akibat demam dan panas tinggi, putra pertama yang merupakan pewarisnya Taira no Shigemori dan putra keduanya Taira no Motomori sudah lebih dulu meninggal dunia karena sakit. Kepala klan dijabat putra ketiga yang bernama Taira no Munemori. Dibandingkan Kiyomori, Munemori tidak mampu mengatasi pemberontakan. Kekuasaan Kaisar Go- Shirakawa kembali bertambah kuat, sedangkan klan Taira semakin melemah. Setelah peristiwa kelaparan di zaman Yōwa dan kekalahan pasukan klan Taira dalam Pertempuran Kurikara di Provinsi Kaga, Kyoto jatuh ke tangan pasukan yang dipimpin Minamoto no Yoshinaka. Pada tahun 1185, klan Taira akhirnya dihancurkan klan Minamoto dalam Pertempuran Dannoura. Universitas Sumatera Utara BAB III ANALISIS KESEJARAHAN ZAMAN HEIAN AKHIR DALAM KOMIK “SHANAOU YOSHITSUNE” KARYA HIROFUMI SAWADA

3.1 Sinopsis Cerita