Berdasarkan persepsi masyarakat terhadap hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur transportasi, peningkatan produksi pertanian, peningkatan pemasaran
pertanian, air bersih dan sanitasi lingkungan, pendidikan dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah di
daerah penelitian telah berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian Sitanggang 2007 yang menyimpulkan bahwa persepsi
masyarakat setelah pelaksanaan program P2D di Kecamatan Jorlang Hataran sudah menunjukkan hasil yang cukup baik.
4.4. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah memberi manfaat terhadap masyarakat dan berpengaruh positif terhadap
pengembangan wilayah yang meliputi aspek ekonomi pendapatan dan kesempatan kerja masyarakat, aspek sosial peningkatan pendidikan dan kesehatan, dan aspek lokasi
menunjukkan keterkaiatan antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya yang berhubungan dengan transportasi, sarana produksi, maupun pemasaran.
Menurut Departemen Dalam Negeri 2001 kegiatan pembangunan wilayah merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka untuk
meningkatkan keterbukaan wilayah suatu daerah dan kemampuan memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal. Pembangunan wilayah harus dapat memberikan manfaat
optimal kepada masyarakat, melakukan efisiensi penggunaan sumber daya alam serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik.
Ketersediaan infrastruktur yang memadai sangat penting dalam perekonomian karena mampu mengefisienkan proses produksi dalam perekonomian. Semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
tingkat output perkapita, semakin tinggi pula produktivitas ekonominya. Dengan demikian, penyediaaan infrastruktur berperan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan distribusi pendapatan antar wilayah. Hal ini sejalan dengan penelitian Setyaningrum 1997 yang menyatakan
infrastruktur adalah bagian dari capital stock dari suatu negara, yaitu biaya tetap sosial yang langsung mendukung produksi. Stone dalam Kodoatie 2003 mendefinisikan
infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik,
pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.
Infrastruktur merupakan input penting bagi kegiatan produksi dan dapat memengaruhi kegiatan ekonomi dalam berbagai cara baik secara langsung maupun tidak
langsung. Infrastruktur tidak hanya merupakan kegiatan produksi yang akan menciptakan output dan kesempatan kerja, namun keberadaan infrastruktur juga memengaruhi
efisiensi dan kelancaran kegiatan ekonomi di sektor-sektor lainnya Hasil penelitian Yanuar 2006 menyatakan bahwa tingkat produktivitas tiap
infrastruktur dicerminkan oleh nilai elastisitas dari ketersediaan infrastruktur terhadap perekonomian. Semakin besar nilai elastisitas menunjukkan infrastruktur tersebut
semakin produktif meningkatkan perekonomian. Layanan infrastruktur yang buruk, dilihat dari kualitas dan kuantitasnya, berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi,
sebaliknya semakin efektif optimal layanan infrastruktur tersebut dimanfaatkan maka akan memberikan rate of return yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tipologi dan pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia KTI menunjukkan bahwa untuk wilayah KTI yang digolongkan
sebagai daerah tertinggal, kontribusi positif infrastruktur yang paling besar terhadap pertumbuhan output adalah berasal dari infrastruktur jalan, kemudian listrik dan
pendidikan. Sementara itu, variabel kesehatan dan otonomi daerah memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan output. Hal ini didasarkan pada teori bahwa kebutuhan
akan infrastruktur akan meningkat seiring dengan peningkatan kemakmurannya. Sehingga infrastruktur dasar akan memberikan produktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan infrastruktur lanjutan. Selain itu, dapat diduga juga bahwa penyebab nilai negatif pada pengaruh infrastruktur ini lebih disebabkan karena kualitas
dan kuantitas layanan yang rendah, sedangkan nilai negatif pada otonomi daerah lebih disebabkan karena kemampuan pemerintah daerah untuk menerapkan kebijakan.
Kontribusi dari setiap layanan infrastruktur terhadap pertumbuhan output perekonomian baik secara umum maupun sektoral berbeda. Besarnya kontribusi tersebut menentukan
infrastrutur apa yang tepat dilakukan dalam mengembangkan tiap sektor perekonomian Bulohlabna, 2008.
Selama ini pembangunan infrastruktur menjadi bagian integral dari pembangunan nasional. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Kegiatan
sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Ketersediaan sarana perumahan dan permukiman, antara lain air minum dan
sanitasi, secara luas dan merata, serta pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, infrastruktur mempunyai peran yang tak kalah pentingnya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Jaringan transportasi dan telekomunikasi
dari Sabang sampai Merauke serta Sangir Talaud ke Rote merupakan salah satu perekat utama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak lama infrastruktur diyakini merupakan
pemicu pembangunan suatu kawasan. Dapat dikatakan disparitas kesejahteraan antar kawasan juga dapat diidentifikasi dari kesenjangan infrastruktur yang terjadi diantaranya.
Dalam konteks ini, ke depan pendekatan pembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin penting untuk diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwa infrastruktur
transportasi berperan besar untuk membuka isolasi wilayah, serta ketersediaan pengairan merupakan prasyarat kesuksesan pembangunan pertanian dan sektor-sektor lainnya..
Di sisi lain, kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur yang meliputi transportasi, pelayanan air minum, dan penyehatan lingkungan, mengalami penurunan
baik kuantitas maupun kualitasnya. Berkurangnya kualitas dan pelayanan dan tertundanya pembangunan infrastruktur baru dapat menghambat laju pembangunan
nasional. Rehabilitasi dan pembangunan kembali berbagai infrastruktur yang rusak, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas baru akan menyerap biaya yang sangat besar sehingga
tidak dapat dipikul oleh pemerintah sendiri. Untuk itu, mencari solusi inovatif guna menanggulangi masalah perawatan dan perbaikan infrastruktur yang rusak merupakan
masalah yang mendesak untuk diselelesaikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN