3. Jenis Semen
Semen Portland yang dipakai untuk struktur harus mempunyai kualitas tertentu yang telah ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif. Jenis Portland
semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu : I, II, III, IV, V. Jenis-jenis semen tersebut mempunyai laju kenaikan kekuatan yang berbeda sebagai mana tampak
pada Gambar II.5
Gambar 2.5.
Perkembangan kekuatan tekan mortar untuk berbagai tipe Portland semen Tri Mulyono, 2004
4. Jumlah Semen
Jika faktor air semen sama slump berubah, beton dengan jumlah kandungan semen tertentu mempunyai kuat tekan tertinggi sebagaimana tampak
pada Gambar II.6. Pada jumlah semen yang terlalu sedikit berarti jumlah air juga sedikit sehingga adukan beton sulit dipadatkan yang mengakibatkan kuat tekan
beton rendah. Namun jika jumlah semen berlebihan berarti jumlah air juga berlebihan sehingga beton mengandung banyak pori yang mengakibatkan kuat
Universitas Sumatera Utara
tekan beton rendah. Jika nilai slump sama fas berubah, beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi.
Gambar 2.6. Pengaruh jumlah semen terhadap kuat tekan beton pada faktor air
semen sama Kardiyono, 1996
5. Rongga Udara voids
Peningkatan faktor air semen dapat menyebabkan rongga udara menigkat, sehinga penurunan durabilitas, sifat kedap air pada beton. Kebutuhan air dalam
pencampuran beton diharpkan cukup untuk mendukung proses hidrasi pada semen, penambahan air pada pencampuran beton yang daat menyebabkan
terjadinya rongga pada beton, sehingga kualitas beton yang dihasilkan menurun.
6. Pekerjaan Perawatan curing
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu pasca pembukaan bekisting demoulding of form work agar optimasi kekuatan
Universitas Sumatera Utara
beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini berupa pencegahan atau mengurangi kehilanganpenguapan air dari dalam beton
yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila terjadi kekurangankehilangan air maka proses hidrasi akan tergangguterhenti dan dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan.
Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton dari Tri Mulyono, 2004, p.231:
1. Kehilangan air semen yang banyak pada saat-saat setting time
concrete 2.
Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama 3.
Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar
Beberapa jenis metode perawatan beton:
1. Perawatan dengan pembasahan
Perawatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: • Menaruh beton segar dalam ruang yang lembap
• Menaruh beton segar dalam genagan air • Menaruh beton segar dalam air
• Menyelimuti permukaan beton dengan air • Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah
• Menyirami permukaan beton secara kontinu
Universitas Sumatera Utara
2. Perawatan dengan penguapan
Perawatan ini berguna pada daerah yang mempunyai musim dingin. Perawatan ini harus diikuti dengan perawatan dengan pembasahan
setelah lebih dari 24 jam, minimal selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan rencana pada umur 28 hari.
3.
Perawatan dengan membran
Perawatan dengan menggunakan membran sangat berguna untuk perawatan pada lapisan perkerasan beton. Cara ini harus dilaksanakan
sesegera mungkin setelah waktu pengikatan beton. Perwatan dengan cara ini dapat juga dilakukan setelah atau sebelum perawatan dengan
pembasahan.
Lama perawatan tergantung kepada jenis semen, kekuatan, cuaca, rasio permukaan terekspos per volume, dan kondisi terekspos. Karena proses perawatan
merupakan proses untuk memperbaiki mutu, maka semakin lama perawatan, semakin baik pula mutu betonnya.
Sehari setelah pengecoran merupakan saat yang terpenting untuk periode sesudahnya. Oleh sebab itu diperlukan perawatan dengan air sehingga untuk
jangka panjang, kualitas beton, baik kekuatan maupun kekedapan airnya, dapat lebih baik. Perawatan dengan cara membasahi menghasilkan beton yang terbaik.
Semakin erat pendekatan kondisi perawatan, semakin kuat beton yang dihasilkan.
Hal ini diperlihatkan pada Gambar II.8.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8. Kuat Desak Tekan Beton yang Dikeringkan dalam Udara di
Laboratorium Sesudah Perawatan Awal dengan Membasahinya Murdock dan Brook, 1986
2.3.2.2. Kuat Tarik Belah