Pembuatan Benda Uji METODE PENELITIAN

3.3. Perencanaan Campuran Beton

Mix Design Perencanaan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan-bahan penyusun beton. Proporsi bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan beton mix design. Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis secara ekonomis. Dalam menentukan proporsi campuran dalam penelitian ini digunakan metode Departemen Pekerjaan Umum yang berdasarkan pada SK SNI T-15-1990-03. Kriteria dasar perancangan beton dengan menggunakan metode Departemen Pekerjaan Umum ini adalah kekuatan tekan dan hubungan dengan faktor air semen. Perhitungan mix design secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan mix design tersebut diperoleh perbandingan campuran beton antara semen : pasir : kerikil : air = 1,00 : 1,90 : 2,89 : 0,53

3.4. Pembuatan Benda Uji

Pembuatan benda uji yang dilakukan adalah pembuatan beton dengan menggunakan variasi campuran lateks emulsi dan air rendaman air biasa dan air laut untuk curing. Benda uji yang dibuat adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Adapun variasi yang dibuat adalah: a Variasi 1, tanpa penambahan lateks emulsi beton normal dengan curing air biasa. Universitas Sumatera Utara b Variasi 2, tanpa penambahan lateks emulsi beton normal dengan curing air laut. c Variasi 3, penambahan lateks emulsi sebesar 5 dengan curing air laut. d Variasi 4, penambahan lateks emulsi sebesar 10 dengan curing air laut. e Variasi 5, penambahan lateks emulsi sebesar 15 dengan curing air laut. f Variasi 6, penambahan lateks emulsi sebesar 20 dengan curing air laut. g Variasi 7, penambahan lateks emulsi sebesar 25 dengan curing air laut. Tabel 3.3. Tabel Distribusi Benda Uji Silinder Variasi Benda Uji TOTAL 28 hari 90 hari Kuat Tekan Absorpsi buah Kuat Tarik Belah buah Kuat Tekan Absorpsi buah Kuat Tarik Belah buah BN – AN 3 3 3 3 12 BN – AL 3 3 3 3 12 B+5L - AL 3 3 3 3 12 B+10L - AL 3 3 3 3 12 B+15L - AL 3 3 3 3 12 B+20L - AL 3 3 3 3 12 B+25L - AL 3 3 3 3 12 Total Benda Uji 84 Universitas Sumatera Utara Keterangan: BN – AN : Beton Normal dengan curing Air Normal BN – AL : Beton Normal dengan curing Air Laut B+ 5 L – AL : Beton Lateks Emulsi 5 dengan curing Air Laut B+ 10 L – AL : Beton Lateks Emulsi 10 dengan curing Air Laut B+ 15 L – AL : Beton Lateks Emulsi 15 dengan curing Air Laut B+ 20 L – AL : Beton Lateks Emulsi 20 dengan curing Air Laut B+ 25 L – AL : Beton Lateks Emulsi 25 dengan curing Air Laut Pembuatan benda uji terdiri dari enam variasi campuran untuk percobaan, yaitu campuran normal dan campuran dengan penambahan Sika Latex ® Adapun komposisi material penyusun untuk beton normal adalah sebagai berikut: sebesar 5, 10, 15, 20 dan 25 dari pemakaian air. • Semen = 368,3 kgm • Pasir = 699,3 kgm 3 • Kerikil = 1064,4 kgm 3 • Air = 195 kgm 3 Penggunaan lateks emulsi adalah persentase variasi terhadap berat air yang digunakan. Kemudian untuk menjaga volume beton tetap sama, berat air yang digunakan adalah berat air untuk komposisi beton normal dikurangkan dengan berat lateks emulsi. 3 Universitas Sumatera Utara Berat lateks emulsi = lateks emulsi x Berat air Berat air = Berat air normal – Berat Lateks Emulsi Volume Beton = 0,0053 m Tabel 3.4. Tabel Distribusi Berat Material Penyusun Beton 3 Pengadukan Berat Material Yang Digunakan kg Total Berat Beton kg Semen Pasir Kerikil Air Lateks Emulsi 1 23,424 44,475 67,696 12,402 147,997 2 23,424 44,475 67,696 12,402 147,997 3 23,424 44,475 67,696 11,782 0,620 147,997 4 23,424 44,475 67,696 11,162 1,240 147,997 5 23,424 44,475 67,696 10,542 1,860 147,997 6 23,424 44,475 67,696 9,922 2,480 147,997 7 23,424 44,475 67,696 9,302 3,101 147,997 Keterangan: Pengadukan 1 : 12 buah beton silinder normal Pengadukan 2 : 12 buah beton silinder normal Pengadukan 3 : 12 buah beton silinder + 5 lateks emulsi Pengadukan 4 : 12 buah beton silinder + 10 lateks emulsi Pengadukan 5 : 12 buah beton silinder + 15 lateks emulsi Pengadukan 6 : 12 buah beton silinder + 20 lateks emulsi Universitas Sumatera Utara Pengadukan 7 : 12 buah beton silinder + 25 lateks emulsi Setelah semua bahan selesai disediakan, hidupkan mesin molen dan masukkan campuran beton sembarang ke dalamnya yang berfungsi untuk membasahi mesin tesebut supaya adukan beton yang sebenarnya tidak berkurang. Setelah ± 30 detik, campuran tersebut di buang. Untuk beton normal, langkah pertama masukkan agregat halus dan semen selama ± 30 detik supaya agregat halus dan semen tercampur rata. Kemudian air dimasukkan sebagian-sebagian ke dalam molen secara menyebar, hal ini dilakukan supaya air tidak hanya tercampur di beberapa tempat dan menyebabkan adukannya tidak rata menggumpal. Selanjutnya masukkan batu pecah dan biarkan mesin molen selama ± 1 menit sampai campuran beton benar-benar tercampur secara merata dan homogen, setelah beton benar-benar tercampur merata maka beton akan diaduk selama 10 menit secara terus-menerus dan dilakukan pemeriksaan slump test dari kerucut Abrams-Harder dan akan dicetak dalam cetakan silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dimana masing-masing tahapan diisi 13 bagian dari cetakan silinder lalu dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator. Setelah umur beton 24 jam, cetakan silinder dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian. Universitas Sumatera Utara

3.5. Pengujian Benda uji