Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selaras dengan perkembangan paradigma ilmu manajemen sumber daya manusia, bahwa faktor manusia dalam suatu organisasi merupakan aset yang sangat berharga. Peran karyawan sebagai salah satu unsur pendukung berjalannya roda organisasi harus dikelola dengan strategi yang tepat dan disesuaikan dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam organisasi yang bersangkutan. Kondisi ini merupakan suatu keharusan karena ketepatan pengelolaan karyawan akan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Pengelolaan karyawan yang tepat atau sesuai dengan kompetensi yang dimiliki juga menjadi keharusan bagi organisasi penyedia pelayanan publik. Pemberian pelayanan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh karyawan yang memiliki kemampuan yang baik dibidang jasa pelayanan yang disediakan. Bahkan citra buruk yang masih melekat pada sebagian besar pelayanan publik di Indonesia salah satunya dikarenakan masih kurang profesionalnya petugas pada organisasi pelayanan. Kenyataan ini menyadarkan kita semua akan perlunya pemberian perhatian yang khusus pada para karyawan khususnya yang bertugas langsung dalam penyediaan pelayanan publik. PT. Angkasa Pura Persero sebagai Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pegusahaan bandar udara di Indonesia menyadari betapa pentingnya peningkatan pelayanan Universitas Sumatera Utara tersebut, khususnya pelayanan kargo. Kargo adalah barang yang oleh pengirim diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udara dan di tempat tujuan diserahkan kepada penerima kargo. Perusahaan sejauh ini berusaha meningkatkan pengawasan barang keluar dan masuk darike terminal kargo demi keselamatan penerbangan itu sendiri misalnya melakukan pengecekan terhadap barang-barang berbahaya yang dilarang dimasukkan ke dalam kargo pesawat seperti senapan, senapan dan cairan kimia seperti cat, air keras dan bahan peledak dalam kargo pesawat. Untuk mewujudkan suatu perusahaan yang maju dan berkembang dibutuhkan banyak komponen. Komponen mutlak dari suatu perusahaan adalah produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Tetapi sebelum kita melangkah lebih jauh ada hal yang sering kali terabaikan yaitu sumber daya manusia. Sumber daya manusia inilah yang merupakan para pelaku dalam proses produksi dari suatu produk atau jasa, mereka adalah kreator dari produk- produk tersebut. Penekanan sumber daya manusia telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang dan juga di benua Asia, mereka menyadari sumber daya manusia adalah aset yang paling berharga. Bahkan di Jepang ada filosofi yang berbunyi made people before product. Manajemen sumber daya manusia berupaya untuk mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga dapat memuaskan sumber daya manusia dan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia menyangkut pengembangan dan peningkatan karier karyawan. Agar sumber daya manusia yang ada di perusahaan memberikan hasil yang maksimal Universitas Sumatera Utara perlu diperhatikan kepuasan dari karyawan tersebut, baik ditinjau dari segi materi maupun non materi. Dengan peranan manajemen manusia yang sesuai untuk perusahaan maka akan terjadi peningkatan produktivitas karyawan dan perusahaan. Dengan melihat kondisi pengelolaan saat ini masih ditemukan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan pelayanan maupun penerapan prosedur- prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Dunia Internasional oleh sebagian operator pelayanan yang ada, sehingga dapat menjadikan ancaman bagi keselamatan dan keamanan penerbangan. Sehubungan dengan akan beroperasinya Gudang Kargo Baru di Bandara Polonia Medan maka kami merasa terpanggil untuk memberikan masukan- masukan dalam rangka penataan dan pengelolaan pergudangan yang mengacu kepada peraturan pemerintah dan standard IATAICAO. Saat ini pengelolaan warehousing belum sepenuhnya mengacu kepada peraturan dan standard yang berlaku seperti: 1. KM 54 Tahun 2004, lampiran kepmen 54 tahun 2004 Bab VI no.10 a,b,c,d tentang Kargo, kiriman melalui jasa kurir dan kiriman Ekspress atau Pos. contoh: dengan kondisi yang ada masih memungkinkan beberapa barang kiriman Kargo tidak melewati pemeriksaan X-Ray dan prosedur Acceptance cargo. 2. KM 54 Tahun 2004, Bab V.1 Tentang Penetapan daerah terbatas Universitas Sumatera Utara Contoh: Pengirim atau penerima Cargo dengan bebas dapat berada di berbagai lokasi tersebut diatas dengan tidak mempunyai Pas Bandara yang berlaku. Hal ini disebabkan tidak semua pengelola Warehousing mempunyai bataspagar pengaman. 3. SKEP138VII1999 Dirjen Hubud, Bab III pasal 12 Tentang pelaksanaan kegiatan didaerah lingkungan kerja Bandar Udara diwajibkan menjaga kebersihan dan ketertiban serta keamanan dan fasilitas. contoh: Masih adanya pergudangan yang kumuh, perubahan fungsi gudang Kargo menjadi kegiatan lain menjadi tempat penyimpananperbaikan GSE, Menimbun BBM dan Oli. 4. IATA Standard Airport Handling Manual 8 Acceptance Procedure. contoh: Penerimaan Barang belum sesuai dengan Standard packing, Labelling, Marking,General Rules, Rating, Documen PTI dan SLI 5. ICAO Annex 18 dukumen ICAO 9284-AN905 mengenai barang-barang berbahaya. contoh: Penyimpanan barang-barang berbahaya 6. Civil Aviation Safety Regulation CASR Nomor 135 Subpart 135.213 Special Airworthiness dan Subpart 135.211 Certification and Operating Requirement for Commuter and charter Air Carriers serta Subpart 135.435 Transportation of Dangerous Goods Training contoh: Beberapa Operator Kargo belum memiliki petugas yang berlisensi DGR dan bersertifikasi Live Animal Regulation, Basic Cargo, Advance Cargo. Universitas Sumatera Utara 7. UU RI no 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan Bab V Pasal 43 Tempat Penimbunan Sementara Contoh: Beberapa Warehouse OperatorAirlines yang menangani Kargo Ekspor dan Impor, tidak memiliki izin TPS dari Bea Cukai Untuk masa yang akan datang, pengelolaan warehousing sebaiknya mengacu kepada peraturan seperti di bawah ini: 1. Pengelola warehousing harus mengaplikasikan semua peraturan pemerintah Antara lain KM 54 Tahun 2004, KM 14 Tahun 1989, SKEP138VI1999, Undang-Undang NO 10 Tahun 1995 Kepabeanan 2. Pengelola warehousing harus mengaplikasikan peraturan IATA AHM DGR, LAR, PER, TACT Rules, Airlines Procedure, Security Program, Cargo Handling Manual, Package Manual, International Message Procedure dan ICAO antara lain pada Annex 9,17,18. Atas dasar inilah maka penulis memilih judul “Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja pada Unit Bisnis Terminal Kargo — PT. Persero Angkasa Pura II Polonia Medan” untuk penulisan skripsi ini.

B. Perumusan Masalah