Teori-Teori Bunga

6. Teori-Teori Bunga

Sekarang kita akan membahas tentang teori-teori bunga. Namun tidak semua teori tentang bunga akan dibahas. Melainkan hanya beberapa, meskipun demikian itu sudah dapat menggambarkan kelemahan teori bunga tersebut.

a. Teori Absistence Senior dianggap sebagai pencetus teori ini. Dimana menurutnya bunga adalah suatu imbalan atas upaya menahan diri yaitu dari kapitalis. Ia membedakan dua instrumen utama produksi yaitu tenaga kerja dan sumber daya alam. Teori ini ternyata mempunyai kelemahan, kelemahan pertama senior terlalu mengagungkan faktor penundaan. Memang benar bahwa faktor tersebut menggunakan sejumlah pengaruh tertentu pada asal mula bunga tetapi pengaruh tersebut tidak langsung dan tidak terpisah-pisah sehingga kita dapat menyatakan bahwa bunga adalah upah sesuatu yang ditahan. Kelemahan kedua, Boelun menganggap teori tersebut suatu kesalahan penalaran untuk mengemukakan penolakan kepuasan atau abstinen dalam bentuk abstrak. Sebagai pengorbanan kedua dan independen terpisah dari pekerjaan yang dikorbankan dalam produksi. Menurut pendapat Boehm menganggap reorientasi ekspresi abstenence tidak membuat banyak perbedaan. Ia berpendapat bahwa hubungan yang terkait dalam penjelasan Marshall mengenai bunga ―mengungkapkan aliran yang sama dengan teori absistenence.

Cassel dan Hederson mengkritik teori ini dengan dasar bahwa teori tersebut tidak memberikan alasan yang memuaskan tentang adanya bunga. Dengan demikian teori abstenence oleh senior ini telah terbukti kegagalannya dalam menerangkan tentang bunga. Dalam ti njauan syariah ―unsur penundaan kosumsi‖ atupun ―penundaan investasi‖ tidak dapat dijadikan illat (sebab/alasan) dalam penetapan hukum, para Ulama' merumuskan :

―salah satu illat, hukum (argumen hukum) adalah sifat yang jelas, zahir, dan tatap/konsisten‖

b. Teori produktifitas Para pendukung teori ini menganggap produktifitas sebagai suatu property dari modal dan oleh karena itu mereka mengambil kebijaksaan bunga sebagai imbalan terhadap produktifitas. Menurut boehm dalin yang menyatakan bahwa uang itu produktif mungkin diartikan sebagai berikut;

1. uang mempunyai kapasitas pelayanan untuk memproduksi barang

2. uang mempunyai kekuatan untuk melayani lebih banyak produksi barang dari pada yang dihasilkan tanpa uang

3. uang mempunyai kekuatan untuk menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari pada yang dapat dihasilkan tanpa itu

4. uang mempunyai kekuatan untuk menghasilkan nilai yang lebih besar dari pada yang dimilikinya sendiri teori produktifitas ini mempunyai kelemahan kerena teori itu tidak memberikan sesuatu selain hanya suatu peran subordinat dalam masalah moneter, psikologis dan faktor-faktor lainnya. Teori ini tidak memberikan pertimbangkan peran yang dimainkan oleh perubahan jumlah modal atas besarnya bunga.peranan uang dan kredit dalam hubungannya dangan juga diabaikan sama sekali. Teori ini juga berdasarkan pada anggapan suatu pernyataan yang kaku dengan keseimbangan yang statis dan mengabaikan dinamika kehidupan yang nyata, yang penuh dnegan kerumitan masalah. Berbagai macam perubahan ini semuanya merupakan pemisah untuk bertindak dan bereaksi satu dengan yang lainnya secara kolektif dapat mempengaruhi nilai suatu modal yang dapat dikaryakan. Islam mengakui bahwa modal memiliki potensi produktifitas sehingga pemilik modal layak untuk mendapatkan keuntungan. Akan tatapi tidak ada cara untuk mengetahui secara tepat dan pasti nilai potensi keuntungan yang adil, baik pada saat stabil maupun krisis. Adapun firman Allah dalam Al Qur'an surat Lukman 34

―.......... dan tiada seorangpun yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia mati....‖

c. Teori agio atau pilihan waktu Menurut teori ini bunga timbul dari perbedaan nilai antara barang-barang sekarang dengan yang akan datang. Tokoh utama dari teori ini adalah Boehm Bawerk rumusan pokok yang dikemukakan nya terhadap bunga adalah rendahnya nilai barang yang di w aktu yang akan datang dibandingkan dengan waktu sekarang. Oleh karenanya diperlukan suatu kompensasi atas menurunnya nilai barang di waktu yang akan datang. Teori bunga Boehm ini dekembangkan lebih jauh lagi oleh K. Wicksell. Kontribusi pentingnya nilai bunga dengan harga serta pengaruh faktor pengaruh faktor moneter di dalam menentukan besarnya bunga. Teori bunga ini pun tidak luput dari kr itik. Menurut Cassel ―formula perkiraan yang lebih rendah atas barang masa depan dibandingkan masa kini, cukup meragukan, dan mempunyai dua makna yang berbeda bahkan terhadap pandangan Boehm sendiri. Analisi Boehm terhadap alasan-alasan menaksir lebih rendah terhadap barang dimasa mendatang juga tidak cukup. Lebih lanjut dasar- dasar subjektive psikologi yang dicoba susun oleh boehm pada teori agio bunga. Sama sekali tidak benar dan tidak realistais. Pada kenyataannya banyak orang menabung untuk masa depan tanpa mempunyai pertimbangan besarnya bunga. Secara prinsip. Islam mengakui adanya nilai dan amat berharganya waktu, namun penghargaan islam tidak diwujudkan dalam rupiah tertentu atau persentase bunga tatap. Hal ini karena hasil yang nyata dari optiomalisasi waktu itu variable. Islam merealisasikan penghargaan terhadap waktu dalam bentuk kemitraan dan nisbah bagi hasil yang semua pihak berbagi keuntungan dan risiko secara bersama.