Kemunculan Pemikiran dan Mazhab Ekonomi Islam Modern

4. Kemunculan Pemikiran dan Mazhab Ekonomi Islam Modern

Pada era modernis, ekonomi Islam mulai dirajut kembali untuk dimunculkan sebagai sebuah konsep ilmu teoritis maupun aplikatif. Pembagian mazhab alur pemikiran Ekonomi Islam muncul dalam tiga mazhab. Mazhab Baqir As Sadr, Mainstream, dan alternatif Kritis. Hal yang melatarbelakangi pembagian ketiga mazhab ini adalah adanya perbedaan pendapat akan adanya konsep apa dan bagaimana ekonomi Islam. Akan tetapi, belum secara pasti dapat dibuktikan bahwa aplikasi konsep dan teori ekonomi Islam di masyarakat saat ini adalah sudah cukup dinaungi oleh ketiga mazhab tersebut diatas.

Dalam perkembangannya ekonom-ekonom muslim tidak menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti. Namun ketika mereka diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimanakah konsep ekonomi Islam itu, mulai muncullah perbedaqaan pendapat. Sampai Dalam perkembangannya ekonom-ekonom muslim tidak menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti. Namun ketika mereka diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimanakah konsep ekonomi Islam itu, mulai muncullah perbedaqaan pendapat. Sampai

a Mazhab Baqir as-Sadr, Baqr As Shadr Mazhab pertama ini dipelopori oleh Baqir As Sadr melalui buku fenomenal Iqtishaduna. Selain itu tokoh-tokoh yang mempopulerkan mazhab ini antara lain adalah Baqir al Hasan, Kadin As Sadr, Hedayati, Abas Mirakhor, dan lainya. Menurut mazhab ini ilmu ekonomi tidak akan pernah sejalan dengan islam. Terdapat perbedaan yang tajam antara keduanya yaitu pada perbedaan pandangan dalam melihat dan memetakan masalah ekonomi. Ilmu ekonomi menjelaskan persoalan ekonomi muncul karena adanya keinginan manusia yang terbatas sementara sumber daya yang ada untuk memenuhinya terbatas. Mereka menolak pendangan ini. Sebab islam tidak mengenal adanya sumber daya terbatas yang terbatas. Qur'an surat al Qomar ayat 49 menjadi rujukan betapa sumber daya sudah diciptakan oleh Allah swt dalam ukuran yang tepat. Akan halnya sumber daya yang terbatas yang mereka tolak mereka juga menampik pandangan bahwa keinginan manusia itu tak terbatas. Persoalan ekonomi yang sebenarnya menurut mereka adalah sebagai akibat adanya sistem ekonomi yang membolehkan eksploitasi dari yang kuat terhadap yang lemah, dalil inilah yang mereka ajukan untuk menjungkirbalikkan ekonomi konvensional. Dan persoalan ekonomi bukanlah sunber daya yang terbatas, tetapi persoalan ekonomi muncul karena keserakahan manusia yang tidak terbatas. Berdasarkan deskripsi ini mereka menolak istilah ilmu ekonomi Islam. Istilah itu mereka katakan sebagai bentuk yang menyesatkan dan kontradiktif, dan karenanya penggunaan istilah ekonomi islam harus dihentikan. Alternatifnya mereka mengusulkan istilah iqtishad yang mengakar dari terminologi islam sendiri.

Menurut mereka istilah dalam bahasa aslinya merujuk pada arti ―keadaan sama‖. ―seimbang‖ atau ―pertengahan‖ yang dalam bahasa ekonomi lebih dikenal dengan

istilah equilibrium. Upaya penggantian istilah ini kemudian berlanjut pada suatu penolakan dan pembuangan seluruh ilmu ekonomi konvensional. Dan mereka menuliskan sendiri teori-teori ekonomi yang digali dan dideduksi dari Al Qur'an dan As sunnah.

b Mazhab mainstream; Mazhab ini dipopulerkan antara lain oleh Umer Chaptra, MA Mannan dan MN Siddiqi Banyak pendukung mazhab ini bekerja dikalangan islamic Development Bank (IDB). Berbeda dengan mazhab pertama, mazhab ini malah mendukung rumusan yang telah dicetuskan ilmu ekonomi konvensional. Persoalan ekonomi menurut mazhab ini terjadi karena sumberdaya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tak terbatas. Dan untuk mendukung teori ini mereka merujuk pada Al Qur'an surat Albaqoroh ayat 155. Pandangan mazhab mainstream dengan pandanagn ekonomi konvensional tidak ada bedanya dalam memandang masalah kelangkaan sumber daya. Meskipun begitu tetap saja mempunyai perbedaan yaitu dalam masalah hal menyelesaikan masalah. Kesulitan yang hadir kerena persoalan ini memaksa manusia untuk membuat skala prioritas dalam memenuhi keinginannya. Menurut pandangan ekonomi konvensional pola penentuan skala prioritas pada pandangan selera masing-masing. Pilihan prioritas itu diserahkan pada keinginan mereka yang bebas atau dengan kata lain disebut mempertuhankan hawa nafsu. Mazhab mainstream menegaskan pola penentuan skala prioritas ekonomi tidak bisa diatur seenaknya. Sebab segenap perilaku manusia tersebut diatur dan dipadukan b Mazhab mainstream; Mazhab ini dipopulerkan antara lain oleh Umer Chaptra, MA Mannan dan MN Siddiqi Banyak pendukung mazhab ini bekerja dikalangan islamic Development Bank (IDB). Berbeda dengan mazhab pertama, mazhab ini malah mendukung rumusan yang telah dicetuskan ilmu ekonomi konvensional. Persoalan ekonomi menurut mazhab ini terjadi karena sumberdaya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tak terbatas. Dan untuk mendukung teori ini mereka merujuk pada Al Qur'an surat Albaqoroh ayat 155. Pandangan mazhab mainstream dengan pandanagn ekonomi konvensional tidak ada bedanya dalam memandang masalah kelangkaan sumber daya. Meskipun begitu tetap saja mempunyai perbedaan yaitu dalam masalah hal menyelesaikan masalah. Kesulitan yang hadir kerena persoalan ini memaksa manusia untuk membuat skala prioritas dalam memenuhi keinginannya. Menurut pandangan ekonomi konvensional pola penentuan skala prioritas pada pandangan selera masing-masing. Pilihan prioritas itu diserahkan pada keinginan mereka yang bebas atau dengan kata lain disebut mempertuhankan hawa nafsu. Mazhab mainstream menegaskan pola penentuan skala prioritas ekonomi tidak bisa diatur seenaknya. Sebab segenap perilaku manusia tersebut diatur dan dipadukan

c Mazhab Alternatif-kritis. Pelopor antara lain Timur Koran, Jomo, dan Muhammad Arif. Mereka mengkritik mazhab pertama yang hanya berusaha mengemukakan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain dengan menghancurkan teori lama dan menggantinya dengan perspektif baru. Sedangkan mazhab kedua menurut mereka sekedar jiplakan dari teori ekonomi konvensional dengan menghilnagkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat serta niat. Menurut mazhab ini ekonom islam bukanlah sistem ekonomi kapitalis minus riba dan sistem sosialis minus kebebasan berusaha, tetapi elonomi islam haruslah berdiri di atas kakinya sendiri dan pada prinsipnya sendiri. Sesuai namanya mereka mencoba kritis baik terhadap sosialisme dan kapitalisme ataupun kepada islam itu sendiri. Mereka yakin bahwa islam tentu benar, tetapi ekonomi islam belum tentu benar karena itu digali dari penafsiran manusia terhadap al qur'an dan As sunnah yang nilai kebenarannya tidak mutlak lagi. Oleh karena itu, ekonomi islam harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi konvensional.

Nama-nama tokoh Islam seperti Al Ghozali, Ibnu Taymiyyah, Ibnu Khaldun atau Ar Razi lebih dikenal sebagai ahli-ahli aqidah, fikih atau masalah keagamaan lainnya. Padahal kalau dikaji lebih jauh lagi pemikiran mereka tidak hanya berkutat pada agama ansih tetapi juga masalah ekonomi. Bahkan pemikiran dan ide-ide ekonomi mereka menjadi rujukan bagi teori ekonomi konvensional membuat yang berkembang saat ini. Hanya saja para ekonom konvensional membuat penyimpangan penyimpangan dari teori tersebut. Sehingga teori-teori yang berlaku saat ini jauh sekali dari nilai keadilan dan kejujuran bahkan ada yang jauh dari logika ekonomi sekalipun.