Sikap Ikhwanul Muslimin

Sikap Ikhwanul Muslimin

Terhadap Pemerintahan 

Al-Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna menanamkan pada diri kami, agar tidak mengangkat beliau sebagai seorang penguasa atau jabatan- jabatan pemerintahan lainnya. Karena meminta untuk dipilih menjadi penguasa merupakan sifat orang munafik serta sifat orang yang hina. Allah swt telah menciptakan manusia sama. Sama-sama mempunyai hak dan kewajiban. Adapun hal yang membuat mereka menjadi mulia adalah ketakwaannya pada Allah. Setiap orang berhak menikmati haknya dan menunaikan kewajibannya. Penguasa dan rakyat sama dalam hal ini. Sama- sama mempunyai hak dan kewajiban. Ustadz Al-Banna mengajarkan kami bahwa membiarkan orang yang berbuat dzalim merupakan suatu kedzaliman. Rasulullah saw bersabda,

“Janganlah suatu umat mengagungkan penguasa yang tidak menunaikan kewajibannya terhadap umat. Jangan pula orang lemah mengambil hak dari orang yang kuat.”

Hal ini sangat dibenci oleh setiap penguasa dan juga setiap muslim. Karena ia tidak mengakui kesalahan dan penyimpangannya. Orang yang paling banyak kesalahannya adalah para penguasa negri-negri Islam. Tugas seorang penguasa adalah memperbaiki keadaan rakyat. Jika seorang penguasa lebih mementingkan dirinya sendiri daripada rakyat, maka kerugian akan diperolehnya di dunia dan akhirat. Ustadz Al-Banna mengajarkan kami bahwa bukan merupakan hak seorang penguasa untuk menentukan halal atau haramnya sesuatu. Ia tak berhak menentukan halal dan haram kecuali berdasar Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahkan rakyatpun tak berhak menentukan suatu hukum. Sesungguhnya yang berhak menentukan suatu hukum hanyalah Allah swt saja. Allah swt berfirman,

“Hak menentukan hukum hanyalah milik Allah saja.” (QS. Yusuf (12) : 40)

Masing-masing penguasa berbeda. Berbeda keinginan dan kepentingannya. Bahkan pendapat seorang penguasa saja dapat bermacam- macam. Sehingga tidak dibenarkan menyerahkan urusan manusia kepada hawa nafsu seorang penguasa. Sebab, jika demikian terjadi, maka keamanan, ketentraman dan kemakmuran tidak akan pernah terwujud. Keamanan, ketentraman dan kemakmuran tak akan terwujud bila urusan perundang-undangan diserahkan kepada manusia.

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 70

Seluruh kebaikan tidak akan pernah terwujud kecuali dengan diterapkannya Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Berhukum selain hukum Allah akan dapat melemahkan kepercayaan antara penguasa dan rakyat. Bahkan akan melenyapkan rasa simpati dan kasih sayang rakyat. Kerena segala perilaku penguasa yang disukai oleh sebagian rakyat, tidak disukai oleh sebagian yang lain. Gambaran di atas persis seperti yang terdapat dalam syair berikut ini,

Sebagian manusia menjadi musuh orang yang Menyerahkan kepada hukum-hukum ini. Itupun jika adil Ketaatan hanya diberikan pada hukum Allah saja. Baik orang

menyetujuinya atau tidak. Karena hukum Allah bersumber dari Allah, yang kekuasaan-Nya melebihi kekuasaan manusia. Inilah salah satu perkara yang diperjuangkan oleh Hasan Al-Banna hingga menemui syahidnya. Namun pengakuan terhadap hukum Allah saja, tidaklah cukup. Karena banyak orang-orang bayaran yang menghalangi penerapan hukum Allah. Mereka dengan berbagai sarana informasi berusaha menebarkan racun di benak kaum muslimin. Di samping itu, para penguasa juga membiarkan secara terus menerus proses perusakan akidah, dengan alasan kebebasan berpendapat. Ketahuilah kebebasan berpendapat dunia ini akan menghantarkan ke dalam neraka, jika berdampak pada pelanggaran aqidah. Kebebasan ini akan mengantarkan ke neraka jahim, jika merupakan sebuah usaha untuk merobohkan aqidah dari dalam maupun dari dasar. Inilah tugas Ikhwanul Muslimin saat ini. Menyadarkan para pemuda, mendorong mereka untuk berpegang pada ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh, tekun dan ikhlas. Para ikhwan tidak saja melaksanakan kewajiban ini. Namun, mereka harus menghadapi berbagai macam celaan, tuduhan dan ancaman secara terang-terangan maupun secara sembunyi. Semua ini dilontarkan oleh kelompok-kelompok keagamaan yang tak menginginkan terjun ke dunia politik. Bukankah pemahaman yang terakhir ini merupakan pemahaman yang asing menurut pandangan Islam?!

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 71