4.2. Hasil Kategorisasi Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, ada dua skala yang digunakan yaitu skala CPRS Conduct Problem Risk Screen dan skala BAQ Buss-Perry Aggression
Questionnaire. Pada kedua skala tersebut, peneliti mengkategorisasikan subjek penelitian berdasarkan skor yang diperoleh menjadi lima kategori diantaranya:
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Akan tetapi syarat untuk subjek yang dipilih adalah, jika skornya tergolong pada tingkat sedang, tinggi dan
sangat tinggi saja. Menurut Azwar 1999, kategorisasi perlu dilakukan agar individu yang menjadi sampel penelitian dapat ditempatkan ke dalam beberapa
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Lebih jelasnya untuk mengetahui kategorisasi subjek
berdasarkan skor dari kedua skala, dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10. Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Skala Skala
Kategori KelompokEksperimen
Kelompok Kontrol Jumlah
Persentase Jumlah
Persentase CPRS
Sangat Tinggi 5
50 1
10 Tinggi
3 30
4 40
Sedang 2
20 5
50
BAQ
Tinggi 2
20 2
20 Sedang
8 80
8 80
4.3. Hasil Uji Asumsi
Dalam melakukan uji hipotesis, langkah awal yang perlu dilakukan peneliti adalah melakukan uji asumsi. Uji asumsi ini mencakup dua hal, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnorv, melalui program SPSS 18. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui data terdistribusi
dengan normal yaitu jika p 0,05, namun sebaliknya bila p 0,05 maka data tersebut dikatakan terdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dari
skala BAQ saat pretest diketahui p 0.031 0,05, maknanya berarti data diambil dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Akan tetapi Field 2009
mengatakan, menggunakan t-test masih memungkinkan untuk dilakukan, meski datanya terdistribusi tidak normal. Selain itu seperti diketahui bahwa dalam
menggunakan t-test tidak begitu sensitif, terhadap penyimpangan yang wajar asumsi distribusi normal Nurgiyantoro, Marzuki dan Gunawan, 2002.
Berbeda dengan hasil uji asumsi dari skala BAQ pada saat posttest diketahui p 0,200 0,05, maknanya berarti data diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Dalam hal ini kondisinya pada subjek kelompok eksperimen
sudah mendapatkan intervensi anger management training, sementara kelompok kontrol tidak mendapatkan intervensi. Akibatnya ada perubahan tingkat
agresivitas, yang dialami pada masing-masing kelompok. Dimana kondisinya pada kelompok eksperimen terjadi penurunan agresivitas, sedangkan kelompok
kontrol mengalami peningkatan agresivitas. Rangkuman dari hasil uji normalitas pada skala BAQ dapat dilihat pada tabel 11 berikut:
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Skala BAQ Periode
Kolmogorov-Smirnov Keterangan
Statistic df
p
Pretest 0,203
20 0,031
Tidak Normal Posttest
0,123 20
0,200 Normal
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan teknik Homogenity of Variance, melalui program SPSS 18. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui data
memiliki varians yang sama atau homogen yaitu jika p 0,05, namun sebaliknya bila p 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak homogen. Berdasarkan hasil uji
homogenitas dari skala BAQ saat pretest diketahui p 0,980 0,05, maknanya berarti variansi data pada tiap kelompok adalah sama atau homogen. Begitu pula
dengan hasil uji homogenitas dari skala BAQ saat posttest diketahui p 0,465 0,05, maknanya juga berarti kalau variansi data pada tiap kelompok adalah sama
atau homogen. Rangkuman dari hasil uji homogenitas pada skala BAQ dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Skala BAQ Periode
Levene Statistic p
Keterangan
Pretest 0,001
0,980 Homogen
Posttest 0,557
0,465 Homogen
4.4. Hasil Analisa Data
Setelah uji asumsi dilakukan dan terbukti bahwa data penelitian memenuhi syarat normalitas dan varians yang homogen, maka analisis data berikutnya untuk
menjawab hipotesis penelitian dapat dilanjutkan dengan uji t-test. Teknik yang pertama kali dilakukan adalah dengan Independent Sample t-test, yang bertujuan
untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat agresivitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil dari analisis data dengan
menggunakan teknik Independent Sample t-test pada skala BAQ saat pretest diketahui p 2-tailed = 0,365 0,05. artinya tidak ada perbedaan tingkat
Universitas Sumatera Utara
agresivitas antara kelompok eksperimen dan kontrol sebelum diberikan intervensi AMT Anger Management Training. Hal ini berarti tingkat agresivitas pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, saat sebelum diberikan intervensi AMT kondisinya sama. Secara rinci bila dilihat dari mean skor yang diperoleh,
pada kelompok eksperimen sebesar 55,10 dan kelompok kontrol sebesar 58,70. Adapun hasil analisis data dengan menggunakan teknik Independent
Sample t-test dari skala BAQ saat posttest diketahui p 2-tailed = 0,000 0,05, artinya ada perbedaan tingkat agresivitas antara kelompok eksperimen yang
diberikan AMT dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan AMT. Hal ini berarti, intervensi AMT efektif untuk menurunkan agresivitas. Secara rinci bila
dilihat dari mean skor yang diperoleh, pada kelompok eksperimen sebesar 29,60 dan kelompok kontrol sebesar 69,80. Rangkuman hasil Independent Sample t-test
pada skala BAQ dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
Tabel 13. Hasil Independent Sample t-test Skala BAQ
Periode Klp.
N Perlak
uan Mean
P 2-
tailed Mean
Differe nce
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pretest
KE 10
AMT 55,10
0,365 -3,600
-11,746 4,546
KK Tidak
29,60
Posttest KE
10 AMT
58,70 0,000
-40,200 -50,459 -29,941 KK
Tidak 69,80
Jika ditampilkan dalam bentuk grafik mengenai hasil perbedaan mean skor antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan teknik Independent Sample t-test pada
skala BAQ, dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Perbedaan Mean Skor Agresivitas KE dan KK
Selanjutnya teknik kedua yang akan dilakukan adalah dengan Paired Sample t-test, yang bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat
agresivitas di dalam satu kelompok yang sama. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik Paired Sample t-test dari skala BAQ pada kelompok
eksperimen diketahui p 2-tailed = 0,000 0,05, artinya ada perbedaan tingkat agresivitas pada kelompok eksperimen setelah mendapat intervensi AMT. Secara
rinci bila dilihat agresivitas dari mean skor pada kelompok eksperimen sebelum diberikan intervensi AMT sebesar 55,10 dan sesudah mendapat intervensi AMT
sebesar 29,60. Hal ini berarti agresivitas pada kelompok eksperimen, mengalami penurunan sesudah mendapat intervensi AMT. Bila dirata-ratakan penurunan
agresivitas pada kelompok eksperimen sebesar 25,5. Adapun hasil analisis data dengan menggunakan teknik Paired Sample t-
test dari skala BAQ pada kelompok kontrol diketahui p 2-tailed = 0,000 0,05,
55.1
29.6 58.7