a b
c
Ada tiga jenis slump yaitu slump sejati slump sesungguhnya, slump geser dan slump runtuh, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.2. Slump sesungguhnya,
merupakan penurunan umum dan seragam tanpa adukan beton yang pecah, pengambilan nilai slump ini dengan mengukur penurunan minimum dari puncak
kerucut. Slump geser, terjadi bila separuh puncak kerucut adukan beton tergeser dan tergelincir kebawah pada idang miring, pengambilan nilai slump geser ada
dua cara yaitu dengan mengukur penurunan minimum dan penurunan rata-rata dari puncak kerucut. Slump runtuh, terjadi pada kerucut adukan beton yang runtuh
seluruhnya akibat adukan beton yang terlalu cair, pengambilan nilai slump ini dengan mengukur penurunan minimum dari puncak kerucut.
Gambar 2.2. Jenis-jenis slump adukan beton a slump sebenarnya, b slump
geser, c slump runtuh.
2.3.1.2. Pemisahan Kerikil Segregation
Segregasi adalah kecenderungan agregat kasar untuk lepas dari campuran beton. Segregasi dapat terjadi karena turunnya butiran ke bagian bawah dari beton
segar akibat cara penuangan dan pemadatan yang salah. Segregasi tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
diujika sebelumnya, hanya dapat dilihat setelah semuanya terjadi. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil, yang pada akhirnya akan menyebabkan keropos
pada beton.
a. Faktor-faktor yang menyebabkan segregasi adalah:
b. Ukuran partikel yang lebih besar dari 25 mm
c. Berat jenis agregat kasar yang berbeda dengan agregat halus
d. Kurangnya jumlah material halus dalam campuran
e. Bentuk butir yang tidak rata dan tidak bulat
f. Campuran yang terlalu basah atau terlalu kering Paul Nugraha, 2007
Untuk mengurangi kecenderungan segregasi maka diusahakan air yang diberikan sedikit mungkin, adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian
yang terlalu besar dan cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara-cara yang betul.
2.3.1.3. Pemisahan Air Bleeding
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh pelepasan air dari pasta semen. Bleeding sering terjadi setelah beton dituang
dalam acuan. Bisa dilihat dengan terbentuknya lapisan air pada permukaan beton. Karena berat jenis semen lebih dari 3 kali berat jenis air maka butir semen dalam
pasta, terutama yang cair cenderung turun. Pada beton yang normal dengan konsistensi yang cukup, bleeding terjadi secara bertahap dengan rembesan
seragam pada seluruh permukaan. Namun pada campuran yang kurus dan basah, akan membentuk saluran sehingga air bisa mengalir dengan cukup cepat untuk
mengangkut buir semen halus ke atas.
Universitas Sumatera Utara
Bleeding dapat dikurangi dengan menambah semen, memakai semen dengan butir halus atau menambah pengisi halus filler seperti pozzolan.
Sayangnya semua upaya tersebut akan menambah susut pengeringan dan retak. Yang paling efektif adalah dengan mengurangi air sambil mempertahankan
kelecakan dengan memakai air-entrainment.
2.3.2. Beton Keras Hardened Concrete