14 Hasil Uji t

Tabel 4.14 Hasil Uji t

VARIBEL t-Statistik

0.0082 Signifikan pada α =5% D(INFLASI)

2.024047

0.0452 Signifikan pada α =5% INFLASI(-1)

-3.327831

0.0012 Signifikan pada α =5% D(LJUB)

0.634915

0.5267 Tidak signifikan pada α =5% LJUB(-1)

-3.292738

0.0013 Signifikan pada α =5% D(LKURS)

0.249299

0.8036 Tidak signifikan pada α =5% LKURS(-1)

-4.099648

0.0001 Signifikan pada α =5% D(SBI)

-1.382368

0.1694 Tidak signifikan pada α =5% SBI(-1)

-3.488306

0.0007 Signifikan pada α =5%

Sumber: Hasil Olahan data Eviews 3.0 Berdasarkan hasil pengolahan data melalui program Eviews 3.0 yang dijelaskan pada tabel 4.14 tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

1) Variabel Konstanta Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel konstanta sebesar 2,686476 dengan probabilitas 0,0082. Nilai t hitung >t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel konstanta berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

2) Variabel Inflasi Jangka Pendek Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

commit to user

2,024047 dengan probabilitas 0,0452. Nilai t hitung >t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel inflasi jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

3) Variabel Inflasi Jangka Panjang Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel inflasi jangka panjang sebesar - 3,327831 dengan probabilitas 0,0012. Nilai t hitung <t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel inflasi jangka panjang tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

4) Variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) Jangka Pendek Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel JUB jangka pendek sebesar 0,634915 dengan probabilitas 0,5267. Nilai t hitung <t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel JUB jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

commit to user

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel JUB jangka panjang sebesar - 3,292738 dengan probabilitas 0,0013. Nilai t hitung <t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel JUB jangka panjang tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

6) Variabel Nilai Tukar (KURS) Jangka Pendek Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel kurs jangka pendek sebesar 0,249299 dengan probabilitas 0,8036. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel kurs jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

7) Variabel Nilai Tukar (KURS) Jangka Panjang Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel kurs jangka panjang sebesar - 4,099648 dengan probabilitas 0,0001. Nilai t hitung <t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel kurs jangka panjang tidak berpengaruh

commit to user

derajat signifikansi 5%.

8) Variabel Suku Bunga SBI Jangka Pendek Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel suku bunga SBI jangka pendek sebesar -1,382368 dengan probabilitas 0,1694. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel suku bunga SBI jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

9) Variabel Suku Bunga SBI Jangka Panjang Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi ( α/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) = 123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung ) untuk variabel suku bunga SBI jangka panjang sebesar -3,488306 dengan probabilitas 0,0007. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

b. Uji F Uji F adalah uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

commit to user

dengan nilai F tabel atau membandingkan nilai probabilitasnya dengan derajat signifikansinya pada tingkat keyakinan 95% atau pada derajat signifikansi sebesar 5% ( α = 0,05). Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (F hitung >F

tabel ) atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% (p < 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Diperoleh F-statistic (nilai F hitung ) untuk semua variabel independen yaitu inflasi jangka panjang dan pendek, Jumlah Uang Beredar (JUB) jangka panjang dan pendek, nilai tukar (Kurs) jangka panjang dan pendek, suku bunga SBI jangka panjang dan pendek sebesar 2,772628 dengan probabilitas 0,005499 pada derajat signifikansi 5% dan dengan df (n-k, k-1) = df (132-9, 9-

1) = df (123,8), diperoleh F tabel = 1,94. Nilai F hitung >F tabel ini berarti semua variabel bebas atau independen yaitu inflasi dalam jangka panjang dan pendek, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam jangka panjang dan pendek, kurs dalam jangka panjang dan pendek, dan suku bunga SBI dalam jangka panjang dan pendek secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas atau dependen yaitu pertumbuhan ekonmi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

c. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi semua variabel independen. Koefisien determinasi (R 2 ) yang digunakan adalah R 2

yang telah memperhitungkan jumlah variabel independen dalam suatu model

regresi atau R 2 yang telah disesuaikan (adjusted R 2 ).

commit to user

0,109306 yang berarti 10,9306% variasi perubahan variabel pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variasi perubahan variabel Inflasi, JUB, KURS, dan SBI dalam jangka panjang dan jangka pendek. Sedangkan sisanya sebesar 89,0694% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

6. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan salah satu langkah penting untuk menghindari regresi lancung. Apabila dalam model persamaan tidak terkena masalah asumsi klasik, maka hasil regresi telah memenuhi kaidah Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Uji yang digunakan dalam pengujian asumsi klasik adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas merupakan suatu hubungan linear atau korelasi secara sempurna maupun tidak sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas adalah menggunakan metode Koutsoyiannis.

Tabel 4.15

Hasil Uji Koutsoyiannis untuk Mendetektsi Multikolinieritas

D(GROWTH) C D(INFLASI) 0.008217 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas D(GROWTH) C INFLASI(-1)

0.002497 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas D(GROWTH) C D(LJUB)

0.000930 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas D(GROWTH) C LJUB(-1)

0.000784 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas D(GROWTH) C D(LKURS)

0.004918 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas D(GROWTH) C LKURS(-1)

0.051621 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas D(GROWTH) C D(SBI)

0.017318 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas D(GROWTH) C SBI(-1)

0.003443 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas

Sumber : Hasil Olah Data Eviews 3.0

commit to user

independen memiliki nilai r 2 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan R 2 (r 2 <R 2 ). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen terbebas dari masalah multikolinearitas.

b. Uji Heterokedasitas Heteroskedastistias adalah sebuah gangguan yang muncul dalam regresi karena variasi yang tidak sama. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah Heteroskedastisitas, dilakukan uji ARCH test. Adapun hasil uji Heteroskedastistias dapat dilihat di bawah ini :