BAB 2 PERSPEKTIF TEORITIK
2.1 Gaya Hidup
2.1.1 Pengertian Gaya Hidup
Dalam Alwisol 2006:90 Adler menjelaskan “gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang
itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada”. Semua orang berpotensi untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan gaya hidupnya, artinya setiap orang memiliki
tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha superiornya dengan minat sosial, setiap orang melakukannya dengan
gaya hidup yang berbeda-beda. Chaney 1996: 92 mendefinisikan gaya hidup sebagai “cara-cara terpola dalam
menginvestasikan aspek-aspek tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik.” Pola-pola tindakan ini membedakan antara satu orang dengan orang lain,
yang mana gaya hidup merupakan identitas diri di dalam suatu masyarakat modern, hal ini meliputi bagaimana individu dikenal dan diakui keberadaannya oleh
masyarakat. Wujud pengakuan ini dapat berupa apresiasi terhadap aspek-aspek simbolik yang melekat pada tubuh individu, oleh karena itu gaya hidup merupakan
perwujudan seseorang di dalam lingkungannya menjadi alat untuk menentukan dari golongan manakah ia berasal.
Menurut Engel dkk 1990 :383 “Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana
orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang”. Hal itu meliputi bagaimana
seseorang menggunakan atau memanfaatkan waktunya serta uangnya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Adler dalam Chaplin 2009:491
“gaya hidup adalah cara seseorang individu menanggapi lingkungan dan kebutuhan atau
inspirasinya yang individual dan karakteristik sifatnya, konsep tersebut mencakup keseluruhan motivasi dan pola tingkah laku individu sepanjang hidupnya.
” Gaya hidup merupakan kerangka acuan yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan
konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Adler dalam Feist Feist 2008:70 “gaya hidup mengacu kepada warna
kehidupan seseorang mencakup tujuan pribadi, konsep diri, perasaan terhadap orang lain.” Bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat
berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya.
Gaya hidup seseorang terbentuk mulai usia empat sampai lima tahun, sejak itu pengalaman-pengalaman diasimilasikan dan digunakan sesuai gaya hidupnya yang
unik. Adler dalam Alwisol 2006 :96 berpendapat bahwa “keturunan memberi
kemampuan tertentu dan lingkungan memberi impresi atau kesan tertentu.”
Kemampuan-kemampuan dan kesan-kesan tertentu serta cara manusia mengalami dan menginterpretasi keturunan dan lingkungan adalah bahan yang dipakai untuk
membangun sikap terhadap kehidupan yang menentukan hubungan dengan dunia luar
. Hurlock 1980:213 mengatakan “remaja lebih banyak diluar bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh
teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat , penampilan dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga,” pada saat remaja cenderung memilih berteman
atau bergaul dengan sebaya, dengan seringnya mereka bersama dengan sebayanya dapat mempengaruhi sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik hereditas dan lingkungan objektif,
tetapi dibentuk oleh seseorang melalui pengamatan dan interpretasi terhadap keduanya.
Menurut Adler dalam Alwisol 2006:95, gaya hidup ditentukan oleh “inferioritas-inferioritas khusus yang dimiliki seseorang, dapat berupa khayalan atau
nyata .” Adler dalam Supratiknya mengemukakan bahwa “perasaan inferioritas
merupakan perasaan yang muncul akibat kekurangan psikologis atau sosial yang dirasakan secara subjektif maupun perasaan-perasaan yang muncul dari kelemahan
atau cacat tubuh yang nyata.” Perasaan inferoritas bersumber pada rasa tidak lengkap atau tidak sempurna dalam setiap bidang kehidupan sehingga gaya hidup itu
merupakan suatu bentuk kompensasi dari inferioritas atau kekurangsempurnaan tertentu. Gaya hidup dapat digunakan sebagai landasan untuk memahami tingkah laku
seseorang dan melatarbelakangi sifat khas seseorang. Berdasarkan rumusan
pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah suatu cara hidup yang didasarkan atas pola perilaku yang mudah dikenali berkaitan
dengan bagaimana orang hidup, bagaimana individu membelanjakan uangnya dan bagaimana individu mengalokasikan waktunya untuk mencapai tujuan khusus yang
telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada.
2.1.3 Aspek – Aspek Gaya Hidup