Konsep Bunga di Kalangan Non Muslim
5. Konsep Bunga di Kalangan Non Muslim
5.1 Konsep bunga dikalangan yahudi Orang- orang yahudi dilarang mempraktikkan pengambilan bunga. Pelarangan ini banyak terdapat di kitab suci mereka, baik dalam old testament (perjanjian lama) maupun undang-undang Tahmud. Kitab Exodus (keluaran) pasal 22 ayat 25 menyatakan
―jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat ku, orang miskin diantara kamu, maka janganlah kamu berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah kamu bebankan bunga
uang terhadapnya.‖ kitab deutoromy (ulangan) pasal 23 ayat 19 menyatakan ―janganlah engkau membungakan kepada saudaramu. Baik uang maupun bahan makanan, atau apa yang dapat dibungakan.‖
kitab lecivitus (imamat) pasal 25 ayat 36-37 menyatakan, janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya. Melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup diantara kamu. Janganlah kamu memberikan uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga m akananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba.‖
5.2 Konsep bunga di kalangan yunani dan romawi Pada masa paus yunani sekitar abad VI sebelum masehi hingga i masehi telah terdapat beberapa jenis bunga. Besarnya tersebut bervariasi tergantung pada kegunaannya. Secara umum bilai bunga dikategorikan sebagai berikut. Pada masa romawi, sekitar abad V sebelum hingga IV Masehi terdapat undang-undang yang membenarkan penduduknya mengambil bunga selama tingkat bunga tersebut sesuai dengan tingkat maksimal yang dibenarkan hukum. Meskipun undang-undang membenarkan pengambilan bunga tetapi pengambilannya tidak dibenarkan dengan cara bunga berbunga. Pada masa pemerintahan Genucia (342 SM) kegiatan pengambilan bunga tidak diperbolehkan. Akan tetapi pada masa Unciaria (88 SM) praktik tersebut diperbolehkan kembali seperti semula. Terdapat empat jenis bunga pada zaman Romawi yaitu sebagai berikut: plato mengecam sistem bunga berdasarkan atas dua sebab. Pertama bunga sebagai sebab dari perpecahan dan ketidakpuasan di dalam masyarakat. Kedua merupakan alat mengekploitasi si kaya terhadap si miskin. Sedangkan Aristoteles menyatakan keberatannya, karena fungsi uang adalah sebagai alat tukar. Oleh karenanya menurut ia bunga sebagai uang yang berasal dari uang yang keberadaannya dari sesuatu yang belum tentu terjadi. Dengan demikian bunga merupakan suatu tindakan yang tidak adil. Cicero memberi nasihat kepada anaknya agar menjauhi dua pekerjaan yakni cukai dan memberi piutang dengan bunga. Cato memberi dua ilustrasi untuk melukiskan perbedaan antara perniagaan dan pemberi pinjaman.
1. Perniagaan adalah suatu pekerjaan yang mempunyai risiko, sedangkan memberi pinjaman dengan bunga adalah sesuatu yang tidak pantas.
2. Dalam tradisi mereka terdapat perbandingan antara seseorang pencuri dan seorang pemakan bunga. Pencuri akan didenda dua kali lipat. Sedangkan pemakan bunga akan didenda empat kali lipat.
Singkatnya menurut para ahli filsafat yunani dan romawi menganggap bunga adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Karena terdapat eksploitasi disana, dan merupakan praktik tidak sehat dalam masyarakat.
5.3 konsep bunga di kalangan kristen Dalam kristen konsep mengenai bunga ini terdapat dalam Lukas 6:34-35 yang bunyinya: ―dan jika kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap akan menerima sesuatu darinya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik 5.3 konsep bunga di kalangan kristen Dalam kristen konsep mengenai bunga ini terdapat dalam Lukas 6:34-35 yang bunyinya: ―dan jika kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap akan menerima sesuatu darinya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik
a. Pandangan para pendeta awal kristen (abad I-XII) Pada masa ini umumnya pengambilan bunga dilarang. Mereka merujuk kepada kitab perjanjian lama. St Basil (329-379) menganggap mereka yang memakan bunga sebagai orang yang tidak berperikemanusiaan. St Gegory dari Nyssa (335-395) mengutuk praktik bunga karena menurutnya pertolongan melalui pinjaman adalah palsu. St. John Chrysostom (344-407) berpendapat bahwa larangan yang terdapat dalam perjanjian lama yang ditujukan bagi orang-orang yahudi juga berlaku bagi penganut perjanjian baru. St. Ambrose mengecam pemakan bunga sebagai penipu dan pembelit (rentenir) St Agustine berpendapat bahwa pemberlakuan bunga pada orang-orang miskin lebih kejam dibandingkan dengan perampokan yang merampok orang kaya. St Anselm dari Centrbury (1033-1109) menganggap bunga sama dengan perampokan. Larangan praktik bunga juga dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk undang-undang (canon) sebagai berikut: Council of Elvira (Spanyol tahun 306) mengeluarkan Canon 20 yang melarang pekerjaan gereja mempraktikkan bunga. Siapapun yang melaggarnya akan diturunkan pangkatnya. Council of Arles (tahun 314) mengeluarkan Canon 44 yang juga melarang para pekerja gereja mempraktikkan pengambilan bunga. First Council of Nicara (tahun 325) mengeluarkan Canon 17 yang mengancam akan memecat para pekerja gereja yang mempraktikkan bunga. Larangan pemberlakuan bunga untuk umum baru dikeluarkan pada Council of Vienne (tahun 1311) yang menyatakan bahwa barang siapa menganggap bunga itu adalah sesuatu yang tidak berdosa ia telah keluar dari kristen. Pendangan para pendeta awal kristen dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang melebihi jumlah barang yang dipinjamkan.
2. Mengambil bunga adalah suatu dosa yang dilarang baik dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru.
3. Keinginan atau niat untuk mendapatkan imbalan melebihi apa yang dipinjamkan adalah suatu dosa.
4. Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya
5. harga barang yang ditinggikan untuk penjualan secara kredit juga merupakan bunga yang terselubung.
b. Pandangan para sarjana kristen (abad (XII – XVI) Para sarjana kristen pada masa ini mulai mengaitkan pembahasan bunga dengan aspek-aspek lain. Mereka dianggap telah melakukan terobosan baru dnegan pendefinisian bunga. Dari hasil pembahasan mereka untuk tujuan memperhalus dan melegitimasi hukum, bunga menjadi interest dan usury. Interest adalah bunga yang wajar dan unsury adalah bunga yang sangat tinggi. Kesimpulan hasil pembahasan mereka adalah sebagai berikut:
1. niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan dengan memberikan pinjaman adalah suatu dosa yang bertentangan dengan konsep keadilan.
2. Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan, namun haram atau tidak nya tergantung pada niat si pemberi uang.
c. Pandangan para reformis kristen (abad XVI – tahun 1836) Pendapat para reformis telah mengubah dan membentuk suatu cara pandang yang baru terhadap bunga. Para reformis itu antara lain John Calvin (1508-1564) Charles du Moulin (1500-1566), Claude Saumaise (1588-1653). beberapa pendapat calvin sehubungan dengan bunga :
1. dosa apabila bunga memberatkan
2. uang dapat membiak (kontra dengan Aristoteles)
3. tidak menjadikan pengambil bunga sebagai profesi
4. jangan mengambil bunga dari orang miskin.
Du Moulin mendesak agar setiap pengambilan bunga yang sederhana diperbolehkan dengan syarat digunakan untuk kepentingan produktif. Sedangkan Saumaice membenarkan semua pemgambilan uang baik dari yang miskin maupun yang kaya karena menurut dia menjual uang dengan uang adalah perdagangan biasa. Dan agama tidak perlu mencampuri urusan yang berhubungan dengan bunga.