Deskripsi Lokasi Penelitian

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografi

Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15″ – 110 45` 35″ Bujur Timur dan 70` 36″ – 70` 56″ Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas perdagangannya.

Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan.

commit to user

menjadi lahan permukiman seluas 2.672,21 ha dan sisanya berturut-turut untuk jasa 428,06 ha, ekonomi industri dan perdagangan 383,51 ha, ruang terbuka 24 8,29 ha, pertanian 210,83 ha dan lain-lain 461,16 ha. Kota Surakarta terbagi dalam lima kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar kliwon, Jebres dan Banjarsari. Kelima kecamatan tersebut terdiri dari 51 kelurahan yang masing-masing kecamatan terdiri dari; Kecamatan laweyan 11 kelurahan, Kecamatan Serengan 7 kelurahan, Kecamatan Pasar Kliwon 9 kelurahan, Kecamatan Banjarsari 13 kelurahan, Kecamatan Jebres 11 kelurahan, dan ke-51 kelurahan tersebut terdiri dari 592 RW, 2.645 RT dan 129.380 KK.

2. Kependudukan

Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa, dimana jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu 257.279 perempuan dan 243.363 laki-laki. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya, yaitu sebanyak 157.438 jiwa (31,45%). Kemudian disusul Kecamatan Jebres sebanyak 27,9 persen dari total penduduk atau 138.624 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan laweyan dan Pasar Kliwon berturut- turut yaitu 86.315 dan 74.145 jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu Serengan sejumlah 44.120 jiwa dengan persentase 8,81 persen dari jumlah keseluruhan penduduk.

commit to user

kepadatan penduduk sangat tinggi, bahkan tertinggi di Jawa tengah yaitu 11.370 jiwa/km 2 . Hal tersebut menuntut pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi penduduk Kota Surakarta, belum lagi adanya kaum commuters yang jumlahnya tidak kalah banyak. Laju pertumbuhan Kota Surakarta selama periode tahun 2000-2010 mengalami penurunan yang signifikan yaitu 0,25 persen jauh dibawah angka laju petumbuhan Jawa Tengah yaitu 0,46 persen.

3. Potensi Wilayah

Kota Surakarta atau Solo ini merupakan kota yang terkenal akan budaya jawa yang sangat kental sekali, sehingga disebut sebagai kota budaya di Jawa Tengah yang memiliki slogan ““Solo The Spirit Of Java“. Kemajuan budaya sekaligus sector perekonomian di Kota Surakarta menjadikan Kota ini sebagai “cermin” bagi kota lainnya.

Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros, sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual. Seni dan pembatikan Solo menjadi pusat batik di Indonesia. Apalagi setelah resmi dibuka Kampung Batik Laweyan menjadi ikon area penuh dengan wisata batik dari proses pembuatanya sampai penjualannya. Pariwisata dan

commit to user

meningkatkan sektor ekonomi. Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur - sayuran dan bahan dasar protein harus bergantung daerah lain karena keterbatasan lahan. Secara kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan restoran, angkutan, dan komunikasi serta jasa. Terdapat beberapa industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga, kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan batik dan pakaian jadi yang hasilnya mencapai pasar internasional.

4. Kecamatan Banjarsari (Gilingan)

Gilingan adalah salah satu kelurahan di Surakarta yang padat aktivitas serta penduduknya. Nama Gilingan berasal dari “Gilingan Tahu”, yang dulu menjadi aktivitas utama ekonomi disini. Pasar legi, terminal, stasiun dan sekolah semua ada di sekitar Gilingan tersebut, tidak heran mobilitas di daerah ini sangat tinggi. Luas wilayah Gilingan adalah 1.272 Ha, dengan topografi tanah cocok untuk lahan pemukiman, perdagangan dan industri, Kondisi Demografi Kalurahan Gilingan yaitu mengenai penduduk berjumlah 21.638 jiwa.

Kelurahan Gilingan sendiri dikelilingi oleh beberapa wilayah lain dari Kota Surakarta, yakni Nusukan, Kestalan, Mangkubumen, Tegalharjo, Setabelan dll. Mobilitas yang tinggi di daerah gilingan menjadikan tempat

commit to user

Surakarta. Gilingan juga terkenal dengan banyaknya anak-anak jalanan di daerah tersebut, terlebih-lebih di lokasi sekitar Stasiun Solo Balapan, gerbong kereta barang, Terminal Tirtonadi dan di pasar gelap atau “blackmarket” . Anak-anak jalanan di daerah gilingan ini termasuk anak- anak jalanan yang terhitung masih mempunyai rumah, akan tetapi kebanyakan waktu mereka dihabiskan di jalanan. Keras dan liarnya kehidupan di jalanan bagi anak-anak, menyebabkan mereka rawan mendapatkan kekerasan, terlebih-lebih kekerasan seksual. Bahkan tidak dapat dipungkiri, mereka dengan lebih leluasa tereksploitasi seksual di bawah umur, karena bebasnya kehidupan di jalanan dan menjamurnya hotel-hotel atau losmen-losmn di samping dan belakang Stasiun Solo Balapan, maraknya salon “esek-esek” di daerah Gilingan.