9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Disruptive Behavior Disorders DBD
2.1.1. Pengertian Disruptive Behavior Disorders
Disruptive behavior disebut juga dengan perilaku yang tidak pantas atau inapproriate behaviors. Jika perilaku tersebut sering muncul, tidak hanya
hubungan seorang anak dengan sesama temannya saja yang terganggu, melainkan dengan orang dewasa ikut terganggu pula Matthys Lochman, 2010.
Sedangkan Schroeder Gordon 2002 menyatakan, disruptive behavior adalah bentuk perilaku yang negatif seperti mengamuk, merengek atau menangis yang
berlebihan, menuntut perhatian, tidak patuh, melawan, melakukan agresivitas yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, mencuri, berbohong,
merusak barang dan kenakalan delinquency. Mengacu pada DSM-IV-TR diagnostic and statistical manual of mental
disorders –fourth edition–text revision, disruptive behavior disorders merupakan
bentuk dari perilaku antisosial, yang terbagi menjadi dua kriteria yaitu conduct disorder CD dan oppositional defiant disorder ODD. Dimana ODD dan CD,
terpisah dengan attention deficithyperactivity disorder ADHD. Singkatnya, perilaku ODD tidak begitu parah dibandingkan CD, yang melakukan agresivitas
pada orang atau hewan, merusak barang, mencuri atau menipu Loeber, et al. dalam Mash Wolfe, 2005; American Psychiatric Association, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk perilaku ODD menunjukkan sikap yang tidak pantas diusianya yang terjadi berulang-ulang, seperti keras kepala, bermusuhan dan melawan.
Sementara perilaku CD, bentuk agresivitasnya sudah lebih parah yang terjadi berulang-ulang dan menetap, serta perilaku antisosialnya sudah membuat luka
atau melanggar hak-hak orang lain, baik secara fisik, perkataan kasar, mencuri, atau melakukan kerusakan Mash Wolfe, 2005. Perbedaan yang mendasar
antara ODD dengan CD bukan hanya dari tingkat keparahannya saja, melainkan juga dari perkembangan dan hirarki yang menghubungkan diantara keduanya,
bahwa gejala ODD sering muncul sebelum berkembang menjadi CD yaitu sebelum masa pubertas pada anak laki-laki Sutker Adams, 2002. Ketika
bentuk perilaku individu ada pada kedua kriteria untuk ODD dan CD, dalam hal ini dalam menentukan diagnosanya akan menjadi CD American Psychiatric
Association, 2000. Berdasarkan Mash Wolfe 2005; Schroeder Gordon 2002; Matthys
Lochman 2010; American Psychiatric Association 2000, kriteria diagnostik untuk perilaku ODD yang tertera di DSM adalah: merupakan bentuk perilaku
yang negativistik, bermusuhan dan melawan setidaknya terjadi pada 6 bulan terakhir, kemudian gejala yang muncul bisa 4 atau lebih seperti:
1 sering mengamuk. 2 sering membantah dengan orang dewasa.
3 sering melawan atau menolak untuk menuruti permintaan atau aturan dari orang dewasa.
4 sering mengganggu orang lain sesuka hatinya.
Universitas Sumatera Utara
5 sering menyalahkan orang lain atas kesalahan atau perilaku tidak pantas yang sudah dilakukannya.
6 sering tersinggung atau mudah terganggu dengan orang lain. 7 sering marah dan membenci.
8 sering iri hati atau membalas dendam. Adapun acuan kriteria diagnostik untuk perilaku CD seperti yang tertera di
DSM yaitu: pola perilaku yang melanggar hak-hak dasar orang lain atau tidak sesuai dengan norma sosial untuk seusianya, yang terjadi berulang-ulang dan
menetap, ditunjukkan dengan 3 gejala atau lebih pada 12 bulan yang lalu, setidaknya 1 gejala di 6 bulan terakhir diantaranya:
1 sering menggangu, mengancam, atau mengintimidasi orang lain. 2 sering memulai perkelahian fisik.
3 menggunakan senjata yang menyebabkan luka fisik serius seperti: dengan tongkat pemukul, batu bata, pecahan botol, pisau dan pistol.
4 melakukan kekejaman fisik pada orang lain. 5 melakukan kekejaman fisik pada hewan.
6 mencuri yang berhadapan dengan korbannya seperti: merampok, mengambil dompet, pemerasan dan menyamun.
7 memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual. 8 membakar sesuatu yang menimbulkan kerusakan serius dengan tujuan
mencari perhatian. 9 sengaja menghancurkan barang milik orang lain selain membakar.
10 merusak rumah orang lain, gedung atau mobil.
Universitas Sumatera Utara
11 sering berbohong untuk mendapatkan barang atau meminta pertolongan atau menghindari kewajiban seperti menipu orang lain.
12 mencuri sesuatu yang tidak berharga tanpa menghadapi korbannya seperti mencuri di toko tetapi tanpa merusak atau menyelusup dan pemalsuan.
13 sering keluar rumah pada malam hari meskipun orang tua melarang, berawal sebelum usia 13 tahun.
14 melarikan diri dari rumah selama semalam setidaknya dua kali saat tinggal dengan orang tua atau di rumah sebagai pengganti orang tua, atau sekali tanpa
pulang dalam waktu yang panjang. 15 sering bolos dari sekolah, berawal sebelum usia 13 tahun.
Kemudian Frick et al. dalam Schroeder Gordon, 2002, membuat klasifikasi mengenai disruptive behavior menjadi dua dimensi yaitu: 1 covert-
overt dan 2 destructive-nondestructive. Supaya memudahkan untuk memahami hal tersebut, dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Klasifikasi Perilaku Disruptive
Destructive
Menghancurkan barang Agresif
Mencuri Kejam
Main api Menyerang
Merusak Berkelahi
Berbohong Menindas
Kejam pada hewan Balas dendam
Covert Overt
Sakit hati Melawan
Bolos Mengamuk
Penyalahgunaan obat Tidak patuh
Melarikan diri Berdebat
Bergadang Mengganggu orang lain
Keras kepala Menentang orang dewasa
Mudah tersinggung Marah
Nondestructive
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa disruptive behavior disorders adalah bentuk perilaku negatif atau antisosial, dimana tindakan yang
dilakukan sudah tidak sesuai dengan norma sosial, yang terjadi secara berulang- ulang dan menetap, akibatnya tidak hanya merugikan pada diri individu itu sendiri
namun juga pada orang lain. Bahkan perilaku individu tersebut sudah melanggar hak-hak dasar orang lain dan sudah tidak pantas lagi untuk usianya.
2.1.2. Faktor-faktor Penyebab Disruptive Behavior Disorders