2.3. Anger Management Training AMT
2.3.1. Pengertian Anger Management Training
Anger  management  training  merupakan  pelatihan  yang  diberikan  pada seseorang dengan tujuan agar ia mampu mengekspresikan marahnya dengan cara
yang tepat sehingga membuat nyaman pada dirinya sendiri dan orang lain Bhave Saini,  2009.  Sementara  Gentry  2007  menyimpulkan,  anger  management
training adalah suatu pelatihan untuk menangani permasalahan marah yang terkait dengan  pikiran,  sehingga  membuat  seseorang  berespon  dengan  tepat  akan
perasaannya,  bertanya  dengan  pertanyaan  yang  sesuai  disaat  marah,  bagaimana menentukan  pilihan  ketika  sedang  marah  dan  mengambil  tindakan  atas
konsekuensi perilaku yang telah membuatnya sakit hati. Sedangkan  Gulbenkoglu    Hagiliassis  2006  membuat  pengertian
tentang  anger  management  training  ialah  suatu  pelatihan  yang  bukan  memiliki tujuan untuk menghilangkan marah, karena marah merupakan emosi yang normal,
melainkan  dengan  memberikan  semangat  pada  seseorang  agar  mengelola marahnya  dengan  cara  yang  konstruktif  dan  efektif.  Adapun  Marcus  2007
menjelaskan,  anger  management  training  adalah  pelatihan  yang  akan  membantu seseorang  mengenali  isyarat  dari  tubuhnya  disaat  marah,  menggunakan
pernyataan  diri  yang  positif  dan  belajar  teknik-teknik  mengurangi  stres  seperti menghitung mundur untuk mengontrol marahnya.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  anger  management training  merupakan  bentuk  pelatihan  yang  bertujuan  agar  seseorang  mampu
menggunakan cara-cara yang konstruktif dan efektif dalam mengelola marahnya,
Universitas Sumatera Utara
dengan mempelajari teknik-teknik yang dapat mengurangi stres  sehingga ekspresi marahnya tersalurkan secara tepat.
2.3.2. Teknik-teknik dalam Anger Management Training
Menurut  Bhave    Saini  2009,  ada  empat  belas  teknik  yang  perlu dipelajari dalam anger management training diantaranya:
1  Menyebutkan sebuah mantra Dengan mengulang dan menyebutkan kata-kata  yang menenangkan, efeknya
dapat  membawa  kedamaian  pada  pikiran  seperti:  rileks,  tetap  tenang,  lalu dikombinasikan  dengan  menarik  napas  yang  dalam  hingga  dapat  dirasakan
emosi yang semakin bisa dikontrol. 2  Role playing
Sebelumnya  perlu  sekali  belajar  memahami  akan  isyarat  pada  tubuh  yang dapat  menimbulkan  marah,  seperti  wajah  terasa  menjadi  panas,  tangan
menjadi  dingin  atau  bergetar  dan  gagap  saat  berbicara.  Kemudian gunakankanlah teknik yang dapat membantu diri, untuk mencegah timbulnya
marah  yang  tidak  terkontrol.  Dalam  hal  ini  jika  merasa  akan  munculnya marah dalam perdebatan yang semakin memanas, lebih baik  berhentilah dan
keluarlah dari situasi itu. 3  Pergi menjauh ketika orang lain berteriak
Maksudnya  pada  saat  sedang  marah,  sebaiknya  pergi  keluar  dari  situasi tersebut dan duduklah sendiri untuk menenangkan diri.
4  Duduk di taman atau di bawah pohon yang memberikan efek ketenangan
Universitas Sumatera Utara
Disaat diri sudah tenang dan sudah dapat berfikir secara rasional,  setelah itu boleh kembali ke situasi sebelumnya.
5  Keluarkanlah kemarahan sebelum bertemu orang yang membuat marah Cara  yang  bisa  dilakukan  yaitu:  a  dengan  membayangkan  orang  tersebut
ada  duduk  dihadapan  dan  memberikan  izin  untuk  mengatakan  apapun  yang diinginkan,  karena  hal  ini  dapat  membuang  rasa  sakit  kemarahan  dan
kebencian  yang  dirasakan;  b  boleh  pula  dengan  menulis  surat  kemarahan dan  menangis  setelah  membacanya  sekali,  karena  hal  ini  dapat  melepaskan
beban  yang  dirasakan  sehingga  bila  nantinya  akan  bertemu  orang  tersebut membuat diri dapat tetap tenang, sebab sudah mengeluarkan kemarahan pada
waktu sebelumnya; c boleh juga dengan melakukan beberapa olahraga fisik seperti  berlari,  berenang,  atau  melakukan  teknik  relaksasi,  mendengarkan
musik  sebelum  pergi  dan  bertemu  dengan  orang  atau  situasi  yang  dapat menyebabkan marah.
6  Belajar untuk berdamai pada diri sendiri Hal-hal  yang  bisa  dilakukan  yaitu:  menikmati  apa  saja  yang  sudah  dimiliki,
tidak perlu harus selalu bersama orang lain disetiap waktu, adakalanya perlu sendiri  karena  akan  memberikan  waktu  dalam  merefleksikan  apapun  yang
membuat  lebih  menyadarkan  diri  dan  memperbaikinya.  Kemudian  saat merasakan  marah,  cobalah  untuk  membayangkan  bagaimana  ganas  dan
jeleknya  wajah  yang  tampak,  apalagi  jika  sampai  terlihat  oleh  orang  yang disayangi.  Saat  sudah  membayangkan  bagaimana  reaksi  yang  akan  terjadi
dengan tampilan diri yang negatif, maka cara itu akan membantu supaya lebih
Universitas Sumatera Utara
tenang.  Pada  orang  yang  sangat  kaku  dan  keras,  ternyata  membuat  mereka akan  lebih  mudah  marah.  Oleh  karena  itu  mereka  perlu  belajar  untuk
melepaskan  ketegangan  dan  perasaan  marah  dengan  bersikap  tenang  dan tertawa pada diri sendiri.
7  Lihat ke kaca pada saat marah untuk melihat wajah yang tidak menyenangkan 8  Memperbaiki pengaturan waktu
Dalam hal ini janganlah mengatur jadwal dan batas akhir pengumpulan yang tidak  realistik  atau  menunda-nunda  untuk  diri  sendiri  dan  orang  lain.
Kemudian usahakanlah untuk melakukan banyak hal pada waktu yang sedikit dan menghindari stres karena hal itu dapat memicu marah.
9  Mencoba dengan gaya hidup yang sehat Memakan makanan yang sehat, rutin berolahraga dan istirahat yang cukup.
10  Belajar untuk berpikir dan mengekspresikan emosi yang positif Perlu disadari, kalau manusia memiliki kesalahan. Kemudian cobalah belajar
untuk menerima dan menyadari, kalau diri sendiri juga bisa salah dan akuilah itu.  Pada  beberapa  situasi  marah,  seseorang  mampu  meminta  maaf  dengan
setulus  hati,  begitu  pula  dengan  diri  sendiri  yang  harus  bisa  pula  untuk meminta maaf pada orang lain. Dimana memaafkan juga merupakan alat yang
dapat  mengurangi  marah,  meningkatkan  harga  diri  dan  memiliki  harapan untuk ke depannya Enright, dalam Bhave  Saini, 2009.
11  Bertindak seperti orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab Kemarahan banyak menghancurkan pernikahan. Daripada berkelahi, Mace et
al.  dalam  Bhave    Saini,  2009  menyarankan,  agar  mengakui  kemarahan,
Universitas Sumatera Utara
kemudian  kontrollah  atau  ringankanlah,  lalu  mintalah  pada  pasangan  untuk membantu  dalam  menguraikan  apa  yang  sudah  dilakukan  keduanya  dan
peduli  terhadap  tindakan  pasangan  yang  sudah  dilakukan  pada  situasi tersebut, yang berakhir dengan kesepakatan bersama.
12  Belajar untuk meminta maaf dan memaafkan Ada  beberapa  hal  yang  perlu  dilakukan  yaitu:  a  cobalah  untuk  melihat
situasi dari perspektif orang lain ketika merasakan marah; b ingatlah bahwa setiap  orang  punya  kesalahan  dan  hal  itu  merupakan  proses  bagi  seseorang
untuk belajar memperbaikinya; c temukan sebuah role model dari seseorang yang  telah  mampu  menangani  permasalahan  terhadap  keadaan  yang  sulit
dengan  kehidupan  yang  tenang  dan  bahagia,  dengan  menemukan  cara  yang dilakukannya  untuk  diterapkan  pada  diri  sendiri;  d  ingatlah  bahwa  apapun
yang ada pada dirimu  dapat  merubah dirimu dan  responmu pada orang lain, yang  memungkinkan  juga  dapat  merubah  respon  orang  lain  pada  dirimu.
Dimana marah tidak menyelesaikan terhadap situasi tertentu, justru berakibat sakit  yang  akan  berpengaruh  pada  diri  sendiri;  e  saat  seseorang  menyakiti
atau  salah  dan  merasa  menyesal,  tidak  ada  salahnya  untuk  dimaafkan. Menurut  Ohbuchi  et  al.  dalam  Bhave    Saini  2009,  menerima  maaf  dapat
mengurangi  agresivitas  dan  memperbaiki  kesan  terhadap  orang  yang memaafkan.  Bahkan  Holmes,  dalam  Bhave    Saini  2009  mengatakan,
permohonan  maaf  yang  tulus  sangat  efektif  untuk  mengurangi  marah;  f tidak  perlu  berteriak  dan  bersuara  keras,  karena  seseorang  akan  menjadi
asertif dan mau mengatakan alasan perilakunya  yang telah mengganggu;  g
Universitas Sumatera Utara
komunikasi yang keliru dapat menyebabkan banyak kesalahpahaman; h jika berdiskusi  dengan  tenang,  maka  memungkinkan  untuk  mendapatkan
pemecahan masalah karena tidak berespon marah. 13  Menghindari konflik
Sebelum  mengatakan  yang  tidak  pantas  berpikirlah  apakah  hal  itu  akan menyelesaikan masalah atau memperkeruh dan  janganlah sampai mengamuk
atau berkelahi saat menyatakan kritik, kekecewaan, marah atau tidak senang. 14  Jangan marah selama diskusi atau berdebat
Mencoba  mengubah  marah  dan  irrational  thought,  dengan  cara  yang  lebih rasional  dan  pikiran  yang  tenang.  Dimana  pada  anger  management  training
termasuk  di  dalamnya:  conceptual  reframing  atau  cognitive  restructuring, mengidentifikasi  stimulus  penyebab  dan  pelatihan  relaksasi  yang  berguna
untuk  mengurangi  ketegangan  fisik  akibat  marah  sehingga  tidak  menjadi agresivitas.  Kemudian  gunakanlah  pernyataan  yang  mengekspresikan
perasaan,  daripada  pernyataan  yang  menyalahkan  orang  lain.  Contohnya katakanlah:
“Aku  kecewa  karena  sudah  menjaga  kamarku  tetap  bersih  tapi kau berantakin, k
arena aku capek membersihkannya.” Daripada mengatakan: “Kau sangat jorok atau kau selalu membuat kamarku berantakan.” Selain itu
cobalah menerima setiap orang tidak seperti dirimu, tak ubahnya dirimu tidak akan  sama  seperti  orang  yang  dijumpai.  Maksudnya  jika  tidak  memaksakan
semua  orang  di  sekitar  akan  menyetujui  seperti  yang  diinginkan,  maka seseorang  tidak  akan  kecewa  dan  marah  saat  ada  beberapa  orang  lain  yang
tidak suka dengannya.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Efektivitas Anger Management Training untuk Menurunkan Agresivitas