 Pentingnya Ada Keterikatan Antara Aqidah dan Tingkah Laku 

 Pentingnya Ada Keterikatan Antara Aqidah dan Tingkah Laku 

Kami telah mempelajari aqidah Islam dari ustadz Hasan Al-Banna. Mempelajari aqidah yang kuat terhujam di dalam hati seorang muslim. Karena aqidah tersebutlah kami menyembah, melakukan ibadah terhadap Allah. Aqidah yang menjadi dasar kehidupan kami. Mempelajari aqidah yang membedakan Islam dengan agama samawi sebelumnya. Beliau juga mengajarkan kami tentang kemustahilan pemisahan aqidah dengan syariah. Syariah-lah yang menimbang dan menilai kehidupan dan tingkah laku kita. Jika seorang muslim mengadakan interaksi dengan yang lainnya, standar apa yang akan digunakan? Standar aqidah. Karena aqidah seorang manusia menyembah Allah. Atas dorongan aqidah, dia berinteraksi dengan masyarakat. Karena berinteraksi dengan masyarakat termasuk ibadah kepada Allah. Apakah kita akan menggunakan standar aqidah atau standar yang dibuat oleh manusia sendiri. Tentu saja, kita akan menerapkan segala hal yang terdapat di dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Bagaimana bisa dikatakan sebagai muslim yang sesungguhnya beriman kepada Allah, pada kuasa-Nya, ilmu-Nya dan hikmah-Nya, jika tidak menerapkan syariat Allah swt di dalam berinteraksi dengan masyarakat? Jika saya makan? Apakah saya masih berhak dikatakan sebagai seorang muslim yang berpegang teguh dengan aqidah Islam, jika saya memakan makanan yang haram? Inilah syariah Allah. Bagaimana saya dapat memisahkan aqidah dan syariah? Karena pemahaman yang memisahkan antara aqidah dan syariah adalah pemahaman yang telah terkontaminasi dan pemikiran yang telah mengalami keraguan. Sikap memisahkan antara aqidah dan syariah tidak akan memperbaiki keadaan kaum muslimin. Yang dapat menyelamatkan kaum muslimin hanyalah kembali ke Kitabullah di dalam segala sisi kehidupan. Oleh karena itu, Al-Imam Asy-Syahid selalu menyertakan perkataan dengan perbuatan. Beliau menegaskan kepada kami bahwa seorang dai yang hanya berkata akan menjadi dai yang gagal. Ia tidak akan memperoleh apapun juga. Salah satu unsur terpenting dari keberhasilan seorang dai adalah adanya teladan pada diri dai tersebut. Tidak ada kebaikan pada diri seorang dai yang hanya berkata dan bukannya menjadi orang pertama kali yang menerapkan atas dirinya. Hal ini akan membuat kecewa masyarakat. Karena mereka tidak melihat adanya kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Oleh karena itu mereka berkata, “Inilah arti dari firman Allah yang mengatakan bahwa Allah telah menjadikan Rasulullah saw sebagai teladan, contoh yang baik bagi umat Islam.” Dakwah kepada Allah dan dakwah kepada penerapan hukum Allah yang ada saat ini, belum bisa dijadikan acuan. Oleh karena itu, harus ada persiapan sedini mungkin. Persiapan yang dimulai sejak dari taman kanak- kanak dan SD. Dengan tujuan penerapan prinsip-prinsip semenjak dini.

Hasan al-Banna – Sang Inspirator _______________________________________________________________ 78

Kursus dansa, musik, beraksi di depan kamera dan kursus menjadi bintang film atau sinetron yang ada pada saat ini adalah kursus yang merusak. Kursus yang menyerang ke-Islaman yang telah ada di dalam diri anak-anak muda. Sehingga anak kecil tumbuh terjerumus di dalam kerusakan, hura- hura dan kebodohan. Amat jauh dari gambaran kesungguhan yang sering diserukan oleh Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Apakah yang dikatakan Hasan Al-Banna ini benar? Bukankah ini merupakan kebaikan yang harus menjadi tujuan seluruh kaum muslimin. Sehingga umat Islam menjadi bahagia dengan segala hal yang mereka inginkan.

Kekonsistenan berbagai macam peraturan dan rencana tidak akan ada, kecuali sesuai dengan perannya atas masyarakat. Masyarakat mempunyai tuntutan dan keinginan. Masyarakat tak mungkin hidup kacau balau tanpa ada peraturan yang mengaturnya. Masyarakat tak mungkin hidup tanpa UU yang mengatur tingkah lakunya dan memenuhi semua kebutuhannya. Masyarakat tidak mungkin hidup tanpa adanya UU yang mengatur urusan mereka dan menciptakan keamanan dan ketenangan.

Ustadz Al-Banna memahami ini semua dengan pemahaman yang sempurna. Beliau yakin bahwa Islam adalah sistem yang paling baik dalam melayani segala kebutuhan masyarakat. Beliau menegakkan dakwah Ikhwanul Muslimin atas dasar ini. Beliau menjadikan kaedah dakwahnya menjadi kuat dan tidak berubah. Tidak pernah terpengaruh oleh keadaan apapun. Dakwah tersebut bukanlah syiar-syiar Ikhwanul Muslimin. Namun ia merupakan prinsip-prinsip yang menerangi dan memberi petunjuk.