Lateks Emulsi TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi II CaCl 2 + C 3 A + 10H 2 O − C 3 A.CaCl 2 .10H 2 Dari air laut : SO O Chloroaluminate 2 C − mengembang 3 A.3CaSO 4 .32H 2 Dari air laut : CO O ettringite 2 +SiO 2 CaCO − mengembang 3 .CaSO 4 .CaSiO 3 .15H 2 mengembang O

2.5. Lateks Emulsi

Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu , yang dihasilkan banyak tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Pada tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel -sel yang membentuk suatu pembuluh tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis floem dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di bagian sitosolnya . Apabila jaringan pembuluh sel ini terbuka, misalnya karena keratan, akan terjadi proses pelepasan butiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar sebagai getah kental. Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet non-rubber yang terdispersi di dalam air. Lateks juga merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung berbagai macam zat. Lateks mengandung 25 - 40 bahan karet Universitas Sumatera Utara mentah crude rubber dan 60 - 75 serum yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Bahan karet mentah mengandung 90 - 95 karet murni, 2 - 3 protein, 1 - 2 asam lemak, 0.2 gula dan 0.5 jenis garam dari Na, K, Mg, Cn, Cu,Mn dan Fe. Partikel karet tersuspensi atau tersebar secara merata dalam serum lateks dengan ukuran 0.04-3.00 mikron dengan bentuk partikel bulat sampai lonjong. Proses polimerisasi emulsi memiliki beberapa keunggulan. Proses ini biasanya digunakan dalam kondisi reaksi ringan yang toleran terhadap air dan hanya membutuhkan kekedapan udara saja. Proses ini kuat hubungannya dengan ketidakmurnian dan kelayakan untuk menggunakan berbagai monomer yang berfungsi ataupun tidak. Manfaat tambahannya termasuk fakta bahwa polimerisasi emulsi memberikan isi yang sangat solid dengan reaksi viskositas yang rendah dan merupakan proses yang hemat biaya. Keadaan fisik sistem emulsi koloid memudahkan untuk mengontrol proses. Masalah termal dan viskositas jauh lebih kurang signifikan daripada di polimerisasi massal. Lateks emulsi styrene butadiene adalah lateks hasil proses dari karet sintetis dalam bentuk cair. Lateks emulsi berupa cairan kental berwarna putih, memiliki ukuran butiran yang lebih kecil dari ukuran butiran semen. Lateks emulsi memiliki ukuran butiran 0,05 – 5 micron atau 50 – 5000 nanometer Utari Khatulistiani, 2004 Lateks disini berfungsi sebagai waterproofing terhadap beton yang direndam air laut dengan cara mengurangi sifat permeabilitas beton. Cara kerjanya adalah dengan menutupi rongga-rongga yang terdapat pada beton setelah terjadi Universitas Sumatera Utara proses hidrasi. Lateks dapat mengisi rongga-rongga tersebut karena lateks emulsi memiliki ukuran partikel yang sangat kecil bahkan lebih kecil daripada ukuran butiran semen yang menyebabkan beton akan lebih kedap air sehingga mampu bertahan dari serangan air laut. Hal ini akan terlihat pada pengujian kuat tekan dan porositas beton. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Umum

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah kajian eksperimental di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah 2. Studi Literatur 3. Pemecahan Masalah 4. Eksperimen  Penyediaan bahan penyusun beton : batu pecah, pasir, semen dan bahan campuran lateks emulsi.  Pemeriksaan bahan penyusun beton: • Analisa ayakan agregat halus dan agregat kasar • Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus dan agregat kasar. • Pemeriksaan berat isi pada agregat halus dan agregat kasar. • Pemeriksaan kadar Lumpur pencucian agregat kasar dan halus lewat ayakan no.200. Universitas Sumatera Utara