Berdasarkan  uraian  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  disruptive  behavior disorders  adalah  bentuk  perilaku  negatif  atau  antisosial,  dimana  tindakan  yang
dilakukan  sudah  tidak  sesuai  dengan  norma  sosial,  yang  terjadi  secara  berulang- ulang dan menetap, akibatnya tidak hanya merugikan pada diri individu itu sendiri
namun juga pada orang lain. Bahkan perilaku individu tersebut sudah melanggar hak-hak dasar orang lain dan sudah tidak pantas lagi untuk usianya.
2.1.2. Faktor-faktor Penyebab Disruptive Behavior Disorders
Penyebab  disruptive  behavior  disorders  cukup  beragam,  akan  tetapi Schroder  Gordon 2002 membaginya menjadi tiga faktor yaitu:
1  Faktor genetik atau biologis Penyebab  disruptive  behavior  disorders  dari  faktor  genetik  menjadi  dasar
karakteristik seseorang atau predisposisi. Berdasarkan hasil penelitian terkini jika  dilihat  dari  perbedaan  jenis  kelamin,  dinyatakan  bahwa  anak  laki-laki
lebih  disruptive  dibandingkan  anak  perempuan.  Aspek  temperamen  juga mengakibatkan  perilaku  disruptive  diantaranya:  regulasi  emosi,  reaktifitas
yang  intens  khususnya  frustrasi,  emosi  negatif  dan  gampang  marah, kemampuan dalam mengontrol diri, serta pendekatan yang tinggi atau lemah
untuk  menghindar  dapat  memunculkan  perilaku  berisiko.  Plomin  dalam Schroder    Gordon,  2002  menyimpulkan  bahwa,  komponen  genetik  cukup
besar pengaruhnya pada orang dewasa yang memiliki perilaku antisosial dan kriminalitas.  Namun  Rutter  et  al.    Schmitz  et  al.  dalam  Schroder
Gordon,  2002  membantah,  dimana  hubungan  genetik  lebih  mungkin
Universitas Sumatera Utara
ditemukan  dalam  kasus-kasus  perilaku  antisosial  yang  berlanjut  sampai dewasa,  sedangkan  kasus-kasus  yang  mengalami  penurunan  perilaku
antisosial pada usia tertentu lebih cenderung didasarkan oleh lingkungan. 2  Faktor keluarga
Penyebab  disruptive  behavior  disorders  pada  faktor  keluarga,  yaitu  terkait degan  disfungsi  orang  tua  dalam  mengasuh.  Dalam  hal  ini  ada  beberapa  hal
yang  mempengaruhinya  yaitu:  perlakuan  orangtua  gaya  pendisiplinan, kehangatan  vs  permusuhan,  pengawasan  terhadap  anak,  psikopatologi
orangtua  seperti  ibu  yang  depresi,  gangguan  kepribadian,  penggunaan  obat terlarang  dan  perilaku  antisosial  atau  kriminal,  perkawinanorangtua  yang
disfungsi seperti perceraian atau berpisah, konflik, kekerasan pada pasangan dan konflik saudara kandung.
3  Faktor lingkungan Faktor  lingkungan  atau  keadaan  di  sekitar  seseorang  yang  terkait  dengan
status  sosial  ekonomi  rendah  atau  kemiskinan,  juga  dapat  menyebabkan disruptive behavior disorders sehingga memunculkan permasalahan perilaku
antisosial.  Status  sosial  ekonomi  rendah  yang  terkombinasi  dengan  stres kronik,  orangtua tunggal, isolasi  sosial,  kurangnya  stimulasi  dari lingkungan
dan keterbatasan pengetahuan, dapat mengakibatkan gejala depresi pada ibu, yang  berpengaruh  terhadap  perlakuan  orangtua  menjadi  kurang  baik.  Selain
itu lingkungan miskin juga cukup membahayakan bagi anak, dimana mereka sering  melihat  role  model  yang  menampilkan  kekerasan,  penyalahgunaan
obat terlarang dan bersekolah dengan keadaan yang memprihatinkan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian  di  atas, dapat  disimpulkan bahwa  disruptive behavior disorders dapat disebabkan oleh faktor keluarga karena disfungsi orangtua dalam
mengasuh,  faktor  genetik  atau  biologis  meskipun  mejadi  predisposisi  jika  kasus perilaku antisosialnya berlanjut sampai dewasa, namun jika mengalami penurunan
pada  usia  tertentu  cenderung  disebabkan  oleh  faktor  lingkungan  yang  terkait dengan status sosial ekonomi rendah atau kemiskinan.
2.2. Agresivitas 2.2.1. Pengertian Agresivitas