Umar At-Tilmisani – Hasan Al-Banna – Sang Inspirator

Perasaan merupakan pemberian Allah yang paling mulia terhadap

hamba-Nya. Allah telah memberikan perasaan yang mulia dan kecerdasan dalam mengindera kepada kita, semua manusia. Tanpa adanya perasaan, aqidah seorang muslim tidak akan merasa puas. Perasaanlah yang pertama kali menjadikan seorang muslim dapat menerima perintah dari Allah swt, sebelum akal menerimanya. Perasaan membuat seorang muslim mentaati perintah Allah, walaupun akal –karena keterbatasannya- tidak dapat menerimanya. Sehingga akal tidak dapat memahami inti dari perintah Allah swt. Allah swt menciptakan manusia beserta semua fasilitas dirinya termasuk akal. Sehingga akal merupakan ciptaan Allah swt. Apakah mungkin manusia dapat berjalan di jalan yang lurus, jika akal tidak mau tunduk kepada pengarahan Pencipta-nya? Manusia dapat mulia lantaran akal. Karena manusia menggunakannya untuk memikirkan orang-orang yang menentang seruan Allah. Apakah akal manusia dapat menguasai segala hal, hanya karena akal itu sendiri? Apakah manusia dapat memahami, jika telinga tidak menghantarkan bunyi genderang ke akal. Apakah mungkin akal dapat membedakan air mentah dengan matang, membedakan warna kuning, merah, biru dan hijau, jika mata tidak menghantarkan obyek yang dilihat ke akal? Apakah segala hal yang dilihat, didengar dan dirasa dapat sampai ke akal, jika panca indera tidak digunakan. Jika telinga dan mata tidak digunakan, apakah akal, pikiran dan otak dapat mengetahui isi sebuah surat? Mungkinkah akal dapat mengetahui isi sebuah surat, jika mata tidak digunakan untuk membaca dan telinga tidak digunakan untuk mendengar suara orang yang membaca surat tersebut. Jika demikian, akal sangat bergantung kepada sarana manusia yang lainnya. Di dalam hidup ini, ada suatu zat yang tidak bergantung pada apapun juga. Tetapi segala hal yang ada di dunia ini, bergantung pada zat tersebut. Bukankah zat tersebut menjadi prioritas kita dalam hidup? Kita dapat menjadi mulia dengan zat tersebut, kita dapat memohon pertolongan pada-Nya dan kita dapat bersandar pada-Nya. Tidak diragukan lagi, zat itu merupakan prioritas utama yang paling sempurna dan paling layak untuk dijadikan prioritas utama.

Pemimpin kami, Asy-Syahid Hasan Al-Banna telah menghimpun kami di atas jalan Allah. Ia menyayangi kami karena Allah. Kamipun menyayanginya karena peran kami di jalan Allah. Ketinggian dan keindahan cintanya, kesucian dan keagungan cintanya, kesempurnaan dan kelembutan cintanya, keutamaan dan pancaran cintanya, buah cintanya bahkan yang lebih dari hal itu, tidak akan ada, kecuali jika dia mencintai karena Allah, memuji-Nya serta berjuang di jalan-Nya. Semua hal itu tidak

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 4 Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 4

3 …çµtGs9$y™Í‘ ã≅yèøgs† ß]ø‹ym ãΝn=ôãr& ª!$#

“Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan.” (QS. Al-An’am (6) : 124)

Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna merupakan motivator yang suci bersih, sehingga kami bersamanya terus memperhatikan kondisi kaum muslimin. Kenangan kami padanya semoga dapat menjadi pendorong untuk mewujudkan cita-cita beliau. Dapat mengingatkan kami kepada Allah dan pada pandangan beliau selama hidup. Setelah beliau meninggal dunia, menghadap yang Maha Kuasa, semoga kami dapat terus mengingat pesan-pesan-nya. Saya tidak bermaksud menulis biografi Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Karena menulis biografi beliau tidak ada kepentingannya sama sekali. Peninggalan beliau tentu lebih penting dan lebih bermanfaat untuk dibicarakan. Ada sebuah makalah dan sebuah perkumpulan, - katakanlah si fulan- yang memberitahukan kepada kami bahwa Hasan Al- Banna tidak ada apa-apanya. Ustadz merekalah yang lebih maju. Kemampuan ustadznya di medan dakwah lebih mumpuni. Dakwah politik, ekonomi dan sosial tidak akan berhasil kecuali dengan didasarkan oleh dakwah Islam. Inilah yang melatarbelakangi tulisan saya. Ini pula yang menyadarkan saya untuk berbuat sesuatu. Saya lebih baik berbicara dengan diri saya sendiri tentang guru, tuan, pemimpin serta pembimbing kami. Saya lebih memilih bercerita bersamanya di bulan Ramadhan. Saya mengutamakan bercerita bersamanya dalam kondisi sunyi senyap. Karena bercerita dengan orang-orang yang shaleh merupakan ibadah. Menyendiri bersama orang-orang shaleh merupakan ibadah. Oleh karena itu, selama

10 hari saya mengasingkan diri di suatu tempat terpencil di daerah Iskandariah, Mesir. Saya mulai menulis buku yang ada di hadapan anda sekalian. Merupakan anugrah bagi saya. Karena saya dapat menceritakan Imam Asy-Syahid kepada anda para pembaca. Sehingga kata-kata yang ada di dalam buku ini, insya Allah akan segera menjawab segala hal yang mengganggu pikiran anda sekalian. Semoga para pembaca dapat meninggalkan persepsi lamanya. Sehingga dapat mengingat kembali sesuatu yang sebelumnya anda telah lupakan.

Buku yang saya tulis ini, diharapkan dapat memberi kepuasan para pembaca. Kesusahan dan kesempitan di dalam dada dapat terangkat dari diri orang yang tidak pernah mengetahui tentang Hasan Al-Banna. Dari diri orang yang tidak pernah mengetahui peninggalan-peninggalan beliau yang amat menyenangkan. Allah swt dengan keagungan dan

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 5

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 6

kesempurnaan-Nya memerintahkan kita untuk selalu ingat pada-Nya. Allah swt berfirman “ Ingatlah Saya, niscaya Aku akan mengingat kalian .”

Berdasarkan ayat ini, kami taat, tunduk dan wajib untuk selalu mengingat Allah swt. Karena barang siapa mengingat Allah dalam keadaan lapang, maka Allah akan mengingatnya di waktu yang lebih lapang. Pemahaman inilah yang membuat kami terkenang-kenang dengan pemimpin kami, Hasan Al-Banna. Makin banyak kami mengenangnya, membuat kami makin bersyukur kepada Allah swt. Saya akan selalu mengenang Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Karena mengenangnya akan mengingatkan saya pada Allah. Apakah ada kebutuhan lain yang lebih mendesak selain kebutuhan kepada seseorang yang dapat mengingatkan diri kita kepada Allah swt. Saya tetap ingin menjaga keindahan perasaan. Saya masih ingin terus menolong saudara se-iman dengan cara menuangkan aqidah pada jiwa mereka yang dahaga. Mengisi keimanan pada jiwa mereka yang gersang. Saya ingin menumbuhkan jiwa kepatriotan para pemuda yang masih bersih dan mempersiapkan jiwa mereka untuk berjuang meninggikan kalimatullah. Sehingga dengan demikian, akan jelas jalan mana yang paling selamat dapat mengantarkan sampai pada tujuan. Dengan demikian, diri kita akan jauh dari perselisihan yang menyedihkan. Akan jauh dari perdebatan yang sia-sia, yaitu perdebatan yang hanya akan menyebabkan perpecahan, terbuangnya tenaga secara sia-sia serta memporak-porandakan kekuatan kaum muslimin. Saya menginginkan beliau menyaksikan para pemuda yang ridha Allah menjadi Rabb mereka dan juga ridha Islam menjadi aturan

hidup mereka (dien). Para pemuda yang ridha Al-Qur ’ an menjadi UU, ridha Muhammad menjadi Nabi dan Rasul, ridha jihad menjadi jalan hidupnya serta ridha mati syahid menjadi cita-cita tertingginya. Saya menginginkan para pemuda dapat menyaksikan bagaimana Al-Imam Asy- Syahid mempersiapkan jalan-jalan untuk mencapai sebuah tujuan. Mereka dapat menyaksikan ketekunan, kesungguhan, keberanian serta akhlak beliau yang tinggi. Saya menginginkan para pemuda berjalan menuju tujuan yang dicita-citakan beliau. Saya mengharapkan para pemuda dapat berlapang dada tatkala menghadapi orang yang memprovokasinya serta tidak terpancing emosi. Berharap agar mereka dapat berpikir panjang ketika menghadapi orang yang mengajaknya untuk berdebat. Berharap mereka juga mempunyai kesabaran penuh tatkala menghadapi berbagai macam siksaan dan kesulitan yang menimpa mereka. Seandainya pada diri para pemuda telah tergambar langkah, teknik dalam menyampaikan dan menjelaskan dakwah Islamiyah yang telah digariskan oleh ustadz Hasan Al- Banna, niscaya mereka akan memperoleh kemudahan. Kemudahan yang semulanya diperkirakan amatlah sulit. Niscaya akan memperoleh berbagai macaam sarana yang selama ini mereka cari. Niscaya Allah akan menolong mereka, baik disadari maupun tidak disadari.

Saya tegaskan berulang kali. Meskipun saya menulis tentang Hasan Al- Banna, maka tidak berarti akan menaikkan derajat beliau. Sebab derajat beliau memang sudah tinggi. Meskipun orang-orang tertentu berusaha untuk menghinakan beliau atau berusaha menghilangkan ingatan kaum Saya tegaskan berulang kali. Meskipun saya menulis tentang Hasan Al- Banna, maka tidak berarti akan menaikkan derajat beliau. Sebab derajat beliau memang sudah tinggi. Meskipun orang-orang tertentu berusaha untuk menghinakan beliau atau berusaha menghilangkan ingatan kaum

Barang siapa yang kedudukannya berada di atas matahari Maka tidak akan ada yang mampu menandinginya Tidak akan ada yang mampu menurunkannya Saya menulis buku ini hanyalah untuk mengingatkan diri sendiri.

Siapapun yang tinggal dengan orang-orang yang dikasihinya, pasti akan mengerti arti cinta. Kami mencintai Hasan Al-Banna dengan setulus hati. Karena melalui dirinya, kami jadi mengetahui bagaimana mencintai Allah dan Rasul-Nya. Cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya melebihi dari cinta terhadap segala sesuatu. Dengan cinta seperti ini, keimanan kami dapat meningkat. Bahkan cinta seperti ini dapat mengokohkan keimanan di dalam hati kami. Kami tidak dikatakan beriman sebelum cinta kami kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi dari segala sesuatu. Kami mencintai manusia karena Allah. Kami berpisah dengan manusia karena Allah. Kami benci untuk meninggalkan dakwah seperti kami benci di lemparkan ke dalam neraka. Allah swt berfirman,

«!$# z⎯≈ysö6ß™uρ ( ©Í_yèt6¨?$# Ç⎯tΒuρ O$tΡr& >οuÅÁt/ 4’n?tã 4 «!$# ’n<Î) (#þθãã÷Šr& þ’Í?ŠÎ6y™ ⎯ÍνÉ‹≈yδ ö≅è% ∩⊇⊃∇∪ š⎥⎫Ï.Îô³ßϑø9$# z⎯ÏΒ O$tΡr& !$tΒuρ

“Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf (12) : 108)

Umar At-Tilmisani

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 7

Hasan Al-Banna Penyelamat Umat 

Hasan Al-Banna memiliki kepribadian yang cemerlang. Kepribadiannya senantiasa bersinar di dalam perjalanan dakwahnya. Tak seorangpun dapat melupakan kepribadiannya. Bagaimana kita dapat melupakan seseorang yang mempunyai pengaruh besar di dalam dakwah di akhir abad ini? Kami tidak mengatakannya bahwa kami cinta padanya. Jika memang harus dikatakan cinta, maka cinta tersebut berasal dari sebuah perasaan yang cerdas. Kami tidak bermaksud memberikannya penghargaan. Jika memang harus memberikannya penghargaan, maka penghargaan tersebut merupakan penghargaan yang memang semestinya. Bukan pula kami bermaksud fanatik padanya. Karena yang namanya pengorbanan diri di dalam dakwah Islam merupakan sebuah kemulian. Jangan pula anda mengira bahwa kami mensucikannya. Karena tidak ada pensucian selain kepada kalimat “ Laa ilaaha illa Allah Muhammad Rasulullah .”

Kami hanya mengatakan sesuai dengan kenyataan. Allah swt berfirman,

(#θãΨÏΒ#u™ (#þθãΨtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ

“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah.” (QS An-Nisa (4) : 136)

Karena matahari yang bersinar tidak akan diingkari keberadaannya, kecuali bagi orang yang buta. Karena orang yang buta tak akan mampu melihatnya.

Orang-orang besar biasa menghadapi berbagai macam ujian. Bagi orang yang menyukai, tentu akan menghormatinya. Sebaliknya, bagi orang yang membencinya, tentu akan menuduhnya telah berbuat kejahatan. Orang yang menyukainya, akan memperlakukannya secara adil. Sedangkan mereka yang membencinya, akan berlaku dzalim dan yang lebih parah lagi akan memfitnahnya. Selanjutnya akan berusaha menjadikan beliau sebagai orang yang dimusuhi. Adapula yang berusaha menjadikannya jauh dari obyek perselisihan. Sehingga orang besar tetap pada posisi yang sebenarnya, yaitu sebagai seorang pemimpin. Sehingga banyak orang yang bersedia dipimpin dan diatur olehnya. Ia mengatur dan berpikir. Sehingga dari sana, nampak jelas kejeniusannya.

Andai saja, kisah tentang Hasan Al-Banna tidak ditulis, tetap saja dia adalah Hasan Al-Banna. Kemampuannya memberi mempunyai pengaruh yang besar. Sebuah pemberian yang melimpah. Sebuah pemberian yang membekas di dalam diri. Pemberian yang sedikit tidak akan pernah dirasakan oleh siapapun juga. Itulah Hasan Al-Banna orang yang gemar sekali memberi sepanjang hidupnya. Ia berikan seluruhnya untuk dakwah.

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 8

Tidak pernah, ia simpan tenaganya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Semua gaji yang diperolehnya dari pemerintah ia sumbangkan seluruhnya untuk masyarakat. Tidak ada sedikitpun yang tersisa untuk diri dan keluarganya. Semoga Allah memberi balasan kepada (keluarga Ash- Shula di Ismailiyyah). Ketika mereka membantu beliau dalam menanggung beban keluarga. Beliau curahkan seluruh hidupnya untuk masyarakat. Ia siap untuk mati syahid di medan dakwah. Padahal usianya belum lagi mencapai 40 tahun. Sehingga pada saat itu, bumi dipenuhi dengan dakwah Ikhwanul Muslimin. Dakwah Ikhwanul Muslimin menjadi tempat pengkaderan orang-orang yang ingin berjuang di jalan Allah.

Dalam penjelasan yang terdapat dalam buku ini, anda tidak akan menemukan tentang kelahirannya, masa remaja, pendidikannya dan lingkungannya. Karena hal itu tidak sedikitpun menarik perhatian saya. Yang menarik perhatian saya dari diri Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna pembimbing Ikhwanul Muslimin adalah ketika saya ber- bai’at (berjanji setia) dengan beliau pada tahun 1932 M. Tidak diragukan lagi, tulisan saya ini tentunya tidak lengkap dan mungkin saja ada yang terlupakan. Karena saya menulis berdasarkan riwayat hidup pribadi saya (otobiografi) dan bukannya berdasarkan buku-buku rujukan. Pertama kali, saya hanya bersandar kepada Allah swt dan selanjutnya hanya berdasarkan ingatan saya saja. Banyak hal yang sudah terlupakan. Saya menulis buku ini tidak berdasarkan pengalaman pribadi saja, karena telah banyak pengalaman yang terlupakan. Namun saya tak dapat melupakan beliau. Bagaimana bisa melupakan orang yang telah mengenalkan Allah pada saya. Sehingga seluruh kehidupan saya selalu diusahakan untuk selalu bersama Allah. Bagaimana seorang muslim dapat melupakan seseorang yang mengenalkan cara hidupnya. Yaitu cara hidup yang berdasarkan kitabullah dan sunnah Rasulullah saw. Cara hidup yang pernah ditempuh oleh ulama besar seperti, Muhammad bin Abdul Wahab, Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qayyim Al-Jauzi. Alhamdulillah saya telah membaca Al-Qur’an sejak saya belajar membaca. Namun saya tidak mengetahui apa makna dari ayat-ayat tersebut. Yang saya tahu ia merupakan Kitabullah. Kitabullah dapat memberikan berkah, jika kita menghormatinya. Dapat menjadi penjaga, bila kita meletakkannya di dalam saku. Namun Allah berkehendak lain. Dia menghendaki kebaikan untuk saya. Saya berguru dengan Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Hingga saya mengerti segala kebaikan dunia dan kebahagian akhirat yang digambarkan oleh Al-Qur’an. Hingga saya dapat memahami Al-Qur’an, bukan saja sekedar membacanya.

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 9

Kunjungan yang Membawa Berkah 

Hubungan saya dengan beliau merupakan anugerah yang besar. Saya dulu tinggal di daerah perkebunan yang terletak di At-Tilmisani. Tepatnya di kampung Nuwa distrik Syabin yang masuk wilayah Al-Qanathir, propinsi Qalyubiyah. Saya adalah seorang pengacara. Di daerah perkebunan itu terdapat sebuah masjid yang sering dipenuhi oleh jamaah shalat. Pada suatu hari, saya bersama dengan istri –semoga Allah memberinya rahmat- beserta anak-anak duduk bercengkrama di taman mini As-Salamak. Mereka berloncatan kesana kemari. Tiba-tiba datang seorang pengawas kebun dan berkata, “Ada dua orang tamu yang ingin bertemu dengan anda. Saya menjawab, “Siapa yang mengatakan bahwa saya ada di sini? Pengawas kebun itu menjawab, “Pada waktu itu, saya sedang duduk, tiba-tiba lewat dua orang tamu. Mereka mengucapkan salam pada saya. Sayapun menjawab salam mereka berdua. Lalu salah seorang mereka bertanya, “Apakah ada seorang penanggung jawab daerah perkebunan ini?” Saya menjawab, “Benar, ia adalah seorang pengacara negara.” Mereka berdua bertanya, “Apakah ia melakukan shalat?” Saya menjawab, “Benar, ia melakukan shalat, ia membaca Al-Qur’an dan berkhutbah pada hari Jum’at. Mereka berdua meminta izin untuk menemui anda. Makanya, saya datang menemui anda untuk memberitahukan hal ini. Saya (penulis) berkata, “Baiklah suruh mereka untuk menemui saya.” Istri saya masuk ke dalam rumah. Pada saat itu, saya menggerutu atas kunjungan tersebut. Karena saya lebih senang menghabiskan liburan dengan keluarga saja. Mereka berdua menikmati pembicaraan dengan saya. Saya juga merasakan demikian. Saya berharap kunjungan ini dapat lagi terulang! Sehingga saya mengutuk diri, kenapa tadi saya mengeluh. Saya berharap kunjungan ini akan membawa kepada kebaikan dan keselamatan. Gerak-gerik mereka berdua, percakapan mereka menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang terhormat. Pada saat itu, saya belum terbiasa dengan tindak tanduk dan gaya bicara mereka. Masing-masing mereka memperkenalkan diri. Salah seorangnya bernama Muhammad ‘Izzat Hasan seorang asisten pengajar di Ibtidaiyah di kampung Salkhah distrik Al-Qanathir. Sedangkan seorangnya lagi bernama Muhammad Abdul ‘Al seorang pengawas stasiun kereta api di Delta yang terletak di daerah Abu Za’bal. Mereka berdua bukan termasuk orang berpendidikan. Meskipun mereka bukan termasuk orang berpendidikan, namun ucapan mereka berdua di atas orang-orang yang telah mengecap pendidikan tinggi. Mereka berdua tidak membuang-buang waktu sedikitpun. Sangat berbeda dengan kondisi pertemuan-pertemuan saya selama ini. Sekali lagi, mereka tidak membuang waktu sedikitpun. Mereka langsung mengutarakan maksud kedatangannya. ‘Izzat Hasan bertanya, “Apa kegiatan anda di luar profesi yang anda geluti?” Menurut saya, pertanyaan pertama ini lain dari biasanya. Saya ingin meniru caranya

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 10 Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 10

Saya menjawab, “Kaum muslimin di sini telah diurus oleh Al-Azhar dan pemerintah Mesir. ‘Izzat Hasan berkata lagi. Nampaknya suasana makin memanas, suaranya meninggi. Ia berkata, “Apakah pemerintah dan Al- Adzhar sudah melaksanakan tugasnya seperti yang anda katakan!? Sudah melaksanakan tugasnya dengan cara yang benar!? Saya diam tidak menjawab. Saya ingin menghabis waktunya. Namun ia mendesaknya dan berkata, “Apa jawaban anda?” Ia bertanya pada saya, seolah-olah ia yang mempunyai masalah. Sedangkan saya, seolah-olah diharuskan untuk menjawab. Dengan sedikit mengelak saya berkata, “Apa yang kalian inginkan dari saya?” Tolong anda tinggalkan saya. Mulailah pengawas stasiun kereta api berkata dengan lemah lembut, “Anda memang berhak. Anda meminta agar kami meninggalkan anda. Kami meninggalkan anda dalam keadaan tidak peduli dengan kegelapan yang menyelimuti masyarakat. Namun, apakah diri anda dapat menerima keadaan ini. Apakah anda senang melihat masyarakat terus diliputi dengan kegelapan. Padahal Allah swt telah menganugerahkan anda ilmu. Apakah jiwa anda senang, jika tidak memperhatikan urusan kaum muslimin? Saya merasa ada sesuatu dari percakapan ini. Saya berkata, “Saya mulai tertarik dengan penjelasan anda tadi. Namun saya tidak tahu caranya.” Ia berkata, “Hal itu bukan merupakan kewajiban anda. Anda bergabung dengan kami, insya Allah kami yang akan menunjukkan jalannya. Saya menjawab dengan keheranan, “Tanpa ada cerita sedikitpun, tanpa persiapan dan saya tidak diberi kesempatan untuk berpikir!? Pengawas stasiun kereta api itu menjawab, “Apakah saat ini, keadaan kaum muslimin sudah mulai beranjak membaik? Bukankah anda masih melihat buruk dan lemahnya urusan mereka.”

Saya cendrung untuk bekerja sama dengan mereka berdua. Saya bertanya, “Kalian sebenarnya siapa, bagaimana cara kerja kalian berdua dan apa yang kalian dakwahkan?” Mereka berdua menjawab dengan serentak, “Kami adalah anggota Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Saya berkata dengan keheranan, “Saya belum pernah mendengar nama kelompok itu.” Salah seorang mereka berkata, “Sekarang anda telah mendengarnya. Apa yang dapat anda lakukan.” Saya menjawab, “Saya tahu metode.” Mereka menjawab, “Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw?” Saya bertanya, “Bagaimana saya dapat berhubungan dengan jamaah ini?” Mereka

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 11

Bersama Imam Asy-Syahid Hasan

Al-Banna di Kediamannya 

Keesokkan harinya, mereka berdua datang menemui saya di kantor. Saya tidak tahu kapan mereka bergabung dalam jamaah ini. Usaha mereka termasuk usaha yang agung. Sebuah usaha yang dapat dikatakan berbahaya di masa yang akan datang. ‘Izzat bertanya, “Apa keputusan anda?” Saya menjawab, “Baik. Saya merasa percakapan kalian selama ini merupakan percakapan yang serius. Saya tidak bisa berjanji apapun kepada kalian berdua. Menurut saya, dakwah kalian berdua banyak membawa kebaikan, terutama kebaikan untuk diri saya sendiri dan kebaikan untuk kaum muslimin secara umum. ‘Izzat berkata, “Jika demikian, saya akan tentukan waktu pertemuan anda dengan pembimbing dan pemimpin jamaah Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna. Namanya terlihat agung dan hebat. Saya mengira akan bertemu seorang laki-laki yang tinggi perawakannya dan luhur tabiatnya. Seorang pria yang mempunyai kedudukan yang membanggakan. Ketika hari yang dijanjikan tiba, saya pergi ke ibu kota Mesir, Kairo. Saya berjalan secara perlahan di distrik Al- Mugharbalin. Di distrik tersebut terdapat gang Abdullah bik. Disanalah ustadz Hasan Al-Banna tinggal. Saya ketuk pintu pagar rumahnya. Saya guncangkan ketukan pintu pagarnya yang terbuat dari besi. Palang pintu diangkat. Saya masuk ke halaman rumah beliau. Sesampai di depan pintu rumah beliau, saya bertanya, “Apakah pemimpin umum ada?” Rumah beliau sangatlah sederhana. Keadaan rumahnya dibawah garis kewajaran. Saya sudah berulang kali berusaha melenyapkan rasa takut yang menyerang diri saya, pada saat berdiri dimuka rumahnya. Tak lama kemudian, terdengar suara jawaban dari dalam dan menyuruh saya untuk masuk. Suara beliau agak berat dan menunjukkan kegagahan. Suaranya menyambut dan berwibawa. Menyenangkan dan enak didengar. Suara beliau seolah mengajak anda untuk berjalan di jalan yang lurus. Suara beliau termasuk hal yang menarik perhatian saya. Sambutannya hangat, seolah-olah ia telah mengenal anda sejak lama. Keluarlah seorang laki-laki, ia menyalami saya dengan hangat. Seolah-olah gerakan dan ucapannya membuat anda merasa yakin. Anda berada dihadapan seorang pria yang jujur, semua gerakannya jelas. Semua ucapannya hangat dan bersahabat. Semua pemikiran yang dilontarkannya dapat dipelajari dan dapat dipahami. Semua alasan/dalil yang digunakan memuaskan anda. Semua dalil Al-Quran dan As-Sunnah merupakan sinar dan cahaya.

Beliau membuka pintu kamar yang terletak di bagian kanan rumah. Kamar tersebut gelap, hampir tak terlihat apapun juga di dalamnya. Beliau membuka jendela yang terbentang sepanjang lorong rumah tersebut. Saya mencoba melihat keadaan yang ada di dalam kamarnya. Pada lantainya tak

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 13

terdapat permadani, bahkan di dalam kamar itu tak terlihat satu kesetpun. Ada beberapa kursi yang terbuat dari jerami. Kursi-kursi tersebut dipenuhi oleh debu. Ada sesuatu yang terlalu berlebihan jika dikatakan sebagai meja. Karena benda tersebut, saat ini harganya tak lebih dari dua riyal. Saya merasa enggan untuk duduk di atas kursi yang menghadap ke meja. Kemudian debupun ditepiskan dari kursi tersebut. Karena pada saat itu, saya sedang menggunakan pakaian yang terbaik. Oleh karena itu saya keluarkan saputangan putih. Mata saya mengawasi setiap sudut. Semoga saya dapat memakluminya dengan menunjukkan senyum yang penuh arti. Saya memperkirakan bahwa beliau akan menjadi orang terhormat di masa yang akan datang. Seolah-olah ia berkata pada dirinya sendiri, “Pentingkanlah diri anda saat ini semau anda. Allah sudah menyiapkan hari esok dengan kebaikan dan membuat anda mampu untuk memperhatikan urusan kaum muslimin. Urusan kaum muslimin yang dapat memalingkan anda dari memperhatikan diri sendiri. Saya berharap di balik ketekunannya ini, ia masih memiliki kecendrungan dan keinginan berpegang pada satu profesi kehidupan. Terkadang profesi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan dakwah dalam bentuk tertentu. Imam Asy- Syahid Hasan Al-Banna mempunyai keinginan yang luar biasa untuk mengambil segala manfaat yang dapat diperoleh dari Islam. Beliau mempunyai kecendrungan yang luar biasa terhadap Islam atau segala hal yang berhubungan dengan Islam. Hal ini sebagaimana yang terdapat di dalam hadits-hadits Rasulullah saw. Hadits yang tak mungkin saya lupakan. Arti hadits tersebut adalah “Setiap muslim yang mengisi umurnya dengan kebaikan, niscaya ia dapat bermanfaat bagi kaum muslimin.” Dengan kecerdasan dapat menggali berbagai macam kemampuan dan dapat membentuk langkah yang bermanfaat untuk medan dakwah Islam. Imam Hasan Al-Banna merupakan seorang ustadz yang cerdas di bidang dakwah ini. Seolah-olah ia memiliki indra yang lebih banyak daripada manusia umumnya. Seolah-olah ia memiliki indra keenam.

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 14

Firasat, Keahlian dan Pengalaman 

Setiap manusia menyukai pujian. Hal ini termasuk yang dibolehkan. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda,

“Jika seorang muslim dipuji secara langsung, maka hal ini akan menambahkan kepercayaan dirinya di dalam hati.”

Hal ini termasuk fitrah manusia. Fitrah manusia yang diluruskan, dilatih, diperbaiki dan diberi petunjuk. Fitrah manusia perlu diperbaiki arah perjalanannya. Ada sebuah perkataan sahabat ra, “Kebaikan adalah sesuatu yang amat mudah. Kebaikan itu dapat dilakukan dengan bermuka manis dan berkata lemah lembut.”

Oleh karena itu, Imam Hasan Al-Banna menyeru seseorang murid binaannya dimulai dari sisi kebaikan yang dimilikinya. Kemudian beliau menumbuh kembangkan dan membersihkan sisi kebaikan tersebut. Beliau melakukan hal itu dengan penuh kesungguhan dan kejujuran. Bukannya dengan basa basi.

Dari sinilah semua saudara (yang ada di dalam Ikhwanul Muslimin) mencintai Hasan Al-Banna. Beliaupun mencintai mereka semuanya. Cinta beliau terhadap mereka lebih besar dari cinta mereka pada beliau. Setiap orang merasa bahwa dirinya paling dekat di hati beliau. Hal yang membuat setiap orang merasa demikian adalah interaksi beliau dengan lemah lembut dan keistimewaan beliau. Selain itu, beliau selalu mengunjungi dan menanyakan keadaaan mereka masing-masing. Beliau menanyakan tentang kesulitan dan harapan mereka. Beliau bertanya dengan disertai pesan untuk selalu berwaspada dan disertai dengan kebijaksanaan. Anda akan merasakan bahwa percakapan anda dengannya bukan sekadar basa basi. Percakapan dengan anda merupakan ungkapan rasa cinta beliau pada anda. Anda akan dapat merasakan sesuatu yang menyenangkan. Seakan- akan ia memberikan semua hak yang dimilikinya tanpa sedikitpun dikurangi dan serta tanpa penyesalan sedikitpun. Seolah-olah ia merupakan inspirator yang cerdas. Orang yang memiliki firasat yang jitu, tak pernah salah dan meleset. Pandangan menembus sampai ke dalam hati. Di dalam jamaah Ikhwanul Muslimin, terdapat para pemuda yang berotak cemerlang dan para mahasiswa yang pandai. Namun beliau merupakan orang yang paling taat dalam melaksanakan ajaran Islam, terutama dalam hal ibadah dan muamalah. Dua kelompok pemuda tersebut merupakan para orator yang handal. Mereka memiliki keunggulan, kemampuan dan kefasihan. Semua orang pasti akan tertarik mendengar khutbah serta pidato mereka. Tak seorangpun akan merasa bosan mendengar pidato mereka dalam waktu yang lama. Pendek kata, semua orang merasa yakin bahwa kedua kelompok pemuda tersebut adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kebaikan. Memang secara fakta, mereka adalah orang-

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 15 e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 15

Saya tidak bermaksud untuk menganalisa kepribadian Imam Hasan Al- Banna. Bukan pula menulis sejarah kehidupan beliau. Hal tersebut tidak dilakukan, karena keterbatasan kemampuan saya. Sebagaimana diketahui bahwa kebesaran kepribadian beliau sudah dikenal oleh masyarakat luas. Sedangkan saya, tidak diberikan kemampuan yang cukup untuk dapat persis menggambarkan kepribadian beliau di dalam sebuah sejarah. Selain itu, alasan lainnya adalah banyak peninggalan beliau hingga saat ini tidak dapat diceritakan dalam bentuk pendek maupun uraian yang panjang. Karena riwayat hidup Hasan Al-Banna, saat ini tidak ditulis dalam bentuk yang lengkap. Kepribadian beliau tidak digambarkan dalam suatu kepribadian yang utuh. Sikap mendidik dan perjuangan beliau tidak ditampilkan secara utuh. Semakin jauh jarak yang memisahkan antara kita dan wafatnya beliau, semakin jelas dan bersinar kepribadian beliau. Pengaruh beliau semakin terlihat bercahaya dan indah. Seperti sebuah karya seni yang semakin jauh dilihat, semakin indah bentuknya. Akan semakin jelas terlihat inovasi baru yang terdapat di dalam karya seni itu. Memang benar, belum lagi usia wafat beliau berlalu selama setahun, namun sejarah hidup beliau semakin jelas terlihat, bahwa beliau berada di medan dakwah Islam. Semakin terlihat kebaikan peran beliau terhadap Islam dan kaum muslimin, maka Allah semakin menambah ganjaran untuknya. Jika Jamaluddin Al-Afghani dan Syaikh Muhammad Abduh telah ditulis dalam sejarah dakwah Islam dengan tinta emas. Lain halnya dengan Hasan Al-Banna. Hingga saat ini beliau belum dapat diterima di kalangan penguasa. Beliau dianggap tidak dekat di hati penguasa. Al-Afghani dan Muhammad Abduh merupakan dua tokoh yang biasa menulis. Namun, Hasan Al-Banna adalah tokoh yang telah berhasil menyingkap teknis

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 16

praktis dalam (dakwah) Islam terhadap kaum muslimin. Kaum muslimin yang hidup di abad 14 H. Teknis praktis dalam bentuk perkataan, perbuatan, pelaksanaan, pendidikan dan kerja sama ( muamalah ). Wastra Wadras berkata bahwa Hasan Al-Banna merupakan tokoh yang konsekwen. Ia adalah seorang tokoh yang selalu berbuat sesuai dengan ucapannya. Bahkan sepertinya, teknik praktis-nya dalam bidang dakwah Islam belum pernah dilakukan oleh para da’i abad-abad terakhir ini. Anda jangan menilai bahwa tulisan saya ini sebagai tulisan sejarah hidup tentang beliau. Namun saya hanya menceritakan kembali kenangan-kenangan yang masih segar dalam ingatan. Hidup sezaman dengan seorang ustadz yang dicintai. Seorang ustadz yang mempunyai loyalitas, ghirah dan semangat yang tinggi demi kemajuan Islam. Seorang ustadz yang menentang dan melawan musuh-musuh Islam. Karena mereka amat benci dengan kebangkitan Islam. Allah swt telah menganugerahkan Hasan Al-Banna sebuah pribadi yang menarik. Sehingga beliau disegani oleh kawan maupun lawan. Ini merupakan salah satu contoh dari keagungan riwayat hidupnya. Pengaruh Hasan Al-Banna tidak akan hilang dan dilenyapkan. Karena pengaruh tersebut merupakan pengaruh yang akan terus kekal dan abadi. Sebuah pengaruh yang selalu diarahkan untuk beribadah kepada Allah. Dan Allah selalu hidup, tak akan pernah mati. Setiap orang yang hidup bersama beliau, berinteraksi secara intensif bersama beliau, niscaya ia akan melakukan amal shalih dan merutinkan dalam berdzikir. Saya tidak menulis tentang karya, makalah dan ceramah-ceramah Hasan Al-Banna. Hal itu semua telah melekat di hati kita. Beliau telah mengajarkan kita semua tentang cinta. Cinta sejati yang mendalam. Cinta sejati yang murni, suci dan bersih. Rasa cinta ini terus menemani perjalanan jamaah Ikhwanul Muslimin. Rasa cinta ini terus berkembang dan menuntut adanya kesetiaan, pengorbanan dan perjuangan. Nama mereka mulai dikenal ke seluruh penjuru dunia. Tatkala muslim Khasmir diperlakukan sewenang-wenang oleh orang Budha dan Hindu. Mereka berkata, “Besok, akan datang jamaah Ikhwanul Muslimin menolong kami melenyapkan kedzaliman orang Budha. Sampai batas seperti ini, harapan kaum muslimin terhadap jamaah Ikhawanul Muslimin. Harapan di bidang tugas, pembebasan dan jihad. Segala yang saya tulis, hanyalah sebuah kenangan. Kenangan pertemuan saya dengan beliau, duduk bersama dengan beliau. Semua kenangan ini tidak akan bisa hilang dari ingatan hingga saat ini. Pengalaman saya mengarungi medan dakwan yang suci. Pertemuan-pertemuan ini menjadi pendorong terhadap keberlangsungan dakwah Islam, meskipun beban yang harus dipikul amatlah berat dan pertolongan yang diperoleh sangatlah sedikit. Menjadi pendorong keberlangsungan dakwah Islam meskipun usaha yang dikerahkan sudah melelahkan. Kami tahu bagaimana mencintai. Kami mengetahui cinta karena beliau adalah orang yang paling mengerti tentang cinta. Karena perasaan tak akan dapat tersesat. Akal terkadang tersesat, sedangkan perasaan tidak. Karena perasaan merupakan kesadaran yang paling tinggi, penginderaan yang paling jernih serta yang paling halus. Perasaan akan serasi dengan orang yang mengenalnya. Perasaan akan menjauhi bagi mereka yang menentang cinta. Jika anda bertanya tentang perasaan, kenapa ia begitu dan kenapa begini, maka anda

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 17 e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 17

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 18

Hasan Al-Banna Adalah Ustadz Abad Ini

Kami amat menyukai berbuat untuk dakwah Islam. Yaitu dakwah Islam dalam bentuk yang belum pernah dilakukan kaum muslimin yang hidup setelah masa Khulafaur Rasyidin. Tak seorangpun anggota Ikhwanul Muslimin berlomba dengan ustadz Al-Banna dalam melaksanakan kewajiban. Karena waktu yang disediakan untuk melaksanakan kewajiban sangatlah panjang. Sebagaimana Hasan Al-Banna katakan. Namun mereka berlomba untuk melaksanakan tugas yang diserahkan kepada mereka. Mereka senang melakukan hal itu. Dilakukan semata-mata karena Allah. Hal ini mereka lakukan juga untuk menyenangkan hati pembimbing ( mursyid ) mereka. Karena keridhaan Hasan Al-Banna mendekatkan mereka kepada Allah. Beliau tidak menugaskan seseorang kecuali dengan niat untuk memperoleh ridha Allah semata. Pada suatu ketika, salah seorang kami diperintah beliau untuk mengunjungi seseorang di suatu negara. Ia diberi bekal hanya untuk menunaikan kewajiban itu semata. Namun, ternyata ia bukan hanya mengunjungi satu orang saja. Ia harus banyak mengunjungi orang. Hal itu tak akan mungkin terjadi, jika ia tidak mengadakan pertemuan di masjid-masjid negara itu. Di dalam masjid itu, ia sampaikan dakwah Islam. Semua ini dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang amat dicintai oleh beliau. Tentu saja hal ini menyenangkan hati beliau. Kami semua mempunyai keinginan yang tinggi untuk dapat menyenangkan hati beliau. Salah seorang dari kami diutus untuk mencari dukungan dari suatu daerah. Dengan begitu seseorang dapat memperluas daerah aktivitasnya. Sehingga aktivitas seseorang akan bertambah banyak. Lebih banyak daripada ketika ia pertama kali diutus. Hal itu tetap mereka lakukan meskipun banyak waktu dan tenaga yang dicurahkan. Terkadang sebagian kami menanggung sendiri biaya kunjungan dan aktivitas, tanpa sedikitpun biaya yang ditanggung oleh jamaah. Salah seorang kami memberikan sesuatu kepada saudaranya lain, karena ia mengetahui bahwa saudaranya itu menyukai barang tersebut. Padahal semulanya, barang tersebut merupakan hadiah dari gurunya. Kemudian ia mengirimkan barang itu ke orang yang ketiga. Namun, ternyata barang itu kembali lagi kepada pemilik pertama. Kejadian seperti ini terjadi lebih dari sekali, bahkan telah terjadi di dalam penjara. Begitulah perputaran barang, berpindah dari tangan yang satu hingga ke tangan yang lain dan kembali ke tangan yang pertama. Itulah kami. Inilah salah satu rahasia kekuatan dan kemajuan kami. Kami tidak mau kembali kepada kekuatan dan kedudukan kami yang lalu, kecuali lantaran sifat belas kasihan dan mengutamakan orang lain. Kedua sifat di atas, Allah berikan hanya pada orang-orang yang mempunyai hati yang ikhlas. Hal itu merupakan karunia dari Allah swt. Perasaan yang jujur dan timbal balik diantara anggota

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 19

Ikhwanul Muslimin menimbulkan keheranan masyarakat. Jika salah seorang kami sakit, maka datang saudaranya yang lain untuk menengoknya. Karena hal itu merupakan salah satu kebiasaan Rasulullah saw. Hal itu diterapkan oleh seluruh anggota Ikhwanul Muslimin dengan penuh perhatian. Jika salah seorang kami wafat, maka kami mengurus penguburan jenazahnya. Hal ini kami lakukan sebagai salah satu bentuk kesetian terhadap sesama saudara. Demikian pula dengan acara pernikahan, maka kami saling berlomba untuk mengucapkan selamat dan membantu segala hal yang perlu dilakukan.

Kami mengenal Hasan Al-Banna sebagai sebuah sosok orang yang melaksanakan kewajiban. Seorang pelaksana kewajiban dalam tingkat yang paling baik. Sehingga seorang muslim dibawah pengawasannya menjadi seseorang yang mampu menunaikan kewajiban dengan sempurna. Pusat aktivitas beliau adalah para pekerja yang berada dilingkungannya. Beliau memperhatikan mereka, walaupun mereka belum menjadi bagian dari Ikhwanul Muslimin. Mereka mempercayai beliau. Karena Hasan Al-Banna merupakan sosok yang amanah, jujur dan penuh hikmah. Selain itu, beliau dikenal mereka sebagai sosok yang mempunyai kemampuan, sosok yang tidak suka menyebarkan rahasia mereka serta dikenal sebagai orang yang kerap menutupi kekurangan mereka. Salah seorang kepala buruh di Iskandariyah berkata bahwa kemilitanan jamaah Ikhwanul Muslimin serta keberhasilannya karena karunia Allah pada jamaah ini. Keberhasilan ini juga tak lepas dari peran pemimpinnya. Selain itu, karena mereka yang tergabung di dalam Ikhwanul Muslimin banyak memiliki kegiatan. Semua ini telah diketahui dan disebarkan oleh harian umum pada saat itu.

Pada tahun 1971, saya bersama seorang kerabat pergi untuk mengunjungi kantor kejaksaan. Karena polisi yang merupakan kaki tangan Abdul Nasir telah memasukkan saya ke dalam daftar orang-orang subversif. Mereka memberikan saya sebuah surat peringatan. Menurut mereka saya termasuk pelaku subversi. Saya diberi sebuah buku yang harus ditanda tangani para tentara di waktu akhir malam. Dimana pada saat itu, mereka sedang tidur. Demikianlah badan intelijen Abdul Nasir. Biar bagaimanapun, saya tidak merasa susah hati. Namun, kerabat saya mengajak untuk pergi menemui temannya yang merupakan kepala kantor kejaksaan. Maksud kedatangan kami adalah menyampaikan proses penangkapan saya. Proses penangkapan tersebut dianggap illegal menurut keputusan kejaksaan negara. Kepala kantor kejaksaan menyambut baik kedatangan saya. Beliau membatalkan surat peringatan. Keputusan ini merupakan ujian baginya. Namun di sisi lain, kenyataan ini juga merupakan karunia dan rahmat bagi saya. Karena puluhan para da’i yang merupakan karib kerabat dan sahabat mengikuti jejak saya keluar dari penjara. Peristiwa ini bukan termasuk hal yang penting. Ada suatu peristiwa yang menarik. Peristiwa yang terjadi pada saat kami berada di kantor kepala jaksa. Pada saat itu, masuklah salah seorang anggota jaksa. Ia meminta kepada seorang kurir untuk melayaninya. Diantaranya, kurir itu diminta untuk mengambilkan rokok, koran dan kepentingan pribadi lainnya. Namun sang kurir menolak. Maka anggota jaksa melaporkan

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 20

perilaku kurir tersebut kepada kepala jaksa. Ia menjelaskan penolakan sang kurir tersebut. Sang kurir berdalih bahwa ia digaji pemerintah untuk melaksanakan kepentingan yang berkaitan dengan tugasnya dan bukan untuk melayani kepentingan pribadi. Mendengar hal ini, kepala jaksa berkata kepada wakil jaksa dengan bijak. Beliau berkata, “Anda akan memperoleh hal-hal yang anda butuhkan. Kurir ini adalah contoh seorang laki-laki yang mengetahui kewajibannya. Ia adalah orang yang menjaga kehormatannya, meskipun jabatannya rendah. Melihat kejadian ini, saya tertarik sekali untuk mengetahui jati diri sang kurir tersebut. Saya datangi dia sambil mengucapkan salam padanya. Saya bertanya padanya. Ternyata dia merupakan bagian dari Ikhwanul Muslimin. Saya bertanya tentang sikapnya yang mulia tersebut. Ia menjelaskan bahwa Hasan Al-Banna mengajarkannya untuk menghormati dewan direksi. Di samping itu, beliau mengajarkan agar dia menghormati dirinya sendiri dengan cara menunaikan kewajibannya sesuai dengan adab kesopanan, kelayakan dan kebijaksanaan. Berarti sang kurir telah menunaikan kewajibannya dalam bentuk yang sempurna. Ia tidak melakukan hal-hal yang tidak layak dikerjakan oleh seorang muslim mulia. Demikianlah Hasan Al-Banna mengajarkan dan mendidik para aktivis Ikhwanul Muslimin. Sehingga seorang muslim mempunyai sopan santun yang tinggi pada bawahan maupun terhadap atasan. Mereka menghormati pegawai rendahan juga dewan direksi. Mereka tidak memandang rendah orang lain. Inilah warna dan corak dari sebuah akhlak yang mulia. Andaikata kaum muslimin menerapkan akhlak ini, niscaya akan terlihat perubahan yang cukup signifikan di dalam masyarakat. Sebagaimana yang kita dapat lihat saat ini. Ini semua bukan merupakan kreasi dan inovasi dari Hasan Al-Banna. Ini semua berasal dari dienullah, Islam. Beliau terapkan hal ini pada semua anggota Ikhwanul Muslimin. Beliau jadikan mereka mencintai dan merasa dekat dengan ajaran Islam tersebut. Sehingga mereka memiliki akhlak yang mulia. Diantara akhlak mulia tersebut adalah bersabar di jalan dakwah.

Hasan Al-Banna merupakan ustadz abad ini. Tidak seorangpun yang tidak setuju dengan ungkapan ini. Beliau merupakan ustadz di segala bidang. Tatkala penyerangan kaum salib bersama Musthapa Kamal telah berhasil, sehingga mengakibatkan Khilafah Islamiyyah menjadi runtuh, kaum muslimin menjadi terpecah belah. Setiap negri Islam dengan kebangsaannya masing-masing. Seorang pemimpin dipilih dengan menggadaikan agamanya ditukar dengan dunia. Kepala negara dipilih sekehendak negara masing-masing. Padahal kepala negara tersebut mempunyai sifat-sifat yang sangat memalukan. Tatkala paham sekularisme mulai merasuk ke dalam diri kaum muslimin –menyusul keruntuhan Khilafah Islamiyyah-, muslimah Mesir mulai menanggalkan jilbabinya. Mereka senang dan bangga dengan adat tak tahu malu. Hal ini terjadi lantaran jendral Sa’ad Zaghlul yang mendidik mereka di dalam Salon putri

Nazli. Salon ini telah banyak meluluskan para mentri di zaman itu. 1 Tatkala fakta penyimpangan terhadap Islam telah nyata terlihat, bahkan sudah dalam bentuk yang sangat mengkhawatirkan. Tatkala paham sekularisme

1 Mungkin di dalam salon itu diajarkan mata pelajaran tentang etiket. Seperti John Robert Power e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 21

mulai mempengaruhi masyarakat Mesir. Sebagai akibat dari gerakan pro- sekularisme yang dipelopori oleh para sekularis non Muslim. Seperti mereka yang berasal dari Suria, Irak dan Lebanon. Maka mereka mulai menggunakan busana ala bangsanya masing-masing. Tatkala wabah ini semakin membesar dan semua orang yang berada di Al-Adzhar diam membisu. Mereka hanya diam menonton. Menyaksikan keburukan tersebut. Padahal keburukan itu telah memasuki berbagai lapisan masyarakat. Seolah-olah keburukan tersebut bagi mereka tidak ada artinya sedikitpun. Pada saat itulah, muncul seorang pemuda. Ia merupakan seorang pemuda lulusan Universitas Darul ‘Ulum. Ia belajar dan dididik dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hingga ia menjadi seorang pemuda yang faqih, paham, mengamalkan dan menerapkan ajaran Islam yang telah diterimanya. Dialah Hasan Al-Banna. Beliau merupakan pendiri dari jama’ah Ikhwanul Muslimin –semoga Allah meridhainya-. Beliau menggugah kaum muslimin agar menyadari bahwa paham atheis menyerang mereka dari segala arah. Oleh karena itu, ikutilah nabi kalian dan berpegang teguhlah kepada ajaran agama kalian, agama Islam. Sebab tidak ada yang dapat selamat kecuali dengan berpegang teguh dengan ajaran Islam. Hasan Al-Banna merupakan seorang pria yang jujur, keinginannya luar biasa. Aktivitasnya murni dan dilakukan dengan penuh keikhlasan. Inilah yang membuat para pemuda tertarik. Para pemuda menyambutnya dengan tangan terbuka dan dengan penuh antusias. Semoga Allah selalu dan senantiasa memberikan berkah pada para pemuda tersebut. Sehingga bergemalah kalimat Allah Akbar Walhamdulillah. Kalimat ini diucapkan oleh para anggota Ikhwanul Muslimin dan diikuti oleh yang lainnya. Kalimat ini bergema di setiap pelosok. Berguncanglah hati para penjajah. Singgasana para penguasa menjadi berguncang. Benak para kaum muslimin menjadi terbuka kembali, harapan mereka menjadi hidup kembali serta terbukalah berbagai jalan. Pada saat itu berubahlah keadaan di Mesir. Masjid-masjid yang tadinya kosong melompong, kini kembali lagi diramaikan oleh para pemuda matang yang mempunyai pemikiran yang cemerlang. Pada saat itu, mesjid terasa sempit sekali. Sebagian mereka melakukan shalat di atas koran yang dihamparkan di halaman mesjid. Siapakah yang merubah keadaan ini? Dia adalah Hasan Al-Banna. Bukankah ini membuktikan bahwa beliau merupakan seorang

ustadz abad ini. Tak ada seorangpun yang berhasil di dalam abad ini 2 kecuali Hasan Al-Banna. Memang benar ia merupakan seorang ustadz. Ungkapan ini bukan sebagai ungkapan kefanatikan. Ungkapan ini hanyalah ungkapan sebuah fakta. Fakta yang memang disaksikan oleh orang-orang Mesir pada saat itu. Fakta yang muncul sejak Hasan Al-Banna berada di tengah-tengah mereka sebagai pemberi peringatan.

2 Waktu itu, abad 14 H Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 22

 Seorang Dai di Semua Lapisan 

Hasan Al-Banna memang seorang ustadz abad ini. Semua orang menyetujui ungkapan ini. Kaum buruh mulai merasakan eksistensi dan hak-hak mereka, setelah beliau menjelaskan kepada mereka di dalam beberapa arahan dan pertemuan. Kaum tani juga mulai menyadari akan eksistensi dan hak-hak mereka, setelah beliau berkunjung ke desa dan sawah mereka. Begitu pula dengan para mahasiswa. Mereka mulai mengetahui kewajiban dan jalan yang harus mereka tempuh. Beliau bukan seperti yang biasa dilakukan para demonstran yang menganjurkan mogok makan. Para mahasiswa mulai mengenal hak-hak negri muslim tempat mereka tinggal. Mereka juga mulai menyadari hak mereka yang patut dinikmati. Tidak perlu adanya teriakan dan tepuk tangan. Yang perlu pertama kali dilakukan adalah merubah sistem dan program pendidikan sekularisme. Sebuah sistem yang tidak akan membuat maju para pemuda negri ini. Para penjajah mulai merasakan adanya bahaya yang mengancam. Bahaya yang berasal dari dai yang cerdas ini. Sehingga kedutaan besar Inggris meminta beliau untuk menyampaikan sebuah ceramah di radio. Sebuah kuliah umum tentang demokrasi. Ceramah beliau ini mendapat kompensasi sebesar 500 ribu junaih (pounds). Para pembaca mungkin tidak mengetahui betapa besar jumlah uang tersebut pada saat itu. Beliau menolak dengan ucapannya, “Bagaimana kalau saya diizinkan berbicara dan tak perlu dibayar. Namun, saya menyampaikan demokrasi berdasarkan pemahaman saya.” Mereka menjawab, “Tidak, kami mau anda menyampaikan paham demokrasi berdasarkan pemahaman kami, pemahaman pemerintah Inggris beserta sekutunya. Walaupun hal itu bertentangan dengan kebenaran.” Beliau menjawab, “Jika demikian, kalian menyesatkan masyarakat.” Tatkala para penjajah merasa tak kuasa menghadapi beliau. Mereka mencoba memberhentikan laju perkembangan ajaran Islam yang dibawa oleh Hasan Al-Banna. Oleh karena itu pemerintahan Inggris memperdaya kerajaan yang pada saat itu dipegang oleh Faruq. Seringkali, mereka berusaha membunuh Hasan Al-Banna. Mereka kembali mempersiapkan negara beserta seluruh aparatnya untuk membunuh beliau. Sebuah negara dan seluruh aparatnya bersekongkol untuk membunuh seorang pria yang diasingkan dari negrinya. Kasihan sekali ada negara yang melakukan sebuah perbuatan hina! Kasihan sekali raja kecil dan perdana mentrinya melakukan sebuah perbuatan hina! Tubuh beliau yang sudah lemah itu menerima 7 butir timah panas secara bersamaan. Pada saat itu beliau turun dari mobil. Darahnya yang mulia mengalir dengan derasnya. Sekelompok pemuda muslim meminta pertolongan. Maka diangkatlah tubuh beliau ke rumah sakit Qasrul Aini. Di sana, Faruq mengeluarkan perintah kepada para dokter untuk tidak menolong Hasan Al-Banna. Para dokter membiarkan jasad beliau. Membiarkan darah Imam Asy-Syahid mengalir setetes demi tetes. Setiap

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 23 e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 23

Bukankah beliau merupakan ustadz abad ini. Seorang ustadz yang telah melaksanakan ajaran Islam dengan sesempurna mungkin. Apakah kami tidak berdosa jika menggambarkan beliau dengan gambaran yang tidak sesuai dengan kenyataan?